Mohon tunggu...
Satto Raji
Satto Raji Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Worker for Photograpy, Content Writer, Sosial Media,

Belajar Untuk Menulis dan Menulis Untuk Belajar

Selanjutnya

Tutup

Bola

Indonesia Vs Kamboja Punggawa Timnas Mengecewakan

24 Agustus 2017   21:00 Diperbarui: 26 Agustus 2017   16:01 1035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Feri Setiawan, Bola/Kompas.com

Keberhasilan tim nasional sepak bola u-22 menembus semifinal sea games patut untuk di apresiasi. Dengan kerjasama yang baik, kompak, militan, semangat juang yang terus terjaga membuat tim besutan Luis Mila ini begitu trengginas.

Sayangnya kekompakan dan cara bermain mereka yang baik dilapangan tidak di imbangi sisi psikologis yang mumpuni. Gampang terpancing emosi, punggawa timnas mengecewakan (saya).

Dilihat dari 3 pertandingan terakhir, Garuda Muda seakan-akan kesulitan mengontrol emosi dan cenderung beringas. Padahal, lawan kita Timor Leste yang di atas kertas skill anak-anak muda kita lebih baik tapi nyatanya Garuda muda pun mudah terpancing.

Dampaknya saat melawan Vietnam, Indonesia harus berjuang ekstra menahan gempuran untuk menuai hasil seri dan menjaga asa untuk lolos dari kualifikasi group.

Puncaknya adalah melawan Kamboja, di pertandingan sepanjang 110 menit disaat kita sudah unggul 2-0 pasukan Luis Mila seakan tak kuasa menahan emosi.

Pertandingan yang terpaksa saya tonton via live streaming karena antena tv yang kurang maksimal sehingga menyebabkan layar tv saya jadi lebih banyak semut dari pada pemainnya. Untungnya kuota internet XL masih banyak jadi gak takut live streaming 2 babak.

Balik lagi kepertandingan.

Sebenarnya cukup aneh, disaat kita sudah unggul dan memastikan lolos ke semifinal Sea Games 2017, kenapa justru kita tidak dapat menahan emosi. Ini gak masuk logika.

Dan akhirnya di penghujung pertandingan, alih-alih merayakan keberhasilan menembus semifinal bersama suporter yang hadir di stadion, Bima Sakti sang asisten pelatih malah terlihat sibuk melerai anak asuhnya agar tidak terlibat bentrok lebih jauh dipinggir lapangan.

Dan yang lebih di sayangkan, adalah official dari kamboja yang terlihat ikut memprovokasi dan terlibat baku hantam bukannya melerai. 

Perlu jadi pertimbangan untuk Luis Mila dan tim pelatih untuk mencari sosok kapten yang bisa jadi pengayom di tengah lapangan.

Jujur, Hansamu tidak pantas jadi kapten timnas merujuk dari 4 pertandingan penting sekelas Sea Games.

Hansamu bermain baik, bahkan bisa dibilang sempurna menjaga pertahanan Indonesia. Tapi kepemimpinannya kurang bisa di andalkan untuk menjaga emosi rekan-rekannya.

Sebagai kapten Skill Hansamu sudah diatas rata-rata, tapi dia harus bisa menjaga emosi. Karena begitu sang kapten terpancing emosi, maka rekan-rekan yang lain akan sangat mudah tersulut emosi juga. 

Dan itu terlihat di pertandingan terakhir melawan Kamboja, yang menyebabkan Hansamu terkena akumulasi kartu kuning dan tidak bisa bermain saat melawan Malaysia, ini jadi kerugian yang sangat besar bagi timnas u-22.

Siapapun nanti yang menjadi kapten Garuda Muda, belajarlah dari Bima Sakti. Jenderal lapangan tengah yang bisa diandalkan dan bisa menenangkan rekan-rekannya di lapangan tanpa harus ikut tersulut emosi.

Semangat terus Garuda Muda, berikan kado terindah untuk 72 tahun Ibu Pertiwi.

Bermain Cantik penuh semangat dan buat rakyat seluruh Indonesia bangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun