Mohon tunggu...
Saut H Aritonang
Saut H Aritonang Mohon Tunggu... -

ILO conference for trade unionist, human right activist, consultant for industrial relation harmony.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kultus, Selalu Disenangi

21 Oktober 2018   13:22 Diperbarui: 21 Oktober 2018   13:40 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Kultus adalah menghormati secara berlebihan, dan di lakukan kepada seseorang yang di anggap memiliki ketokohan.

Tapi di dalam "dunia moderen" seperti saat ini, di mana media komonokasi: baik media main stream (kaca atau tulis = tv, koran majalah dan lain sebagai nya), atau media sosial (fb, twitter, internet, youtube dan lain sebagai nya), kultus dapat di rekayasa sehingga "orang yang mendapat kultus" bisa "orang brengsek dan lain sebagai nya", bisa "si pengkultus" adalah orang yang "dapat diperdaya = orang yang kurang pendidikan".

Di indonesia ("kita melihat dari gambaran si pengkultus"), menurut biro pusat statistik yang dilansir di surat kabar bahwa tingkat pendidkan penduduk indonesia slta sampai dengan tak terdidik dalam kisaran 67%.sungguh angka ini sangat "menggiurkan" untuk terjadi nya kultus di maksud.

Tinggal lagi derasnya informasi yang akan di. lansir dan/atau dikanalisir dalam pembentukan kultus atas design yang akan di capai. Tapi jelas gambaran persentasi di atas adalah lahan empuk dan menggiurkan untuk terjadi nya kultus.

Kita bisa melihat para pemimpin indonesia yakni: soekarno, soeharto, bj habibie, abdurchman wahid, megawati, soesilo bambang yudhoyono, joko widodo seluruh nya adalah pemimpin yang gagal dalam meng-implementasi "PREAMBULE UNDANG UNDANG DASAR 17 AGUSTUS 1945 beserta batang tubuh nya", hampir seluruhnya menafsir dan mempersekusi preambule dan batang tubuh konstitusi NKRI, dan mereka terus "di lindungi" oleh KULTUS BY DESIGN media itu.

Dan rakyat kehilangan jatidiri nya dan Harus bertekuk lutut kepada aturan main yang tidak terasa adalah  alat yang di ddesign "si tokoh" untuk meniadakan kedaulatan nya yang telah TERAMPUTASI.

Akan kah kultus by design itu luntur dan hilang...?. Kelihatan nya belum tentu, karena 73 tahun indonesia merdeka dan sudah kehilangan 1 provinsi (timor timur), dan mungkin tambah 1 lagi (papua) tingkat pendidikan yang masih mayoritas rendah dan anggaran program pendidikan yang 20% masih terus diusaha usahakan agar tercapai dan pendidikan masih sebagai barang mahal atau gambaran kemahalan.

Jadi boleh di kata bahwa negara kesatuan republik indonesia adalah suatu negara yang merdeka dari perjuangan, semangat serta pengorbanan tapi kepemimpinan nya selalu bernostalgia akan kedikdayaan kerajaan - kerajaan zaman pra kemerdekaan yang gemar dan senang saling menganeksasi dan atau kedigdayaan zaman penjajahan belanda yang dilakoni oleh kamar dagangnya yaitu VOC. Risalah ini kemungkinan yang selalu menggoda para pemimpin itu, sehingga KULTUS BY DESIGN menjadi KEGEMARAN TERSENDIRI, dan terus menjadi mode para pemimpin dalam mempertahan kan dan menambah jadwal periode kekuasaan nya ... ah apancasila .... ah asusila 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun