Mohon tunggu...
Sobran Holid
Sobran Holid Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pelaku usaha yang mengharapkan Indonesia lebih ramah terhadap rakyat kecil. toko onlinehttps://www.bukalapak.com/u/holids https://www.bukalapak.com/u/holids jangan lupa mampir bagi kompasianer dan pembaca yang membutuhkan sparepart motor .

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Rentenir Berjubah Koperasi

23 November 2011   10:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:18 5645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Koperasi  yang harusnya menjadi  pondas idan harapan masyarakat kok akhir-akhir ini berubah menjadi  tempat pelegalan rentenir dan menghisap ekonomi rakyat bawah. Sampai saat ini hanya koperasi lembaga selain bank yang bisa melakukan simpan pinjam selain bank.   Sudah barang tentu kemudahan yang diberikan oleh undang-undang terhadap keluwesan koperasi menjadi ajang pembenaran dan pelegalan watak ekonomi rentenir. [caption id="attachment_145336" align="alignnone" width="600" caption="poto inilah com"][/caption] Banyak para pemodal mendirikan koperasi a agar mereka bisa menyalurkan kredit dengan bunga sesuka mereka tanpa perlu mengikuti peraturan dan standar Bank. Tidak heran dengan sarat yang mudah,  banyak KSP menjelma menjadi lembaga keuangan bukan berasal dari iuran anggota atau hasil pemupukan modal, tapi dari para pemodal yang sengaja menanamkan  modal agar uangnya bisa berputar dengan margin yang tinggi. Berbekal kemudahan persaratan banyak  banget para pedagang dan ibu-ibu rumah tangga terjerat rentenir berjubah koperasi. Tumbuhnya  rentenir berjubah koperasi ini  juga pada dasarnya memang ada pasarnya.   Terkadang dalam hidup banyak keluarga ekonomi lemah  berada posisi sangat sulit keuangan, dan biasanya ini menjadi pembenaran  untuk meminjam kekoperasi berjubah rentenir. Bahkan karena keadaan yang memaksa, banyak para pedagang kecil harus meminjam "KSP rentenir " karena memang  keterbatasan akses kelembaga keuangan, baik karena  legalitas usaha  maupun agunan. Menurut Sinaga deputi menteri koperasi dan UKM saat ini KSP (koperasi simpan pinjam) sudah menyalurkan kredit hamper 10 Triliun pada saat acara konsolidasi lembaga keuangan bank dan non bank di Bandung, ini menjadi sebuah pertanyaan bagi kita, seberapa banyak KSP-KSP itu memenuhi nilai-nilai koperasi, dan berapa banyak dari total keredit itu yang disalurkan oleh KSP yang berjubah rentenir. Jangan sampai nilai luhur koperasi dikotori oleh-oleh para segelintir orang untuk mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa peduli  para korban yang terus berjibaku dan memeras keringat hanya untuk membuat kaya para pemilik modal KSP. Kesuksesan KSP yang berjubah rentenir ini disamping didukung oleh system pemasaran yang terbuka bahkan ada yang memasang iklan dimedia massa, juga didukung oleh para kolektor yang berwajah dan berprilaku garang tanpa perasaan, semuanya langsung sikat barang yang ada dan anpa toleransi. Bunganya ngak kira-kira, dari 10-45 % perbulan. JIka pinjam Rp 1 juta dengan model bayar harian, maka dengan tenor 40 hari , cicilan/hari adalah 40 ribu.  Total uang yang dibayarkan menjadi Rp 1,6 juta.   Jika ada yang macet  maka akan berlaku bunga-berbunga tanpaa ada kemungkinan disetop atau ditoleransi. Misalnya mamat warga lembang, hutang yang hanya 5 juta dalam  14 bulan mennjadi Rp 17,261.369 , akhirnya mamat harus menutup hutangnya dengan menjual tanah . Begitu juga Yunaidi, warga rancaekek, nasibnya lebih naas, satu demi satu hartanya terjual untuk menutup bunga pinjaman dari KSP  sampai akhirnya  semuanya habis dan hutang tak kunjung berkurang  begitu juga dengan bunganya. Saya kira, pihak departemen Koperasi  dan BI (Bank Indonesia)harus memperhatikan ksp-ksp berekdok rentenir .  Perlu regulasi yang jelas, berapa bungga tertinggi yang bisa diberikan ksp walaupun itu kredit mikro.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun