Mohon tunggu...
Ryan Maulana Husen
Ryan Maulana Husen Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNIDA Gontor

Lebih baik bersuara lewat goresan (ketikan) kata dari pada berbusa setiap saat tanpa makna.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Mengungkap Rahasia: Belajar Bahasa ala Santri Gontor

6 Desember 2021   13:00 Diperbarui: 6 Desember 2021   13:07 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini disebabkan oleh seberapa sering kita mengakses kenangan tersebut. Karena kenangan yang sering diakses akan menjadi jauh lebih kuat dan lebih mudah untuk diingat. Mengakses kenangan ini berulang-ulang memperkuat jaringan saraf di mana informasi dikodekan, mengarah ke lebih mudah ingatan informasi. Di sisi lain, kenangan yang tidak sering diingat terkadang dapat melemahkan atau bahkan hilang atau digantikan oleh informasi lain.

Itu baru satu kata, bayangkan berapa banya kosa kata baru yang didapat oleh santri Gontor, di setiap lini pergerakannya. Maka wajar saja apabila para santri Gontor hebat dalam berbahasa, karena lingkungannya pun sangat mendukung.

Lalu, apakah kita bisa seperti itu, jawabannya tentu saja bisa, yaitu dengan menciptakan lingkungan (bi’ah) disekitar kita, mulailah untuk membiasakan diri menggunakan bahasa arab, inggris atau bahasa apapun yang ingin kita kuasai, sering-seringlah mendengar percakapan, maupun bacaan.

Kita hidup di era serba digital, dimana semua informasi dapat diakses melalui segala cara, jadi tidak ada alasan untuk tidak bisa.

Salah satu prinsip Gontor yang tercantum dalam buku tarbiyyah kelas 3 KMI yaitu “Semua yang terlihat oleh santri baik itu pergerakan, suara-suara merupakan pendidikan yang akan membangun kematangan akhlak dan pikiran santri.”

Lalu, tunggu apa lagi, mari kita belajar bahasa mulai detik ini!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun