Mohon tunggu...
Rymalla Lydia Napitupulu
Rymalla Lydia Napitupulu Mohon Tunggu... Pelajar

suka main ff

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perbedaan Watak

28 Januari 2024   17:35 Diperbarui: 28 Januari 2024   17:37 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saat itu hari jumat dimana hari baru dimulai, suana pagi hari di Jogja yang sangat segar, banyak sekali burung-burung berterbangan.
  “Woiii Ry tungguin!!”. “Cepettt Cia, Happy, Febri, dikit lagi bel masuk cuyy”,
Cia, Happy, Febri pun mengejarku. “Aduh males banget hari jumat P5 lagi we”, ujar Febri. Happy pun menjawab, “Oh iya, anjir kira-kira apa ya projek P5 kedua ini, sa malas sekali”. “Aduh sudah jangan ngobrol dulu dikit lagi kita terlambat ini”. Cia pun menjawab Happy dan Febri.
  Akhirnya kita sampai di sekolah dengan kelas yang sudah banyak sekali teman-teman kelas.
  “Kam ini lama sekali ji”, Ujar  Clara. “Iya lama sekali, cepat duduk, ini gua sama Clara sudah tandain tempat buat kalian”. “Makasihh Agi dan Clara sayang”, Ujar Febri.
  Bel masuk kelas pun berbunyi.  “Selamat pagi semuanya”.  “Selamat pagi pak Ncus!!”, sahut teman-teman kelas. “Oke hari ini kita akan memulai proyek P5 ke dua, kita akan berdinamika dengan teman teman kelas untuk mengadakan pentas saat puncak lustrum sekolah kita”.
“Ah males banget pak mending turu”, ujar Ano. “Hahahaha betul banget Ano, mending turu pak”. “Apasih Ano, Valen diem deh”, Mauren menyaut mereka.
“Sudah-sudah, tenang semuanya”. “Baik, sekarang untuk melancarakan proyek ke dua kita akan memilih pengurus. Mulai dari ketua dulu ya, kira-kira siapa ya yang cocok untuk jadi ketua pada proyek P5 kali ini”
  Satu kelas pun terdiam karena kebingungan memikirkan siapa yang cocok untuk menjadi ketua. “Ry aja pak”, ujar ano dan teman teman yang lain juga memberi jawaban yang sama “Setuju!!”.
   Akhirnya terpilah pengurus proyek P5 yakni Ry sebagai ketua, Evan sebagai ketua kedua, Mauren sebagai ketua ketiga, ada juga Melin, Cia, Happy sebagai sutradara, dan teman-teman yang berperan dalam penampilan.
  Keesokan harinya kita memulai membuat konsep yang pementasan kita. Aku, Melin, dan Happy membuat skenario untuk drama sementara Evan, Mauren, dan Cia melatih tema-teman yang akan menampilkan tari saman di pementasan nanti.
  Latihan pun dimulai setelah konsep dan skenario sudah jadi “Oke teman-teman kumpull, kita latihan. Jadi kita akan membuat kelompok yang nari sama  latihan sendiri, yang drama latihan sendiri, dan yang nari tor-tor juga latihan sendiri. Namun akan di awasi oleh pengurus yaa. Cia akan mengawasi tari saman, Ry dan Melin mengawasi drama, terus Evan dan Maureen mengawasi tari tor- tor”, kata Ry.
  Latihan pada awalnya sih berjalan lancar namun setelah sebelun berlalu, kami semua merasa lelah dan capek. Suatu ketika saat kita sedang latihan tiba-tiba
  “VALEN YANG BETUL DONG AH!!, GIMANA SIH SUDAH DIBILANG JUGA JANGAN BERCANDA KALAU LATIHAN!!”, teriak Cia. “Apasih kok lu nyalahin gua mulu si bangke lah” Valen pun marah dan pergi.
“Sudah lah we jangan gini lah kalian” jawab Mauren sambil menahan Valen untuk tidak pergi. “Apasi Mauren, lu juga diem deh bacot banget lu” kata Valen. Dan Ano pun juga mendukung Valen “Iya, sok ngatur banget lu Mauren, kocak lu!!”. “SUDAHHH DIEM!!!. Kalian mau gini terus apa??, setiap kali latihan selalu saja gini, kita kayak musuhan banget pas mau latihan”
  “Ada apa ini anak-anak kok pada ribut” sahut pak Ncus dari ruang guru. “Aduh bapak ini mereka berantem ini pak, sedikit lagi baku pukul kapa ini bapak” jawab Clara.
  Pak ncus pun menghelai napas dan berkat “Ayo anak-anak sini duduk dan membentuk lingkaran”. Kita pun melakukan perintah pak Ncus, kita duduk dan membuat lingkaran namu kita semua menyinisin antara satu sama lain. “Ini sebenarnya ada apa anak-anak?”.
  Semua terdiam dan tak menjawab pak Ncus. Pak Ncus berkata lagi, “Ada apa ini dengan kalian??”, “Ada apa Ry, Evan, Mauren??”. “Anu pak kayaknya teman-teman udah pada lelah semua deh, kayaknya bosan juga mereka”.
  “Oke bapak ngerti, gini ya anak-anak dengarin bapak. Kalian kalau seperti ini apakah akan menyelesaikan permasalahan?, tidak kan??, kalian diberi proyek ini untuk membuat kalian belajar bagaimana caranya menghargai teman kalian, bagaimana caranya memberi dan menerima pendapat dengan baik, bagaimana caranya kalian sekelas berdinamika dalam proyek ini untuk menampilkan penampilan kalian. Penilai dalam P5 ini bukan tentang apa hasil yang kalian berikan nanti di pentas, tetapi bagaimana cara kalian berproses anak-anak”,  Kata pak Ncus. “Tapi kita semua capek pak pas latihan pasti aja pada pisah-pisah mulu, ada yang ke toilet lah, ke kantin lah, tidur dikelas lah, ngejolok jambu, ngejolok rambutan gimana mau latihan kalau gitu pak”, jawab Ry. “Betul pak, dan kalau dikasih tau iye iye aja tapi tetap aja gitu, Agi mendukung Ry. “Bapak tahu kok kalian semua capek, tapi bapak yaki bahwa kalian bisa dan kalian hebat, maka buktikanlah sama bapak bahwa kalian adalah yang terbaik.
  Kami semua akhirnya mulai tersenyum dan bersemangat lagi. Pak Ncus memajukan tangannya dan mengaja kita semua buat tosan. Akhirnya kita memulai lagi latihan dengan semangat. Kita juga berhasil menampilkan penampilan kita dengan mulus

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun