Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Duhok Irak: Kota di Lembah Gunung Batu yang Tandus

4 Agustus 2017   02:14 Diperbarui: 4 Agustus 2017   16:25 2001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi: suasana menjelang sunset di kota Duhok pada 03 Agustus 2017. Magrib pukul 19.18 waktu setempat.

Dahuk (dalam bahasa Kurdi dilafalkan D-u-h-o-k) adalah ibukota provinsi dan sekaligus nama provinsi paling utara di Irak, berbatasan dengan Turki. Dari kota Dahuk ke utara sekitar 55 km terletak Zakhu, kota terbesar kedua di utara Irak. Dari kota Zakho ke arah barat sekitar 10 km, terdapat crossing border "Ibrahim Khalil" antara Irak dan Turki.

Lagi-lagi, saya mengamati, dinamika lalu lintas di crossing border"Ibrahim Khalil" yang tampak sangat normal. Begitu juga lalu lintas antar kota Erbil-Dahuk, Dahuk-Zakhu dan Zakhu-crossing border. Di wajah para warga, tidak ada kesan ketegangan atau kepanikan, padahal Duhok ke arah selatan hanya berjarak sekitar 75 km ke kota Mosul (berdasarkan google.map).

Selain itu, dari Duhok yang berpenduduk sekitar 1,2 juta jiwa, juga terdapat crossing borderlain untuk menyeberang ke Suriah, di pisahkan Sungai Tigris, yang bernama check point Faysh Khabur (dalam ejaan latin bahasa Kurdi ditulis Peshabur), yang bisa ditempuh sekitar satu jam perjalanan darat ke arah barat laut dari kota Dahuk.

Dan seperti halnya di Erbil, kegiatan warga di Dahuk juga tampak sangat normal.

Saya main ke Pasar Dahuk tradisional. Berbagai kios menjajakan dan menawarkan berbagai penganan khas Kurdi. Dan seperti halnya pasar-pasar di wilayah perbatasan, di pasar Dahuk, pengunjung dapat membeli barang-barang asal Turki, bahkan dari Eropa, dengan harga relatif bersaing.

Dokumentasi pribadi: suasana normal di pasar Duhok pada Kamis, 03 Agustus 2017.
Dokumentasi pribadi: suasana normal di pasar Duhok pada Kamis, 03 Agustus 2017.
Tapi secara umum, dari segi suasana alam dan suhu udara,  kota Duhok tidak jauh beda dengan kota Erbil dan Sulaimania. Sepanjang perjalanan, mata dipuaskan dengan pemandangan gunung batu yang gundul dan tandus. Terasa kering. Apalagi hari ini, Kamis, 03 Agustus 2017, suhu mencapai di atas 45 derajat celcius. Panas menyengat.

Dari berbagai ikon kota di Duhok, ada satu titik yang paling menarik: sejak 2016, Amerika Serikat membuka American Universitydi kota Duhok. Hal ini menunjukkan bahwa di mata Amerika Serikat, Duhok diposisikan sebagai kota yang relatif aman dan memiliki nilai strategis yang diperhitungkan di masa depan. 

Sebab seperti diketahui American University hanya ada di beberapa negara Arab: Beirut Lebanon, Kairo Mesir, Eqaila Kuwait, Dubai UAE. Jangan-jangan pendirian American University di Duhok merupakan indikasi "dukungan pendahuluan" terhadap rencana Referandum di wilayah otonomi KRG (Kurdistan Regional Government), yang akan digelar pada 25 September 2017.

Kesimpulannya, di tiga provinsi utara Irak (Erbil, Duhok dan Sulaimania), yang menjadi wilayah kontrol kekuasaan otonomi KRG, kehidupan begitu normal, suasana kehidupan warga nyaris tak tersentuh oleh suasana ketegangan di Mosul, Baghdad dan juga Suriah. Dan saya belum menemukan alasan rasionalnya kenapa hal itu bisa terjadi.

Syarifuddin Abdullah | Dahuk Irak, 03 Agustus 2017 / 10 Dzul-qa'dah 1438H.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun