Desa Bukit Layang tempat tinggal Saura (38 tahun), ibu rumah tangga yang tetap bergerak menjalankan usaha rumahannya yakni membuat Empek-empek kendati di tengah pandemi Covid-19.
Jenis kuliner khas Bangka ini ada kemiripan dengan Pempek dari Palenbang, dengan cita rasa yang berbeda.
Empek-empek yang dibuat Saura dengan campuran terigu, ikan laut dan campuran singkong rebus yang diadon menjadi satu.
Bentuknya yang panjang sekitar 30 cm itu setelah adonan digulung, sehingga disebut dengan Empek-empek puntung.
Saura bisa bertahan dalam menjalankan usahanya karena optimisme dan dukungan keluarga mulai dari suami, anak dan orang-orang terdekat lainnya.
Pembuat Empek-empek ini tinggal di desa yang berjarak sekitar 15 km dari kota Sungailiat, pusat pemerintah kabupaten Bangka.
Menuju ke desa yang dibuat terpencil karena kondisi jalan yang rusak tapi tidak menjadi penghalang untuk memproduksi Empek-empek dipasar ke luar desa hingga ke luar pulau Bangka.
Gilingan singkong yang sudah halus dicapur dengan tepung sagu yang sudah ditakar disesuaikan dengan ikan yang menjadi campurannya sehingga ikannya masih cukup terasa.
Setelah Empek-empek dibuat menjadi puntung-puntung, direbus hingga matang. Saura meyakinkan bahwa produknya dijamin sehat tanpa pengawet bisa bertahan 4 hingga 5 hari.
Proses produksi Empek-empek tidak dilakukan Saura sendiri namun ia juga dibantu orang-orang terdekatnya yang menjadi modal semangatnya.
Karena orang-orang terdekatnya yang telah membantu memasarkan Empek-empek produksi rumahan dari desa Bukit Layang, kabupaten Bangka ini melalui promosi di sosial media sehingga mendapat pesanan dari pelanggan di luar pulau Bangka.
Adik ipar Saura yakni Fitri yang telah menbantu memasarkan bisnis kakak iparnya mengakui sebelum pandemi produksi Empek-empek Saura setiap harinya mencapai 50 puntung, namun di tengah pandemi ini turun menjadi 30 puntung setiap hari.
"Kadang di tengah pandemi ini produksi bisa mencapai 50 puntung sehari, tergantung permintaan," kata Fitri.
Dukungan tersebut sebagai motivasi bagi Saura tetap bersemangat menjalankan usahanya di tengah mulai lesunya beberapa usaha rumahan dampak langsung dari pandemi Corona.
Usaha rumahan seperti yang dilakukan Saura yang tidak tersentuh bantuan pemerintah, bukan alasan untuk berhenti berusaha sebagai upaya mendukung ekonomi keluarga.
Selain itu suami fitri yang merupakan adik kandung Saura turut mempromosikan usaha kakaknya dalam nemproduksi Empek-empek melaui canel YouTube nya yakni Brow Sanfie.
Empek-empek puntung produksi Saura dapat disajikan dalam bentuk Empek-empek lenjer goreng.
Ditemani cuka pedas, menyantap Empek-empek goreng yang telah dipotong dalam ukuran kecil menjadikannya cemilan yang tidak membosankan.
Bakwan dibuat dari potongan Empek-empek putung direbus kembali dengan kuah dari racikan bumbu yang juga disediakan Saura.
Empek-empek yang dipotong dalam ukuran kecil itu tinggal dicemplungkan ke kuah yang telah mendidih.
Menyantap bakwan hangat mengenyangkan dan menyegarkan ditambah dengan cabai bila yang suka pedas.
Saura telah membuktikan bahwa dukungan keluarga sangat membantu usahanya tetap berproduksi di tengah pandemi Covid-19.
Mari kita peduli untuk mendukung orang terdekat dan warga sekitar kita dalam bentuk apapun yang bisa dilakukan agar usaha mikro kecil menengah mereka tetap hidup di tengah pandemi.
Salam dari pulau Bangka.
Rustian Al'Ansori
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H