Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Membangun WiFi Hotspot dengan Rp350.000,-

22 Agustus 2013   18:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:57 3667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="ilustrasi akses internet (sumber foto : viva.co.id)"][/caption] Sebetulnya "perkenalan" saya dengan WiFi diawali dengan sebuah peristiwa yang terjadi antara Modem Esia Max-D dengan MacBook saya.  Modem keluaran Air Flash dengan tipe AH007 yang sudah hampir setahun digunakan untuk mengakses internet tiba-tiba bertingkah aneh.  Modem tidak bisa digunakan untuk mengakses internet, selalu menutup setiap kali saya mengklik tombol "Connect", bahkan terkadang sampai membuat MacBook hang.  Saya sampai menginstal ulang MacBook saya, tapi masalah tersebut masih ada. Anehnya masalah serupa tidak muncul ketika modem tersebut dicolok ke PC yang berbasis Windows, saya masih bisa mengakses internet - bahkan dengan sangat nyaman.  Karena itu saya berkesimpulan bahwa masalahnya terletak pada versi Mac dari driver atau aplikasi dialer modem tersebut.  Saya mencoba mengakses laman resmi produsen modem Air Flash di http://airflash.co.id/.  Hasilnya?  Nihil! Akhirnya timbullah ide untuk mencoba membangun sebuah WiFi Hotspot di rumah, setidaknya saya sudah punya modem seharga Rp 100.000 sebagai modal awal.

Langkah 1 : Memilih Router

Dari perbincangan dengan seorang kawan, saya mengetahui bahwa untuk membangun sebuah WiFi Hotspot diperlukan adanya perangkat yang disebut router untuk menerima akses internet dari provider untuk kemudian dipancarkan kembali berupa sinyal WiFi. Jadi, jika sebelumnya saya mengakses internet secara langsung lewat modem yang dicolok ke laptop, maka sekarang modem tersebut dicolok ke router, dan saya tinggal menangkap sinyal WiFi yang dipancarkannya untuk mengakses internet. Ilustrasinya kira-kira sbb (gambar diambil dari sini) : Masalahnya, saya sama sekali buta soal jaringan dan tipe router yang cocok digunakan.  Akhirnya saya berkonsultasi dengan teman yang menurut pengamatan saya sudah sangat paham soal jaringan.  Dan dia memberikan jawaban, "Beli WiFi router yang support modem CDMA." Kenapa mesti support modem CDMA?  Itu karena saya mengakses internet menggunakan layanan dari Esia yang berjaringan CDMA, "Harganya sekitar duaratus-tigaratus ribu..." lanjutnya. Berbekal informasi tersebut, saya kemudian mendapat router merk TP-Link dengan tipe TL-MR3220 seharga Rp 250.000.-

Langkah 2 : Set-Up

Meski judulnya "Set-Up", langkahnya mudah saja.  Yang harus dilakukan cukup mencolokkan modem Max-D ke slot USB yang tersedia di bodi router.  Tunggu kira-kira 5-10 menit maka lampu indikator yang menunjukkan simbol USB akan berkedip-kedip tanda bahwa akses internet sudah didapat dan router sudah berfungsi. Tapi tentunya saya tidak ingin akses internet milik saya tersebut menyebar ke mana-mana dan ditangkap orang lain seenaknya (saya berlangganan paket kuota, bukan yang unlimited), karena itu saya perlu melakukan beberapa pengaturan - terutama memasang password untuk sinyal WiFi.  Dan memang hal tersebut sangat disarankan oleh produsen router (bahkan wajib dilakukan).  Lewat manual yang disediakan, saya cukup melakukan beberapa kali klik dan sekarang sinyal WiFi saya sudah diamankan. Terakhir, saya meletakkan router di tempat yang agak tinggi dengan harapan bisa menangkap sinyal internet dengan lebih baik.

Tambahan

Sedikit tambahan, saya melakukan update firmware untuk router yang digunakan karena saya juga memiliki modem lain yang ternyata tidak ter-detect.  Dan setelah melakukan update, modem Advan Jetz DE-A akhirnya dikenali dan juga bisa digunakan. Setelah ini, sepertinya saya berpikir untuk menyediakan akses internet serupa di kantor, mungkin yang unlimited ya...

Referensi Produk :

http://www.tp-link.co.id/products/details/?categoryid=218&model=TL-MR3220 (Dipublish pertamakali di http://ryanmintaraga.net, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini)

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun