Awan Lenticular adalah fenomena alam,yang biasanya ditemukan di sekitar bukit atau gunung. Dikutip dari Wikipedia Awan Lenticular adalah awan stasioner yang sebagian besar terbentuk di troposfer,biasanya sejajar tegak lurus dengan arah angina. Mereka sering sebanding dengan penampilannya denga lensa atau piring. Awan nacreous yang terbentuk di stratosfer bawah bawah kadang-kadang berbentuk lenticular.
      Para ahli menyebutnya awan lentikularis atau altocumulus lenticularis,sedangkan orang Jawa biasa menyebut awan caping gunung,karena bentuknya seperti caping yang terletak di atas gunung. Caping adalah topi khas petani yang biasa digunakan petani saat di sawah. Awan lenticular terbentuk akibat adanya pusaran angin di puncak dan pergerakan udara di kawasan pegunungan.
      Dikutip dari belajartop.com Awan lenticular dapat dibedakan menjadi Altocumulus Standing Lenticularis (ACSL), Stratocumulus Standing Lenticularis (SCSL), dan Cirrocumulus Standing Lenticularis (CCSL). Awan ACSL biasanya terbentuk di dataran rendah,SCSL biasanya terbentuk di dataran dengan tingkat ketinggian  menengah. Sedangkan CCSL biasanya terbentuk pada dataran yang lebih tinggi daripada atmosfer.
      Awan Lenticularis memang indah namun bagi dunia penerbangan dan para pendaki,awan lenticular dianggap mematikan. Bagi para pendaki gunung hembusan angin menjadi momok hipotermia,sedangkan untuk dunia penerbangan dapat menghasilkan turbulensi yang disebabkan oleh faktor gelombang gunung yang menyebabkan pesawat terguncang hingga bisa kehilangan altitudenya dengan cepat.Â
Peneliti meteorology di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Erma Yulihastin mengatakan,gelombng gunung merupakan  suatu sistem gelombang yang tampak di atmosfer dan terbentuk di atas angin yang arahnya menabrak suatu hambatan atau penghalang berupa gunung.
      Keberadaan awan bertopi ini bisa memicu kondisi cuaca ekstrem dan berbahaya. Seperti hujan deras orografis merata yang terjadi di bagian belakang sisi gunung,CAT,dan angina yang menuruni lereng. Badai angin tersebut biasanya dikenal dengan sebutan angin bahorok atau angin kumbang. Awan Lentikular pernah menyelimuti beberapa gunung di Indonesia seperti Gunung Lawu,Gunung Arjuno,Gunung Sumbing,Gunung Merapi, dan Gunung Rinjani.
       Jadi,fenomena awan lenticular untuk beberapa orang dianggap hal yang luar biasa namun untuk para ahli fenomena ini adalah hal biasa dan sudah wajar,apalagi di dunia penerbangan. Keberadaan awan lenticular ini memang menarik karena bentuknya yang seperti piring namun kita harus mewaspadainya karena kita tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI