Â
Ini tentang diri saya, di mana terkadang di dalam diri kita, kita sering menjalankan peran yang sebenarnya tidak kita pilih. Tapi kita tetap harus menjalaninya. Salah satunya adalah, menjadi kuat, dan hal inilah yang saya rasakan. Menjadi orang yang yang selalu ceria, tampak tegar, seakan akan tidak ada masalah, hal ini menuntut kita harus siap untuk menanggung beban yang datang dari berbagai arah.
Banyak orang yang menganggap kita itu kuat, bahkan akan banyak orang yang berkata kepada kita, kamu kuat ya. Tanpa mereka tahu bahwa di balik setiap kuat, dibalik setiap senyum yang selalu kita tampilkan, di dalam nya ada tangis yang sering kali kita tahan secara diam-diam.Â
Terkadang kita tanpa sadar kita sering menjadi bahu buat orang lain untuk mereka dapat bersandar, tanpa kita sadari bahwa sebenarnya kita juga butuh bahu untuk dapat bersandar. Kita seringkali mendengar keluh kesah mereka, curhatan mereka. Tanpa kita sadari kita tidak punya tempat untuk kita dapat menceritakan semua kelelahan yang kita alami.Â
Kekuatan yang orang lain lihat itu cuma dari luarnya doang, tanpa mereka sadari bahwa itu adalah topeng yang kita pasang. Kita tersenyum bukan karena bahagia, tetapi karena tidak punya pilihan. Kita tertawa bukan berarti semua baik-baik saja, tetapi jika tidak tersenyum, jika tidak kuat mungkin itu akan membuat kita runtuh.
Menjadi orang yang terlihat kuat bagi orang lain itu bukan lah hal yang salah. Tapi yang salah itu adalah terus memaksa diri untuk tetap terlihat kuat sampai kita sendiri lupa bagaimana bisa bisa meluapkan rasa capek kita itu, yang tanpa kita sadari itu bisa membuat kita hancur dari dalam secara perlahan.
Terkadang kita juga perlu berkata bahwa kita ini capek, tapi terkadang mulut tertahan, karena mungkin kita takut untuk dikatakan lemah, takut nanti kita dibilang banyak drama. Jadi kita lebih memilih untuk diam dan menyimpannya itu sendiri.
Lelah bukanlah sebuah kelemahan. Mengaku lelah adalah sebuah bentuk keberanian. Kita berani jujur bahwa kita bukan sekuat yang mereka kira, kita juga perlu ruang untuk bisa bernafas tanpa tekanan.
Sayangnya, tidak semua orang mengerti. Ketika kita bilang lelah, mereka mengira kita sedang mengeluh. Ketika kita minta waktu, mereka mengira kita menjauh. Padahal, kita hanya ingin menyelamatkan diri sendiri sebelum benar-benar kehilangan arah.
Dunia terlalu keras untuk hati yang lembut. Sehingga kita ingin ada orang yang bisa ngertiin kita dan berkata kepada kita, tidak apa-apa kalau hari ini kamu lelah, istirahat saja dulu kamu tidak perlu untuk terus menerus menjadi orang yang sok kuat. Karena dibalik kekuatan yang terus kita tunjukan, sebenarnya kita hanya ingin merasa aman.Â