Mohon tunggu...
Ryozo LibertoRito
Ryozo LibertoRito Mohon Tunggu... Psikolog - Mahasiswa Psikologi Universitas Airlangga

Suka basket

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Media Sosial Membentuk Dilemma pada Mahasiswa: Adiksi dan Cemas

24 Mei 2024   23:43 Diperbarui: 24 Mei 2024   23:45 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Media sosial merupakan sebuah platform yang menyebarluas ke dunia, baik masyarakat maupun pemerintah, yang memfokuskan para pengguna untuk mengungkapkan aktivitas mereka. Tentunya hal ini membuat komunikasi antar manusia menjadi semakin aktif. Tidak hanya sebagai media komunikasi antarpersonal lainnya, bahkan bisa menjadi media komunikasi antargrup, antarkomunitas, antarnegara. 

Namun, hal tersebut juga membuat beberapa dampak negatif terhadap perilaku manusia pada saat ini. Banyak orang kecanduan terhadap aplikasi karena notifikasi yang terus-menerus muncul, membuat mereka ingin terus eksis di dalam perbincangan tersebut sehingga kinerja mereka menurun. Namun, ketika mereka berusaha untuk tetap fokus terhadap kerjaan dengan menghiraukan notifikasi atau dengan mengaktifkan "Do not Disturb", banyak remaja yang merasa bahwa hal tersebut meningkatkan kecemasan mereka. Mereka merasa takut ketinggalan informasi (FOMO) dan akhirnya malah lebih sering memeriksa ponsel mereka secara terus-menerus. 

Hadirnya media sosial tentunya sangat bermanfaat dan berpengharuh dalam kehidupan manusia. Bagi generasi muda, khususnya mahasiswa, media sosial memiliki dampak positif, seperti mengetahui berita-berita terkini yang membuat mahasiswa paham akan keadaan sekitar, selain itu menjadi sumber semangat untuk beraktivitas, meningkatkan kreativitas, serta menambah relasi dan dapat menjadi fondasi dari terbentuknya suatu komunitas. 

Hal ini dapat membantu mereka untuk lebih bersemangat untuk beraktivitas. Media sosial juga menjadi sarana bagi mahasiswa berinteraksi dengan siapapun, bahkan dengan orang yang mereka suka. Dengan adanya media sosial yang memfasilitasi komunikasi mereka yang saling menyukai, tentunya akan memberi rasa semangat yang lebih dan perasaan yang bahagia, hingga menjadi lebih segar untuk beraktivitas. 

Namun, sisi negatifnya, hadirnya sosial media mampu membuat penggunanya kecanduan. Hal ini disebabkan oleh tingginya frekuensi penggunaan media sosial, sehingga dapat mengurangi keefektifan bekerja mereka, terutama mahasiswa yang memerlukan tingkat fokus yang konsisten. Hal ini disebabkan tingginya tingkat kecanduan mahasiswa terhadap notifikasi pemberitahuan mengenai perubahan-perubahan pada tren global. 

Tentunya hal ini dapat menghambat fokus belajar mereka. Selain itu, apabila terjadi pertengkaran antar pelajar mahasiswa dalam media sosial, tentunya akan berpengaruh juga terhadap kinerja mereka yang dipengaruhi oleh perasaan emosional yang terganggu akibat pertengkaran tersebut. Terkadang konten-konten dari media sosial juga menunjukkan konten-konten yang tidak seharusnya dilihat oleh para mahasiswa. Hal tersebut akan membentuk persepsi atau pikiran mereka menjadi terpengaruhi oleh konten-konten tersebut. 


Sudah banyak metode yang umum dan dasar yang disediakan oleh berbagai influencer maupun peneliti untuk mereka, terutama mahasiswa, agar dapat membatasi dan mengkontrol dalam penggunaan media sosial, seperti fitur yang kita kenal dengan "Do not Disturb". 

Namun, hal tersebut justru membuat tingkat kecemasan mahasiswa meningkat karena mereka takut akan tertinggal sedikit apapun dengan perkembangan zaman. Sehingga mereka akan kembali membuka notifikasi media sosial kembali menggunakan media sosial terus-menerus yang akhirnya memakan waktu efektif mereka untuk belajar. 

Sejatinya, dampak media sosial pada motivasi orang tergantung pada bagaimana cara mereka masing-masing melakukan kontrol dan pemanfaatan media sosial tersebut. Jika digunakan dengan benar, media sosial dapat menjadi sarana motivasi untuk melepaskan stress akibat kegiatan mereka, sehingga mereka dapat kembali untuk melanjutkan kegiatan mereka dengan pikiran yang bersih. Namun apabila salah, media sosial akan menjadi hambatan bagi pengguna sehingga selalu terkena distraksi oleh media sosial tersebut. Oleh karena itu, sangat penting bagi mahasiswa, untuk menggunakan media sosial dengan bijak dan seimbang sehingga tidak mempengaruhi keefektifan belajar mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun