Mohon tunggu...
Rizka Khaerunnisa
Rizka Khaerunnisa Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Mengumpulkan ingatan dan pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Umur 23 Tahun, Kamu Udah Ngapain Aja?"

27 Maret 2021   10:21 Diperbarui: 27 Maret 2021   15:03 4152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi umur 23 tahun | Foto oleh Gareth Ford (flickr.com/photos/gareth_ford)

Seolah-olah nyanyian itu merupakan mantra untuk dirinya sendiri. Soal mantranya manjur atau tidak, hanya dirinya sendiri yang tahu.

Sejak lulus SMA beberapa tahun lalu hingga menginjak usia awal 20-an, tetangga saya itu masih menganggur. Tentu saja, ia berusaha melamar pekerjaan, namun jalan yang dilalui tak selalu mulus.

Baca juga: Ghosting dan Hal-hal yang (Rasanya) Tak Selesai

Selain tetangga saya dan diri saya sendiri, masih ada ribuan hingga jutaan generasi Z dan milenial yang bergumul dengan asam-pahitnya kehidupan.

Ada yang di usia 25 tahun belum lulus kuliah dan terancam DO, ada yang di usia 21 tahun sudah dituntut bekerja serabutan dan ngga sempat merasakan duduk di bangku PTN/PTS, ada yang di usia 26 tahun masih nganggur, ada yang di usia 28 tahun masih setia melajang atau ngga pernah punya pengalaman seperti apa rasanya pacaran itu, dan itu semua sah-sah saja.

Kalau kata pepatah abad 21, "Hidup itu bukan balapan. Selow aja. Start setiap orang beda-beda."

Menyinggung generasi Z dan milenial, saya menduga kalau yang nge-tweet soal Awkarin dan umur 23 itu, ya, hulunya dari kedua generasi tersebut. Ini bukan tanpa alasan. Soalnya, struktur kependudukan Indonesia dalam periode belakangan didominasi oleh generasi Z dan milenial cum sejak 2020 kita menghadapi pandemi yang berujung pada kelesuan ekonomi.

Bayangin aja, menurut data BPS tahun 2020 (dikutip dari Harian Kompas) ada sekitar 191 juta penduduk usia produktif (15-64 tahun). Sementara yang belum produktif (0-14 tahun) ada 16 juta jiwa dan penduduk yang sudah tidak produktif (65 tahun ke atas) berjumlah 63 juta jiwa.

Generasi Z (1997-2012) dan milenial (1981-1996) termasuk dalam usia produktif. Kalau ditotal, kedua generasi ini berjumlah 144,31 juta atau lebih dari separuh total penduduk. Namun ironinya, akibat pandemi angka pengangguran didominasi oleh kedua generasi ini. Kalau dirinci, kelompok usia 20-24 tahun ada 2.756.019 yang menganggur, disusul kelompok usia 15-19 tahun ada 1.624.465 orang.

Besarnya proporsi usia produktif itu sebetulnya bisa dimanfaatkan Indonesia untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan angka kesejahteraan. Diperkirakan pada 2030-2040 Indonesia diprediksi akan mencapai puncak bonus demografi, itu pun dengan syarat Indonesia bisa bangkit dari efek pandemi disertai dengan kebijakan pemerintah yang tepat guna.

Dalam situasi kelesuan ekonomi seperti sekarang dan sebagai generasi milenial medioker, saya pun jadi ikut cemas, bisakah kita semua melewati aral ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun