Setelah dinyatakan hilang secara misterius sejak 6 hari lalu, Pratu Wahyudi hari ini ditemukan telah gugur dengan kondisi badan penuh luka bakar. Prajurit TNI ini bertugas di garda terdepan untuk memadamkan kebakaran hutan di Kampung Medan, Labuhan Tangga Besar Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir, Riau bersama rekan-rekan prajurit lainnya dari Den Rudal di Dumai.
Sejak dari hilangnya prajurit ini, para petinggi militer di Riau hingga Bupati Rokan Hilir di Bagan Siapi-api terus mengupayakan pencarian terhadap Pratu Wahyudi yang sebentar lagi akan melangsungkan pernikahan. Prajurit ini dinyatakan hilang ketika akan menggantikan alat pemadaman api dengan kapasitas mesin yang lebih besar dan pergi mengambil selang kecil yang tidak digunakan ke dalam hutan. Karena terjebak asap tebal, Pratu Wahyudi diduga bingung mencari arah kembali sehingga tersesat.
Rekan-rekan prajurit lainnya setelah menyadari hilangnya korban masih sempat menghubungi lewat ponsel dan terjadi komunikasi. Korban dengan berteriak mengabarkan bahwa posisi dia sedang berada di atas pohon namun anehnya para prajurit tidak menemukan apapun di daerah hilangnya korban. Pencarian terus dilakukan dengan melibatkan unsur kepolisian dan penduduk sekitar bahkan melibatkan paranormal, karena hilangnya prajurit ini dikaitkan dengan nuansa mistik di daerah hilangnya korban. Hujan lebat yang sempat turun juga tidak sanggup memadamkan bara api yang terus menghasilkan asap pekat di sekelilingnya.Â
Masih belum hilang dari ingatan ketika tahun 2015 lalu di bulan Agustus - September bencana kabut asap menghantam Sumatera dan Kalimantan hingga mengakibatkan penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) bagi ribuan masyarakat di sana. Kebakaran hutan sangat sulit dipadamkan karena umumnya tanah di daerah Riau dan Kalimantan adalah tanah gambut, yang merupakan hasil pembusukan dedaunan selama ratusan tahun sehingga menyimpan bara api hingga kedalaman 10 meter. Satgas Karhutla berupaya meminimalisasi kebakaran hutan dengan semprotan melalui selang air atau melalui bom air dari udara dengan helikopter. Hanya kuasa alam atau hujan lebat yang akhirnya sanggup memadamkan kebakaran hutan hingga tuntas ketika memasuki musim hujan di Bulan September hingga Oktober.
Pratu Wahyudi dan prajurit TNI lainnya serta Satgas Karhutla jelas adalah pahlawan bagi masyarakat untuk mencegah bencana kabut asap. Semoga kepergian Pratu Wahyudi adalah yang terakhir dan meninggalkan pesan bagi kita semua untuk lebih mewaspadai bencana kabut asap, serta mengingatkan para pelaku pembakaran hutan baik perusahaan atau perseorangan bahwa hukuman berat sudah menunggu apabila tertangkap tangan nantinya.
Selamat jalan, pahlawan...