Mohon tunggu...
Rustam Efendi
Rustam Efendi Mohon Tunggu... Guru Honorer -

Hai Kompasianer, perkenalkan nama saya : Rustam Efendi seorang guru honorer di salah satu sekolah dasar di kota Bukittinggi. Blog Saya : https://www.roestam.web.id/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Antara Kebutuhan dan Gaya Hidup

11 November 2017   16:09 Diperbarui: 11 November 2017   16:11 1864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Skala prioritas terkadang sering kita abaikan, demi memenuhi tuntutan gaya hidup yang semakin hari semakin tidak dapat kita antisipasi, membeli sesuatu tanpa memikirkan terlebih dahulu. Apakah kita memang sedang membutuhkannya atau cuma ikut-ikutan trend ?

Bagi mereka yang memiliki rezeki melimpah, uang didapat dengan sangat mudah, mungkin memenuhi gaya hidup tidak menjadi sesuatu yang perlu dipermasalahkan lagi. Namun, bagi mereka yang hidup pas-pasan tentunya terlalu mengikuti trend dalam memenuhi gaya hidup akan menjadikan mereka rugi.

 Akibatnya adalah hutang menjadi pilihan utama untuk mendapatkan itu semua. Hutang antara satu orang dengan orang yang lainnya, dikejar-kejar rentenir, jaminan disita, hingga tidak memiliki tempat inggal yang sebenarnya sudah dimiliki saat belum begitu mengikuti gaya hidup tersebut.

Contoh sederhana sekali adalah memiliki gadget yang setiap saat muncul keluaran terbaru, disaat seseorang yang masih memiliki gadget yang lama dan masih layak pakai, lalu membeli yang baru karena tergiur dengan teman-teman ditempat kerja sudah memilikinya, berarti ini merupakan mengikuti gaya hidup dan bukan lagi sebagai kebutuhan. 

Atau disaat melihat kendaraan baru keluar katakanlah mobil baru, padahal kita telah memiliki mobil yang lama, masih layak pakai dan belum lama kita beli, karena melihat tetangga memiliki mobil keluaran terbaru tersebut, lalu kita jual mobil lama kita dengan harga rugi, dan membeli mobil baru dengan cara kredit. Apakah ini bisa dikatakan pantas ? atau memang sedang mengikuti trend dan gaya hidup yang tidak wajar.

Disaat ada kenaikan kebutuhan harian, katakanlah kebutuhan listrik, air dan bahan-bahan pokok, kita masih nyinyir dengan menyalahkan berbagai pihak. Masih pantaskah semua itu kita lakukan ? padahal untuk kebutuhan yang bukan prioritas saja kita mampu memenuhinya, meskipun harus berhutang.


Antara kebutuhan dan gaya hidup, mustilah menjadi pertimbangan bagi kita, memang benar semua itu yang kita lakukan tidak merugikan orang lain, toh hutang hutang kita, uang adalah uang kita,  namun bijak dalam menyikapi tuntutan hidup atau mengikuti trend adalah hal yang musti kita lakukan, agar kita tidak lagi mengeluh dengan kondisi ekonomi yang kita hadapi saat sekarang ini.

Tulisan ini bukan untuk kritisi, bukan pula untuk menggurui, namun untuk introspeksi diri ini, agar tidak salah langkah dalam menyikapi kehidupan ini, terutama bagi diri pribadi yang menulis ini, terimakasih telah membaca tulisan sederhana ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun