Mohon tunggu...
Ryan Tarmadi
Ryan Tarmadi Mohon Tunggu... -

Kalau Bukan Kita Siapa Lagi ? Kalau Bukan Sekarang Kapan Lagi ? Gerindra Partaiku, Prabowo Presidenku

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Parodi Surat La Nyala Kepada MENPORA

23 Mei 2015   10:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:41 2830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14323503601696136754

Kepada Menpora Imam Nahrawi

Assalamu’alaikumWr. Wb,

Yang saya hormati Menteri Pemuda dan Olahraga, Saudara Imam Nahrawi. Saya, La Nyalla Mahmud Mattalitti, Presiden PSSI “GATOT” masa bakti 2015-2019. Saya tidak perlu memperkenalkan lebih jauh, karena kita tentu sudah saling mengenal, SAYA SUDAH MENGENAL ANDA SEJAK SAYA JADI PREMAN jauh sebelum Anda menjadi menteri.

Saya hanya akan menceritakan sedikit latar belakang saya SEBAGAI MAFIA di PSSI. Saya diberi amanat menjadi Wakil Presiden PSSI saat FIFA menyelesaikan dualisme kompetisi-PSSI yang terjadi sejak tahun 2010 hingga 2013. Tepatnya pada Kongres unifikasi bulan 17 Maret 2013. Sejak saat itu, saya mulai DENDAM DENGAN KLUB-KLUB IPL, TERUTAMA PERSEBAYA 1927 DAN PARA EXCO PSSI YANG NOTA BENE ADALAH KAWAN SAYA SENDIRI, UNTUK MENUNTASKAN DENDAM TERSEBUT MAKA SAYA NGOTOT menjabat sebagai Wakil Presiden PSSI.

Kemudian bulan April 2013 saya diminta oleh Komite Eksekutif PSSI untuk mengurus Tim Nasional. Dengan jangka waktu yang tidak terlalu lama “KEKAYAAN” SAYA AND THE GENK BERLIPAT-LIPAT GANDA PUN DEMIKIAN DENGAN peringkat Timnas kita berhasil merangkak naik dari 172 hingga ke 159 FIFA ranking.

Sejak saya di PSSI tahun 2013, saya memutuskan PSSI tidak lagi meminta dana APBN untuk Timnas. Sehingga tidak ada dana APBN yang masuk ke Badan Tim Nasional DAN HAL INI YANG SAYA SESALI KARENA SAYA MENJADI SULIT BERKOORDINASI DENGAN PEMERINTAH, Semua murni dari sponsor dan hak siar televise DAN JUGA PARA BANDAR JUDI BOLA. Karena saya menyadari TANPA BANTUAN BANDAR JUDI AKAN SULIT BAGI SAYA AND THE GENK UNTUK MENEMBALIKAN DANA YANG SUDAH SAYA KELUARKAN SAYA SAYA MENJADI KETUA KPSI (KOMITE PENGHANCUR SEPAKBOLA INDONESIA) KARENA SAYA MEMAHAMI betapa terbatasnya anggaran di Kemenpora apabila harus membantu pembiayaan Timnas sepakbola yang prestasinya masih HANCUR-HANCURAN DAN MASIH belum gemilang.

Apalagi saya meyakini, pembinaan sepakbola Indonesia menuju prestasi gemilang tidak bisa instan tanpa BANTUAN PARA BANDAR JUDI KARENA MEREKA SESUNGGUHNYA ADALAH pondasi yang kokoh UNTUK MENGHANCURKAN SEPAKBOLA INDONESIA KHUSUSNYA di tingkat usia dini. Karena itu, setelah saya dipercaya anggota untuk menjadi Presiden PSSI YANG GATOT melalui Kongres di Surabaya 18 April 2015 lalu, saya memutuskan untuk MENGKOORDINASIKAN PARA BANDAR JUDI AGAR concern di pembinaan sepakbola usia dini. Tentu hasilnya nanti akan kita lihat di masa yang akan datang SEPAKBOLA INDONESIA AKAN SEMAKIN HANCUR-HANCURAN.

Saudara Menpora yang saya hormati, di bulan Desember 2014, saya baca di media massa Anda membentuk Tim 9, yang bertugas membenahi sepakbola Indonesia. Dan setelah itu, tercatat di beberapa media, Tim 9 menyampaikan banyak tudingan dan tuduhan, bahwa PSSI sarang mafia sepakbola, sarang pengatur skor, sarang koruptor, bahkan klub anggota PSSI dituding melakukan praktek pencucian uang, dsb DAN HAL TERSEBUT MEMANG SAYA AKUI BENAR ADANYA. Ironisnya, sampai Tim 9 dibubarkan bulan April lalu, tidak satupun tuduhan dan tudingan itu YANG MELESET DAN dibuktikan DENGAN PENGAKUAN SALAH SATU RUNNER (MAFIA BOLA) DI ACARA AIMAN KOMPAS TV, SEJUJURNYA SAYA AKUI BAHWA APA YANG DISAMPAIKAN NARA SUMBER TERSEBUT ADALAH BENAR.

Saya sudah berulang kali menyatakan, PSSI sangat berterima kasih bila ada pihak, siapapun, yang membantu memerangi praktek match fixing TERUTAMA PARA SUPPORTER, LSM DAN ATAU ORGANISASI MASYARAKAT LAINNYA YANG CONCERN PADA PERBAIKKAN SEPAKBOLA DI INDONESIA. Bantu saya untuk memberantas MEREKA. Bukan sebaliknya ANDA MENDUKUNG SESUATU YANG TIDAK JELAS, justru seolah memberi stigma, kami atau sayalah pelakunya. Sejak saya menjabat Wakil Presiden PSSI, Demi Allah, saya sudah bertekad memerangi MEREKA DAN hal itu MENJADI TUJUAN UTAMA di kepengurusan saya.

Saya minta Komisi Disiplin untuk tegas AGAR menghukum siapapun, WASIT & PP, OPERATOR, PELATIH, PEMAIN DAN MANAGEMEN TERMASUK keluarga besar PARA BANDAR JUDI sepakbola yang terbukti melanggar kode disiplin DAN KOMITMEN DENGAN SAYA SEBAGAI PRESIDEN PSSI GATOT. Saya mendukung upaya PSSI bekerjasama dengan Sport Radar, untuk MELINDUNGI PARA BANDAR JUDI memerangi MEREKA YANG INGIN MENJATUHKAN/KUDETA SAYA SEBAGAI PRESIDEN PSSI GATOT YANG BERMAKSUD MEMBERANTAS match fixing. Saya mendukung terbentuknya departemen MATCH FIXING AGAR integritas di PSSI SEMAKIN TERPURUK. Bahkan saat kongres tahunan Januari 2015 lalu, kami dan peserta Kongres menandatangani pakta integritas sebagai upaya untuk memerangi MEREKA YANG ANTI match fixing.

Tentu semua yang dilakukan PSSI sebatas yang bisa dijangkau oleh PSSI. Para pelaku judi, atau pengatur skor yang di luar keluarga besar PSSI, atau orang-orang asing, tentu menjadi kewenangan kepolisian dan Interpol UNTUK MENGUSUTNYA SAMPAI TUNTAS

Saya juga memastikan bahwa tidak ada satu kalimat pun di dalam regulasi Liga Indonesia bahwa klub boleh tidak membayar kewajiban terhadap pemainnya. Debt is debt. Tentang skema penyelesaian hutang telah diatur melalui beberapa mekanisme yang telah disediakan.

Ini semua upaya yang serius dilakukan PSSI dalam masa kurang dari dua tahun setelah didera konflik dan dualism kompetisi. Sehingga FIFA member apresiasi dengan meluncurkan beberapa program asistensi untuk PSSI. Di antaranya FIFA Performance Program, FIFA Goal Project, FIFA Financial Assistance Program dan lain-lain.

Tapi semua itu seolah tidak ada artinya di mata Anda. Anda melalui BOPI justru memaksa PSSI untuk “menelantarkan anak” (anggota) kami YANG SUDAH MENIKMATI UANG RATUSAN BAHKAN MILIYARAN RUPIAH DARI PARA BANDAR JUDI. Persebaya dan Arema untuk tidak boleh berkompetisi dengan alasan yang SEBENARNYA SAYA AKUI ITU ADALAH BENAR, SEMENTARA SECARA ORGANISASI SAYA HARUS MENGATAKAN BERBALIK BAHWA HAL TERSEBUT tidak subtansif. Padahal pemaksaan BOPI kepada PSSI terkait hal itu adalah jelas-jelas BUKAN SEBUAH pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 3 tahun 2015 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dan Statuta PSSI serta Statuta FIFA. Sehingga sejatinya BOPI SESUNGGUHNYA TIDAK memaksa PSSI untuk melakukan pelanggaran hukum dan Statuta. Bahkan FIFA sampai bersurat bahwa BOPI atau siapapun di luar Member Association dilarang ikut menentukan siapa yang boleh dan tidak boleh mengikuti kompetisi atau berapa peserta kompetisi. Karena itu domain Member Association. Bukan pihak ketiga SEKALIPUN NEGARA.

Puncaknya Anda malah mengeluarkan keputusan sanksi administrative dengan tidak mengakui aktivitas keolahragaan PSSI dengan alasan karena Persebaya dan Arema tidak dilarang oleh PSSI untuk mengikuti kompetisi, TENTU HAL YANG SULIT BAGI KAMI JIKA TIDAK MEMASUKAN PERSEBAYA & AREMA UNTUK IKUT BERKOMPETISI, MENGINGAT POTENSI “SUPORTER” YANG MASIH LUGU DAN TIDAK MENGERTI TENTANG MATCH FIXING ADALAH LADANG PEMASUKAN BAGI SAYA AND THE GENK TERUTAMA PARA BANDAR JUDI. Lalu dengan menggunakan semua instrumen kekuasaan, Anda meminta semua institusi pemerintahan dan alat negara, mulai dari kepolisian, imigrasi hingga kepala daerah se-Indonesia untuk tidak melakukan pelayanan publik kepada PSSI. Luar biasa semangat Anda untuk MEMAJUKAN SEPAKBOLA INDONESIA SERTA menghentikan PARA MAFIA sepakbola di Indonesia.

Karena Indonesia negara hukum, bukan monarki absolut, maka kami terpaksa menguji keputusan Anda dalam menggunakan kekuasaan melalui PTUN. Apalagi dari pasal-pasal  pelanggaran yang Anda gunakan dan tuduhkan, tidak satupun yang TIDAK dilanggar PSSI. SAYA MENYADARI BAHWA TINDAKAN TERSEBUT AKAN MEMBUNUH DIRI SENDIRI

Kami juga terpaksa mengadukan secara langsung aksi Anda ke DPR RI hingga ke Wakil Presiden. Bahkan kepada Presiden melalui surat NAMUN SAYANGNYA HANYA WAPRES DAN DPR RI YANG MENDUKUNG EKSISTENSI KAMI SEMENTARA BAPAK PRESIDEN JUSTRU MENDUKUNG PENUH LANGKAH-LANGKAH YANG DIAMBIL MENPORA, “DI SITU KADANG SAYA MERASA SEDIH”. Karena ingat, Negara ini bukan hanya pemerintah. Tetapi Negara ini diisi oleh eksekutif, legislatif, yudikatif dan rakyat. Anda pemerintah, saya rakyat YANG TIDAK PATUH PADA NEGARA. Dan kelak Anda juga akan menjadi rakyat.

Saya sudah berusaha menemui Anda di kantor Anda tiga kali. Tetapi tidak berhasil bertemu “DI SITU KADANG SAYA MERASA SEDIH”. Saya berniat untuk duduk dan berbicara dengan Anda. Tentang keputusan Anda yang bisa berakibat fatal bagi sepakbola Indonesia bila FIFA sebagai induk sepakbola dunia memberi sanksi. Deadline sudah disampaikan FIFA melalui suratnya. Tanggal 29 Mei 2015.

Ini bukan soal harga diri bangsa yang takut terhadap FIFA. Ini soal pergaulan dan komitmen internasional. Sama persis dengan pemerintah yang mematuhi aturan penerbangan internasional. Sama persis dengan pemerintah yang meratifikasi perjanjian internasional menjadi peraturan perundangan. Sama persis dengan ketaatan pemerintah terhadap sejumlah protokol internasional. Apakah itu protokol Kyoto atau perjanjian WTO misalnya. Tentu saya tidak perlu memberi tahu Anda soal-soal yang seperti ini.  Karena Anda pasti lebih tahu KARENA ANDA MEMANG LEBIH CERDAS DARI SAYA.

Tetapi yang terjadi tetap saja Anda bersikukuh. Membentuk Tim Transisi yang dalam konteksnya akan MEMBERANTAS PARA BANDAR JUDI DAN mengambil alih peran dan fungsi PSSI YANG MEMANG HARUS SAYA AKUI BAHWA SAAT INI PSSI SEDANG SAKIT PARAH DAN BUTUH PERTOLONGAN. Bahkan untuk membentuk kepengurusan PSSI yang baru AGAR TERBEBAS DARI PARA BANDAR JUDI PADA PRINSIPNYA SAYA SANGAT SETUJU.

Saya jadi bertanya DARI MANA ANDA TAHU. Kejahatan luar biasa apa yang sudah saya lakukan sebagai Presiden PSSI? Sehingga PSSI diperlakukan seolah organisasi terlarang yang harus dibinasakan dari bumi pertiwi ini?, MUNGKINKAH KARENA SAYA DULU MEMBENTUK KPSI, MELARANG PEMAIN MEMBELA TIMNAS, MENYINGKIRKAN ORANG-ORANG BERSIH DARI PSSI, MENYADERA DJOHAR ARIFIN HUSEIN DENGAN PAJERO, MENGAJAK PARA WARTAWAN UMROH ?

Sekali lagi. Tolong dijawab SIAPA YANG TELAH MEMBERITAHUKAN ANDA TENTANG Kejahatan luar biasa YANG SUDAH SAYA PERBUAT DAN apa yang sudah saya lakukan sebagai Presiden PSSI GATOT? Sehingga PSSI diperlakukan seolah organisasi terlarang yang harus dibinasakan dari bumi pertiwi ini?

Kalau Anda ingin mengganti kepengurusan PSSI, bukankah sudah ada jalurnya melalui Kongres yang berlangsung setiap 4 tahun sekali? Atau Anda ingin mengambil alih Liga Indonesia sebagai operator kompetisi? SESUNGGUHNYA INI ADALAH PERTANYAAN TOLOL DARI REKAN KAMI DJAMAL NAZIZ DAN PAK MENPORA TIDAK PERLU MENANGGAPINYA

Sebab kalau Anda MENANGGAPINYA MAKA ANDA TERMASUK ORANG YANG GAGAL PAHAM SIAPA SEBENARNYA DJAMAL NAZIZ MENGINGAT DIA SAJA SUDAH TIDAK TERPILIH SEBAGAI ANGGOTA DEWAN DAN SEKARANG KATANYA MAU BANTU PSSI “DI SITU KADANG SAYA MERASA SEDIH”. BAHWA ANDA menyatakan ingin memajukan dan memperbaiki kualitas sepakbola Indonesia TAPI bukan begini caranya. Di dunia ini, negara manapun yang memajukan sepakbola atau olahraga, mendukung dengan semua sumber dayanya. Termasuk menggelontorkan dana jutaan dolar dan membangun infrastruktur olahraga yang memadai.

Terakhir, saya mengingatkan, ada ribuan orang yang SUDAH TERPEDAYA OLEH PARA BANDAR JUDI SEHINGGA MEREKA SUDAH menggantungkan hidupnya dari aktivitas olahraga sepakbola. Sepakbola adalah dinamika sosial. Dinamika ekonomi dan penyumbang pertumbuhan ekonomi. Hari ini, Anda TELAH menghentikan denyut nadi PARA BANDAR JUDI sepakbola Indonesia.

Sebagai sesama muslim saya mengingatkan, bahwa Maha Penguasa di atas segala penguasa hanyalah Allah Azza Wajalla. Selama ini saya diam KARENA “SAYA MEMANG GITU ORANGNYA”, bukan takut kepada Anda, tetapi saya takut kepada Allah SWT jika sampai Allah SWT menurunkan azab-Nya kepada SAYA AND THE GENK MAKA kalian dan bangsa Indonesia AKAN SENANG DAN BERGEMBIRA karena penguasa yang TELAH mendzolimi PARA BANDAR JUDI DAN MEREKA YANG TERLIBAT, DAN ANDA SEBAGAI rakyatnya PASTI SENANG BUKAN KEPALANG. Semoga Anda segera sadar dan ikhlas untuk SEGERA MEMBERANTAS PARA BANDAR JUDI DAN JANGAN PERNAH mencabut sanksi kepada PSSI SEBELUM PERJUANGAN ANDA DAN PECINTA SEPAKBOLA INDONESIA BERHASIL.

Wassalam.

Jumat KERAMAT, 22 Mei 2015

La Nyalla Mahmud Mattalitti

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun