Mohon tunggu...
SA_LIA KUSUMANING TYAS
SA_LIA KUSUMANING TYAS Mohon Tunggu... Lainnya - Lia Kusumaning Tyas

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Manifestasi Interkoneksi Sosial Masyarakat Paseban, Bayat, Klaten dalam Tradisi Sadranan

17 Januari 2021   07:10 Diperbarui: 17 Januari 2021   07:41 942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tradisi sadranan diikuti masyarakat dari berbagai usia, bahkan masyarakat dari daerah lain juga turut andil meramaikan. Rata-rata pengunjung dari daerah Semarang, sebab merupakan tanah kelahiran Sunan Pandanaran sekaligus telah dikenal masyarakat semarang dan sekitarnya. Sehingga akan memicu interaksi sebagai wujud dari sifat manusia sebagai makhluk sosial.

Untuk menuju puncak bangunan harus melewati ratusan anak tangga, setelah sampai dipelataran akan menemui beberapa makam yang merupakan makam dari pengikutnya. Puncak paling atas merupakan bangunan paling suci sebagai makam Sunan Pandanaran serta istri-istri dan kerabat dekatnya.

Selain sebagai tempat ziarah, situs ini juga dikelola sebagai wisata religi untuk mencari ketenangan batin karena kuatnya aura spiritual dan lingkungan sekitar yang mendukung dengan banyaknya pepohonan rindang yang menghasilkan oksigen.

Ada 2 gentong yang berada didekat gapura makam yang diberi nama gentong Sinogo. Gentong ini memiliki daya tarik sendiri bagi pengunjung, karena terdapat keyakinan bahwa air yang ada digentong tersebut dapat membawa berkah serta dapat menyembuhkan segala penyakit. Biasanya pengunjung akan menyempatkan waktu untuk meminum ataupun hanya membasuh muka dengan air yang ada digentong ini.

Semakin banyaknya pengunjung yang datang baik akan berziarah ataupun hanya ingin mendekatkan diri kepada Tuhan dapat menjadi ladang penghasil pundi-pundi bagi masyarakat sekitar. Karena mata pencaharian masyarakat sekitar adalah petani dan pedagang maka disediakanlah fasilitas bagi pengunjung seperti tempat makan, masjid, tempat parkir, tempat pembelian oleh-oleh baik itu camilan khas dan segala macam cindera mata.

Manusia tak akan pernah luput untuk bersosialisasi dengan manusia lain, karena sejatinya mereka merupakan mahkluk sosial yang saling membutuhkan. Dalam tatanan masyarakatpun juga tak terelakkan adanya keterkaitan dengan agama sebagai pegangan menjalani kehidupan duniawi.

Sedangkan agama sendiri memiliki hukum, nilai, dan ajaran yang akan melahirkan sebuah kebudayaan yang heterogen sesuai daerah masing-masing tergantung berakulturasi dengan siapa, apa, dan bagaimana budaya saling melengkapi dan mempengaruhi.

Pola interaksi yang muncul menjadi makna tersendiri bagi masing-masing orang. Banyaknya persoalan kehidupan yang memaksa kita mau tak mau harus beinteraksi dengan yang lain. Kebutuhan rohani maupun jasmani yang melingkupi masyarakat umum menjadi faktor penyebabnya

Dengan adanya tradisi ini sebagai salah satu media yang mempertemukan berbagai sistem masyarakat dan diharapkan mampu membuka mata dan hati manusia akan pentingnya bersosialisasi dengan orang lain. Serta dapat menjadi model interkoneksi sosial dalam masyarakat luas.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun