Mohon tunggu...
Satto Raji
Satto Raji Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Worker for Photograpy, Content Writer, Sosial Media,

Belajar Untuk Menulis dan Menulis Untuk Belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pola Pendidikan ala Maria Montessori

11 April 2017   12:04 Diperbarui: 11 April 2017   19:30 1174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menurut saya itu wajar, karena anak di 5 tahun pertama punya keterbatasan dalam memahami bahasa verbal atau lisan.

Mereka lebih cepat menerima stimulasi secara fisik atau sentuhan. Itulah kenapa anak-anak terlihat senang melakukan aktifitas fisik/bermain.

Biarkan mereka mencoba sesuatu yang baru, merasakan stimulasi yang mereka dapat dengan kesadaran penuh dan kita sebagai orang dewasa baiknya hanya mengawasi mereka.

Contoh, saat si kecil kesulitan memakai sepatu sendiri. Biarkan mereka melakukan sendiri, kita jangan memotong proses kreatif yang sedang mereka jalanin dalam memakai sepatu. Terlepas pada akhirnya si kecil salah memakai sepatunya.

Terkadang, kita sebagai orang dewasa ingin mengambil jalan pintas dengan langsung menunjukkan mana yang benar. Padahal tanpa disadari anak-anak juga butuh mengetahui bahwa apa yang mereka lakukan itu salah berdasarkan pengalaman mereka sendiri.

Yang sulit adalah saat di Taman Kanak-Kanak (TK), pendidikan kita mayoritas masih satu arah. Guru di depan kelas langsung menunjukkan mana yang baik dan benar tanpa dikasih kesempatan agar si anak secara mandiri menemukan kebaikan dengan caranya sendiri, sambil tentunya terus diawasi oleh guru yang mendampingi.


Pola belajar mandiri inilah yang diterapkan oleh Maria Montessori, tokoh pendidikan dari Italia. Menurutnya setiap anak dilahirkan dengan potensi luar biasa, tinggal bagaimana orang dewasa menstimulasi kelebihan mereka.

Di Indonesia sudah banyak sekolah yang menerapkan konsep dari Montessori ini, salah satunya Ceria Montessori. Sekolah yang berada di jalan sinabung 2 no.1 Jakarta selatan, sejak tahun 1996 sudah menerapkan filosi Montessori secara utuh dan menyeluruh.

Di Ceria Montessori kegiatan belajar memang dilakukan secara mandiri, guru tidak mengajar didepan kelas.

Justru guru yang akan menghampiri meja para siswa, sementara para siswa bisa memilih topik pelajaran apa saja yang mereka suka. Walau ada sejumlah kegiatan belajar yang wajib dipelajari dalam sehari, tapi para siswa dibebaskan untuk memilih mana yang mau mereka pelajari terlebih dahulu.

Dengan fasilaitas pendukung dan pengawasan guru yang baik, siswa-siswa di Ceria Montessori bebas belajar sesuai minat mereka sehingga kepribadian mereka terbentuk. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun