riri pov
aku menyukainya, teramat menyukainya. Senyumanya bagai pengisi indah hariku. Bahunya selalu menjadi tempat terbaik untuk bersandar. Rengkuhan tanganya selalu ada setiap sulitku. Seolah olah hidupku tanpa cela denganya. Andai tuhan ciptakan ia untukku
dia sempurna, kecuali karena dia sahabatbaikku...
ikatan itu, tanpa ikrar semua mengerti. Tanpa ukiran pohon semua restui. Semua memandang persahabatan kami sejati. Kami saling bahagia cukup dengan ini
dia sempurna, kecuali karena dia sahabatku...
lalu, sebagai wanita. Haruskah kuungkapkan rasaku padanya?? Lalu, apa dia menganggapku?? Apakah dia akan menerimaku?? Yang aku mengerti, dia menganggapku sahabat.. Lalu haruskah ku hancurkan persahabatan kami dengan perasaan bodohku ini? Lalu kita saling canggung, dan pada akhirnya kami tenggelam sendiri bersama waktu???
esta pov
dia ceroboh,dia polos, dan dia bodoh
bagaimana bisa dia menanyakan jadwal pelajaran di setiap pagi? Bagaimana bisa dia menduduki peringkat tiga dari akhir di sekolah? Bagaimana bisa dia manjawab santai "karna aku suka" ketika ditanya kenapa hujan hujanan seharian dan demam??
tetapi dimataku dia cantik, dia menyenangkan, dan dia adalah sahabat kecilku...
aku ingin memilikinya bukan sebagai sahabat kecilku...