Mohon tunggu...
Ruth Natael
Ruth Natael Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Kristen Indonesia

International Relationship 2024. I love reading fiction book and watch movies.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Melemahnya Nilai Tukar Rupiah: Ketidakmampuan Presiden Dalam Mengontrol Ekonomi Nasional

12 April 2025   01:46 Diperbarui: 12 April 2025   01:46 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Melemahnya rupiah menjadi indikator dari ketidakstabilan ekonomi negara. Dalam beberapa tahun terakhir, rupiah telah mengalami kemerosotan yang signifikan, dan telah mempengaruhi harga impor barang, inflasi serta menyebabkan daya beli semakin rendah. Dalam hal ini, kebijakan ekonomi yang ditetapkan pemerintah harus diminta pertanggungjawaban, masyarakat harus mampu kritis dalam melihat kegagalan pemerintah dalam mempertahankan kesejahteraan masyarakatnya melalui menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Sehingga faktor-faktor seperti: bagaimana regulasi yang ditetapkan pemerintah - terutama di bawah mandat kepemimpinan Presiden, perlu dipertanyakan kelanjutan di masa depannya.

Perlu diketahui bahwa salah satu penyebab utama lemahnya rupiah adalah kurangnya kebijakan yang efektif dalam mengurangi ketergantungan pada impor. Meski pemerintah sering kali berjanji untuk memperkuat industri dalam negeri dan mendorong ekspor, faktanya Indonesia masih sangat bergantung pada barang dan bahan baku dari luar negeri. Akibatnya, ketika nilai tukar rupiah melemah, harga barang impor melambung, yang berimbas langsung pada masyarakat.

Selain itu, kebijakan ekonomi yang tidak konsisten dan kurangnya strategi jangka panjang dalam menjaga fundamental ekonomi nasional juga menjadi faktor yang memperburuk kondisi rupiah. Misalnya, alih-alih fokus pada program yang tidak mendukung kemajuan, seperti MBG, pemerintah justru lebih sering mengandalkan utang luar negeri dan investasi asing sebagai solusi jangka pendek. Ketika situasi global berubah, seperti kenaikan tarif Trump atau ketegangan geopolitik, arus modal keluar dari Indonesia semakin memperburuk kondisi rupiah.

Dalam hal ini, presiden sebagai pemimpin negara memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan kebijakan ekonomi yang diambil tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan angka rupiah, tetapi juga pada kestabilan ekonomi yang nyata dan berkelanjutan. Kegagalan dalam menjaga nilai tukar rupiah menunjukkan bahwa kebijakan ekonomi yang diterapkan kurang efektif dalam menghadapi tantangan global maupun domestik.

Untuk keluar dari situasi ini, diperlukan kepastian soal langkah konkret, seperti pengurangan ketergantungan pada impor, peningkatan produksi dalam negeri, serta kebijakan fiskal dan moneter yang lebih adaptif terhadap dinamika global. Jika tidak ada perubahan signifikan dalam arah kebijakan ekonomi, maka pelemahan rupiah akan terus menjadi masalah yang membebani masyarakat dan membuktikan kegagalan kepemimpinan dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun