Mohon tunggu...
Elisabeth Yulia Nugraha
Elisabeth Yulia Nugraha Mohon Tunggu... Dosen - Dokter Hewan, Dosen Peternakan Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng

Berprofesi sebagai dokter hewan selain itu juga menjadi dosen di Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Biosekuriti: Manajemen Pencegahan Penyakit pada Ternak

26 Januari 2023   23:38 Diperbarui: 5 Februari 2023   22:34 855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://ahdb.org.uk/Contents/Item/Display/53637

Pencegahan penyakit sangat penting dilakukan untuk menguragi risiko penyebarannya. Tindakan pencegahan jika dilakukan dengan optimal maka ternak  dapat hidup dengan baik. Serangan penyakit infeksius maupun non-infeksius merupakan salah satu penyebab utama kegagalan produksi dan reproduksi ternak. Kerugian ekonomis dalam usaha peternakan sering disebabkan oleh penyakit. Penyakit mengakibatkan tingginya angka mortalitas dan morbiditas, sehingga terjadi penurunan laju pertumbuhan, biaya pengobatan meningkat, dan gangguan keberlangsungan produksi.  Hal yang perlu diketahui peternak yakni pengetahuan tentang pencegahan penyakit terutama penyakit yang lazim atau penyakit yang sering muncul di areal peternakan. Tindakan pencegahan penyakit bertujuan untuk menghindarkan ternak dari infeksi oleh agen penyakit seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit. 

Biosekuriti merupakan upaya pertahanan pertama untuk mencegah dan mengendalikan semua kemungkinan penyebaran penyakit. Biosekuriti berasal dari kata bio (hidup) dan security (perlindungan/pengamanan). Biosekuriti adalah jenis program yang dirancang untuk melindungi atau mengamankan suatu kehidupan ternak. Arti sederhananya membuat kuman atau agen penyakit jauh dari tubuh dan atau melindungi ternak jauh dari kuman atau penyakit. Biosekuritas merupakan suatu sistem untuk mencegah penyakit baik klinis maupun subklinis, yang berarti sistem untuk mengoptimalkan produksi ternak secara keseluruhan dan merupakan bagian untuk mensejahterakan hewan (animal welfare). Adapun tujuan dari dilakukan biosecurity yakni:

  • Sebagai garis pertahanan pertama terhadap penyakit
  • Untuk mencegah masuknya organisme penyebab penyakit (pathogen) dari luar ke dalam peternakan
  • Untuk melindungi ternak dari berbagai penyakit berbahaya yang tidak ditemukan di wilayahnya (penyakit eksotik)
  • Memisahkan ternak dari bibit penyakit dan sebaliknya
  • Adanya jaminan risiko bagi konsumen terhadap produk yang dihasilkan,  
  • Adanya jaminan keamanan dalam lingkupan   hidup   dan   sustainability   usaha
  • Adanya jaminan terhadap tidak adanya risiko penyakit zoonosis khususnya bagi karyawan.

Komponen utama biosekuriti terdiri dari:

1.   Isolasi

Sumber: https://www.hipra.com/ko/biosecurity-tips-cattle-farms
Sumber: https://www.hipra.com/ko/biosecurity-tips-cattle-farms

Isolasi merupakan suatu tindakan untuk mencegah kontak diantara hewan pada suatu area atau lingkungan. Tindakan yang paling penting dalam pengendalian penyakit adalah meminimalkan pergerakan hewan dan kontak dengan hewan yang baru datang. Tindakan lain yaitu memisahkan ternak berdasarkan kelompok umur atau kelompok produksi. Fasilitas   yang digunakan   untuk   tindakan   isolasi   harus   dalam   keadaan   bersih   dan didesinfeksi. Tindakan isolasi meliputi:

  • Perlakuan terhadap hewan yang sakit yakni dengan mengeluarkan ternak yang sakit dari kandang untuk segera dipisahkan dan diobati. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan penyakit dari ternak yang satu ke ternak yang lainnya. 
  • Tindakan terhadap hewan yang baru masuk
  • Tindakan terhadap hewan yang sehat
  • Perlakuan terhadap hewan yang mati. Segera mengeluarkan ternak yang mati dari kandang untuk dikuburkan atau dimusnahkan. Membakar atau mengubur bangkai ternak yang mati karena penyakit menular dapat menghentikan penyebaran penyakit yang lebih luas.
  • Penanganan terhadap kotoran hewan
  • Adanya pagar yang melindungi ternak dari lingkungan luar. Hal ini bertujuan agar lokasi usaha tidak mudah dimasuk hewan liar dan bebas dari peliharaan lainnya yang dapat menularkan penyakit. Selain itu, halini untuk menjaga agar tidak setiap orang dapat bebas keluar masuk kandang ternak yang memungkinkan terjadinya penularan penyakit.
  • Jarak antara peternakan dengan rumah penduduk.
  • Pemisahan antara kandang ternak dengan kandang hewan lainnya
  • Konstruksi kandang yang kokoh dan baik untuk menghindari babi dari hewan lainnya

2.   Pengendalian lalu lintas

Kontrol lalu lintas merupakan tindakan pencegahan penularan penyakit yang dibawa oleh alat angkut, hewan selain ternak (kuda, anjing, kucing, hewan liar, rodensia, dan burung),   dan   pengunjung. Mengetahui status kesehatan hewan yang baru datang sangat penting untuk memaksimalkan biosekuriti. Hewan   yang   baru   datang sebaiknya diketahui status vaksinasinya. Dalam suatu peternakan, kontrol lalu lintas harus dilakukan dengan baik. Hal ini bertujuan untuk menghentikan atau meminimalkan kontaminasi pada hewan, pakan, dan peralatan yang digunakan. Alat angkut dan petugas tidak boleh keluar dari area penanganan hewan yang mati tanpa melakukan pembersihan (cleaning) dan desinfeksi terlebih dahulu. Tindakan pengendalian lalu lintas meliputi:

  • Tindakan pengawasan terhadap lalu lintas kendaraan dan pengunjung. Perlu dilakukan desinfeksi kendaraan dan pengujung sebelum keluar masuk ke wilayah peternakan. 
  • Perlakuan terhadap lalu lintas peralatan. Peternak tidak meminjamkan peralatan kadang kepada peternak lainnya.
  • Tidak membawa ternak ke peternakan tetangga. 
  • Perlakuan terhadap lalu lintas pakan.
  • Tindakan terhadap rodensia, serangga, burung liar, dan hewan lain.

3.   Sanitasi

Sumber: https://www.teagasc.ie/animals/beef/animal-health/biosecurity/
Sumber: https://www.teagasc.ie/animals/beef/animal-health/biosecurity/

Sanitasi bertujuan untuk meningkatkan atau mempertahankan keadaan sehat bagi ternak  baik di dalam kandang maupun dilingkungan sekitarnya. Sanitasi yang biasa dilakukan dalam usaha peternakan yakni penataan kebersihan peternakan dengan melakukan desinfeksi.  Desinfeksi yang dilakukan yakni merupakan tindakan pencucihamaan secara tepat dan cermat terhadap tempat pakan/minum, peralatan, pakaian kerja kandang, kendaraan, dan bahkan sampai bak penampung kotoran. Sanitasi juga merupakan tindakan pencegahan terhadap kontaminasi yang disebabkan oleh feses. Kontaminasi feses dapat masuk melalui oral pada hewan (fecal-oral cross contamination).  Kontaminasi ini dapat terjadi pada peralatan yang digunakan seperti tempat pakan dan minum. Langkah pertama tindakan sanitasi adalah untuk menghilangkan bahan organik terutama feses. Bahan organik lain yaitu darah, saliva, sekresi dari saluran pernafasan, dan urin dari hewan yang sakit atau hewan yang mati. Semua peralatan yang digunakan khususnya tempat pakan dan minum harus dibersihkan dan didesinfeksi untuk mencegah kontaminasi. Tindakan sanitasi meliputi:

  • Melakukan cuci tangan sebelum dan setelah menangani hewan yang sakit menggunakan desinfektan.
  • Memakai sepatu khusus/boot pada saat masuk kandang dan melakukan dipping sepatu pada desinfektan.
  • Memakai pakaian khusus (cattle pack) pada saat masuk ke kandang.
  • Menggunakan peralatan yang steril selama melakukan tindakan karantina.
  • Penggunaan desinfektan. Kandang, tempat pakan, tempat minum dan peralatan kandang senantiasa dibersihkan dengan desinfektan. Desinfeksi kandang perlu dilakukan secara berkala yakni 2x dalam seminggu.
  • Tempat penyimpanan pakan yang senantiasa dibersihkan secara rutin.
  • Ternak  dimandikan 1-2 kali sehari tergantung suhu udara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun