Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

2. Rusman: Rembulan di Atas Bayang Semu (h)

16 Juli 2019   20:45 Diperbarui: 17 Juli 2019   08:07 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Ketika mereka melangkah semakin jauh ke dalam padang itu, kembali Mas Hario Dalem berkata tanpa berpaling: 

"Paman, apakah paman puas dengan keadaan paman sekarang?"

"Puas tentang apa, ngger?"

"Tentang keadaan paman. Paman yang pernah dikagumi digaris perang, kini tidak lebih dari seorang pencari rumput dan penjaga kandang kuda"

"Aku puas ngger. Aku puas bahwa aku untuk sekian lamanya berhasil meletakkan senjataku dan menggantinya dengan arit dan golok pembelah kayu ini."

Benteng Surolawe mengerutkan keningnya. Terasa sesuatu menggeram didalam rongga dadanya, tetapi ia ragu-ragu untuk mengutarakannya.

Namun yang terloncat dari bibirnya adalah: 

"Paman adalah seorang yang berhati goyah. Paman telah meletakkan suatu tekad perjuangan. Namun paman berhenti ditengah jalan."

"Raden," sahut Panitis perlahan-lahan "Aku memang pernah meletakkan suatu tekad. Tetapi aku bukan orang yang buta pada keadaan. 

Orang yang dengan membabi buta berbuat hanya karena sudah terlanjur. Sebenarnya ngger, terus terang aku telah berusaha untuk membutakan mataku dan berbuat seperti yang angger kehendaki. 

Tetapi akhirnya aku menyadari keadaanku. Aku tidak dapat membohongi perasaanku terus memerus. Aku jemu pada peperangan yang bagiku sia-sia ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun