Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Harga Getah Karet Murah, Derita Petani di Bangka

19 Maret 2018   06:05 Diperbarui: 19 Maret 2018   07:39 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pedagang pengumpul getah karet Imron di Paya Benu Bangka (dok Rustian al ansori)

Petani di Kabupaten Bangka masih banyak yang tergantung dengan hasil perkebunan karet. Sebagian besar warga desa di Bangka memiliki perkebunan karet, selain Lada dan juga beberapa petani bertanam kelapa sawit dan komoditi pertanian lainnya.

Namun tidak semua hasil pertanian itu menggembirakan bagi para petani di Bangka, khususnya karet yang saat ini harga sangat rendah mencapai Rp 5 ribu/ kg di pedagang pengumpul.

Pekan lalu saya sempat berkunjung ke desa Payabenua, kecamatan Mendo Barat berjarak sekitar 50 km dari Sungailiat, tempat saya tinggal. Bertemu pedagang pengumpul getah karet petani setempat ketika melintas di depan masjid desa Payabenua, usai sholat Jumat.

Aroma kurang sedap menyengat dari keranjang yang dibawa di jok sepeda motornya. Getah karet yang sudah membeku itu, mengeluarkan air yang banyak dari keranjang disepeda motor yang dikendarai pedagang pengumpul.

foto Rustian al ansori
foto Rustian al ansori
Getah karet yang telah dibekukan (do. Rustian al ansori)
Getah karet yang telah dibekukan (do. Rustian al ansori)
Pedagang pengumpul getah karet itu adalah Imron warga desa Payabenua. Ia menjalaskan, karet yang sudah dibekukan dengan tawas itu diambil dari rumah - rumah petani dengan harga Rp 5 ribu/kg untuk harga yang berlaku saat ini.

" Saya cuma ambil untung Rp 2 ribu, dijual ke pihak pabrik yang mengambil dengan harga Rp 7 ribu per kilogram," jelas Imron.

Menurutnya, karet yang diambil dari para petani beratnya masih banyak menyusut karena banyak mengandung air.

" Saya ambil karet dari rumah - rumah petani setiap hari dapat terkumpul antara 100 kg hingga 200 kg, jadi seminggunya bisa mengumpul lebih 1 ton," ujarnya.

Kendati harga karet sangat murah, pedagang pengumpul tetap untung. Petani di Bangka masih terus menyadap getah karet dari kebun karet milik mereka. Dari harga karet yang murah itu, para petani masih bisa membeli beras untuk kebutuhan sehari - hari.

Imron mengakui harga karet sudah ditetapkan pihak pabrik pengolahan karet, " Ini sudah menjadi kegiatan sehari - hari petani, ada kebun karet sayang bila tidak diambil getahnya," jelasnya.

foto Rustian al ansori
foto Rustian al ansori
Para petani di Bangka tidak banyak berharap dari hasil perkebunan karet, karena harga yang sangat rendah. Pagi - pagi sudah berada di perkebunan diantara dinginnya pagi, perjuangan yang tidak ringan menunggu lama menetesnya getah karet dari pohon - pohon karet untuk memenuhi ember tempat membawa getah karet yang terkumpul. Kendati harga karet rendah, namun geliat kehidupan para petani di Bangka masih tetap ada untuk menyambung hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun