Mohon tunggu...
Ryan Adriansyah
Ryan Adriansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Panjang umur hal-hal baik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Serial TV Picu Lahirnya Budaya Populer Baru di Indonesia

7 Januari 2022   18:02 Diperbarui: 8 Januari 2022   08:59 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fitur cerita Instagram menampilkan filter topeng Dali seperti dalam serial "Money Heist". (Foto: ClickTheCity)

Proses menyebarnya nilai dan ideologi dari berbagai negara merupakan implikasi dari kemajuan teknologi. Berkembangnya dunia teknologi memberikan dampak yang signifikan bagi kelangsungan hidup manusia. Masyarakat saat ini bisa saling berkomunikasi satu sama lain dengan mudah. Era globalisasi pun turut memengaruhi keberlangsungan hidup. Globalisasi dapat diartikan sebagai suatu masa yang ditandai adanya perubahan dalam kehidupan di dunia akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Salah satu budaya yang hidup sejalan dengan era globalisasi adalah budaya populer atau budaya pop (pop culture).

Budaya populer yang diproduksi dan didistribusikan pada masyarakat tidak lagi mengenal batas-batas geografisnya (Ida, 2017). Hal itu dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi. Selain itu, media massa turut mempengaruhi dalam percepatan arus distribusi dan konsumsi budaya populer ke belahan dunia.

Untuk memahami budaya populer itu seperti apa, pada dasarnya pendefinisiannya pun masih diperdebatkan. Definisi budaya populer sendiri sampai detik ini terus bersaing hingga melahirkan definisi-definisi baru. Menurut Storey, budaya populer adalah budaya komersial tidak berdaya yang merupakan produk mengambang yang dikonsumsi massa. Budaya pop hadir karena proses urbanisasi yang muncul ketika revolusi industri.

Budaya populer dalam dimensi konkret terwujud dalam artefak-artefak yang ada, seperti musik, makanan, program televisi, fesyen, dan lain-lain. Sementara itu,  dalam dimensi abstrak, budaya populer terwujud dalam nilai, ideologi, norma, dan kepercayaan tradisi.

Dalam kehidupan sehari-hari, dapat kita jumpai fenomena-fenomena urbanisasi yang merupakan salah satu budaya populer, seperti nongkrong dan ngopi. Pada awalnya, budaya populer tersebut dipelopori oleh Starbucks. Selain itu, budaya makan makanan cepat saji yang ditengarai oleh McD, KFC, Texas. Budaya musik populer, seperti K-pop, dangdut, campursari. Selain itu, film dan serial TV termasuk dalam budaya populer. Salah satu serial TV terlaris dan turut berpengaruh pada budaya populer di Indonesia adalah serial La Casa de Papel atau acap dikenal Money Heist.

Serial La Casa de Papel atau Money Heist merupakan serial drama kriminal Spanyol yang dibuat Alex Pina yang dirilis tahun 2017 silam. Serial lima musim ini menceritakan tentang aksi perampokan yang dipimpin El Profesor (diperankan oleh Alvaro Morte) dan para anak buahnya. Mereka merampok The Royal Mint of Spain  atau pencetak uang Spanyol dengan segala trik yang sebelumnya telah El Profesor ajarkan kepada para anak buahnya. Banyak alasan yang membuat serial ini menarik untuk ditonton, seperti lagu protes rakyat Italia "Bella Ciao", aksi perampokan yang berlangsung menegangkan, drama masa lalu di setiap perampoknya, dan lain-lain. Dengan segala keistimewaan itu, bisa dibilang serial Money Heist ini cukup sukses di pasaran.

Kesuksesan serial Money Heist ini tidak hanya dipandang sebagai sebuah tontonan, tetapi kini berubah menjadi budaya populer. Ciri khas yang melekat pada tiap karakter di serial tersebut adakalanya menjadi tiruan para penggemarnya, seperti memakai topeng Dali atau memakai jumpsuit merah. Selain itu, lagu "Bella Ciao" yang menjadi salah satu lagu yang ada dalam serial tersebut mendadak populer dan liriknya dihafalkan oleh sebagian penggemarnya. Bahkan, saat akan penayangan musim kelima bagian pertama serial ini, Instagram membuat filter topeng Dali dan nama kota-kota di Indonesia sebagai sebutannya, mirip dengan serial tersebut. Kekuatan akan pengaruh dari serial tersebut menunjukkan bahwa orang Indonesia menerima segala keunikan para tokoh dalam serial tersebut menjadi sebuah budaya populer.

Tak hanya itu, ciri khas dari serial Money Heist kerap kali disimbolkan sebagai sebuah bentuk perlawanan. Dikutip dari website lpmjournal.id, ada kasus demonstrasi yang terinspirasi dari serial Money Heist. Beberapa demonstran yang turun ke jalan mengenakan jumpsuit merah dan topeng Dali sebagai simbol perlawanan, kemarahan, dan skeptisisme terhadap sistem. Tidak hanya itu, warna merah pada jumpsuit disimbolkan dalam banyak hal, seperti cinta, kematian, dan perlawanan.

Pemilihan topeng Dali dalam serial Money Heist pun bukan tanpa sebab. Gaya seni pelukis asal Spanyol, Salvador Dali, diplih karena memiliki kesamaan bentuk perlawanan, yaitu melawan kapitalisme. Penggunaan topeng Dali salah satunya mengacu pada idealism gerakan seni "anti-seni". Bisa dikatakan, gerakan Dada merupakan versi golput dari seni, artinya tidak memilih atau menjadikan berbagai aliran seni menjadi pedoman. Selain itu, senandung tradisional warga Italia "Bella Ciao" pun menjadi sajian manis di serial tersebut. "Bella Ciao" yang berarti "selamat tinggal, cantik" mempunyai arti seseorang yang pergi untuk memperjuangkan kebebasan.

Perubahan orientasi serial Money Heist dari sebuah tontonan hingga menjadi sebuah budaya populer tentu melewati proses panjang. Proses panjang itu tak luput dari perkembangan zaman yang senantiasa berganti. Berbagai informasi dari belahan dunia bisa dengan cepat diketahui. Tak hanya itu, era globalisasi membuat banyak perubahan dan memberikan kemudahan terhadap budaya negara maju untuk masuk ke berbagai negara. Ini menjadi tantangan kita, apakah kita akan memetik benih-benih yang baik dari suatu budaya atau melebur dengan segala keburukannya dari budaya itu.

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun