Penyuluhan program kependudukan berencana dan pembangunan keluarga (KKBPK) berlangsung, Rabu ( 8/8) di balai penyuluh KB Sungailiat
Penyuluhan diikuti ibu - ibu yang tergabung dalam Istri Ikatan Keluarga Timah, warga sekitar dan Kader KB berjumlah 30 orang peserta.
Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ( DP2KBP3A) Kabupaten Bangka, Boy Yandra menjelaskan Bina Keluarga Balita (BKB) sebagai upaya peningkatan pengetahuan, ketrampilan, dan kesadaran ibu serta anggota keluarga lain dalam membina tumbuh kembang balita.
Langkahnya adalah dengan melakukan rangsangan fisik, motorik, kecerdasan, sosial, emosional serta moral yang berlangsung dalam proses interaksi antara ibu/anggota keluarga lainnya dengan anak balita.
Boy menjelaskan, kelompok BKB umumnya terdiri dari keluarga muda dengan anggota yang mempunyai anak balita. Untuk memberdayakan keluarga Batita ( dibawah usia 3 tahun) dan keluarga Balita ( dibawah Usia 5 tahun), seluruh jajaran pembangunan, termasuk kekuatan keluarga yang tergabung dalam POSDAYA, diarahkan agar setiap keluarga memberi prioritas yang tinggi terhadap kesehatan dan pertumbuhan anak balitanya.
Orang tua dalam POSDAYA dapat disiapkan untuk menyegarkan kembali Gerakan BKB, sebagai gerakan bersama antara pemerintah dan masyarakat untuk memelihara kesehatan, hantaran tumbuh kembang anak, deteksi dini kelainan atau kecacatan dan akhirnya menyiapkan anak balitanya siap sekolah bersama anak-anak lain.
“ Orang tua harus peka terhadap.perkembangan dan pertumbuhan anak,” tambah Boy Yandra.
Sedangkan Bagi orang tua, penyuluhan ini agar dapat mengurus dan merawat anak serta pandai membagi waktu dan mengasuh anak, untuk memperluas wawasan dan pengetahuan tentang pola asuh anak yang benar, untuk meningkatkan keterampilan dalam hal mengasuh dan mendidik anak balita, supaya lebih terarah dalam cara pembinaan anak, Agar mampu mencurahkan perhatian dan kasih sayiang terhadap anak sehingga tercipta ikatan batin yang kuat antara otang tua dan anak dan agar mampu membentuk anak yang berkualitas.
Disamping itu bagi anak, diharapkan dapat bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkepribadian luhur, tumbuh dan berkembang secara optimal, cerdas, trampil, dan sehat serta memiliki dasar kepribadian yang kuat guna perkembangan selanjutnya.
Untuk dapat memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi dengan efektif, orang tua perlu menyaring sumber informasi agar pengetahuan yang diberikan kepada remaja akurat dan tidak menimbulkan kekhawatiran berlebihan kepada remaja.
“ Jadilah pendamping yang akrab bagi mereka, agar mereka dapat nyaman bertanya ini-itu tentang kesehatan reproduksi. Dengan demikian, Anda dapat lebih dekat kepada anak-anak, dan mereka pun akan merasa bahwa orangtuanya keren karena terbuka untuk mendiskusikan hal-hal yang dianggap tabu,” ungkap Ismet.
Terkait dengan pemilihan kontrasepsi Wiwik dari Ikatan Bidan Indonesia mengatakan, kontrasepisi untuk mencegah kehamilan merupakan pilihan yang harus diputuskan bersama dengan pasangan.
Perlu dipertimbangkan apakah pasangan masih ingin memiliki anak atau tidak, kapan pasangan ingin memiliki anak lagi, apakah ibu sedang menyusui atau tidak, atau adakah penyakit tertentu pada wanita yang bisa diperburuk dengan kontrasepsi. Selain itu mempertimbangkan pula harga dan kepraktisan dari setiap metode.
Di antara jenis kotrasepsi tersebut meliputi IUD/Spiral, Suntik KB,-Pil KB, Kondom, Spermatisida, -Operasi MOP.dan.MOW serta Diafragma. (Rustian Al Ansori/Reles Humas Bangka)