Mohon tunggu...
Rusti Dian
Rusti Dian Mohon Tunggu... Freelancer - Mass and Digital Communication Student

Author of Geotimes | Freelance Writer Kumparan | Feminism and Journalism Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sering Dianggap Sama, Apa Perbedaan Jurnalisme Online dan Multimedia?

13 September 2020   08:00 Diperbarui: 13 September 2020   08:04 1211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pinterest/sandeep malviya

Sama-sama menggunakan teknologi, terkadang kita masih sulit untuk membedakan antara jurnalisme online dan jurnalisme multimedia. Padahal, jika dipahami dengan seksama, keduanya memiliki perbedaan yang cukup jelas.

Seperti ditulis Widodo (2020) dalam bukunya yang berjudul "Jurnalisme Multimedia", jurnalisme online adalah aktivitas jurnalistik yang dilakukan dengan menggunakan jaringan internet. Jurnalisme model tersebut termasuk contextualized journalism yang menyatukan tiga fitur komunikasi seperti kemampuan multimedia berdasar platform digital, kualitas interaktif dalam komunikasi online, dan fitur yang didatanya.

Lain halnya dengan jurnalisme multimedia. Secara konsep, multimedia berarti kombinasi antara teks, foto, video, audio, grafik, dan interaktivitas yang disajikan dalam situs web secara non linier. Dengan demikian, multimedia merupakan kombinasi dari minimal tiga jenis media.

Jadi, inti dari perbedaan antara jurnalisme online dan jurnalisme multimedia adalah digital storytelling berbasis multimedia dapat dilihat sebagai sebuah potensi di jurnalisme online, namun tidak menjadi elemen wajib.

Jurnalisme Online

Praktik jurnalisme online tidak ada hubungannya dengan tujuan multimedia. Inilah yang membuat jurnalisme online berbeda dengan jurnalisme multimedia. Mark Deuze (Widodo, 2020, h. 21) membagi dua domain dalam jurnalisme online yaitu rentangan dari situs yang berkonsentrasi pada editorial content, hingga situs web yang berbasis konektivitas publik.

Editorial content merupakan teks yang dibuat dan diedit oleh seorang jurnalis. Lain halnya dengan konektivitas publik yang dilihat dari komunikasinya yang tidak ada hambatan baik dalam proses editing maupun moderasi.

Domain kedua dapat dilihat dari tingkatan komunikasi partisipatoris yang ditawarkan oleh situs berita  bersangkutan. Situs akan dianggap terbuka bagi publik jika pengguna bisa berbagi komentar atau mem-posting sesuatu tanpa adanya intervensi penyaringan.

Setidaknya ada empat jenis jurnalisme online menurut Mark Deuze (Widodo, 2020, h. 22), diantaranya:

1. Mainstream News Sites

Merupakan situs yang menawarkan pilihan editorial content yang disediakan media induk maupun yang sengaja diproduksi untuk versi web. Biasanya, tingkat komunikasi partisipatorisnya tertutup. Ini yang membuat situs berita tersebut tidak ada bedanya dengan media cetak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun