Sejak kedatangan AKBP Ir. Untung Sangaji di Aceh Utara sebagai Kapolres pada November 2016 lalu, kondisi masyarakat banyak mengalami perubahan, Â bahkan pernah terjadi unjuk rasa besar-besaran oleh warga sebagai bentuk dukungan untuknya, dalam membasmi adanya Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT).
Tidak hanya masalah keamanan, kriminal, atau masalah hukum lainnya, namun faktor ekonomi masyarakat kecil pun menjadi perhatian Untung Sangaji, apa yang dia lakukan sudah bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, mereka menikamti hasilnya yang terus meningkat, ini bisa dilihat dengan dibukanya tempat wisata pantai di Desa Bantayan Kecamatan Seunuddon oleh Untung Sangaji sejak dirinya menjadi Kapolres Aceh Utara, rencananya pantai wisata itu akan dikembangkan sepanjang pesisir pantai di lima Desa  Kecamatan Seunuddon.
Pantai ini baru ramai dikunjungi setelah adanya upaya-upaya yang dilakukan oleh Untung Sangaji bersama tokoh ulama dan tokoh masyarakat. Sebelum kehadirannya dikawasan itu ada persoalan-persoalan yang diputuskan secara sepihak dan merugikan masyarakat miskin, sehingga rasa kuatir berlebihan membuat masyarakat tidak berani untuk memulai, warga merasa legah dengan kehadiaran Untung Sangaji, semua persoalan yang menyebabkan adanya rasa kuatir dapat teratasi dengan bermusyawarah, memberikan pemahaman dan dia pun memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat.
Semoga kedepannya pemerintah Aceh Utara dapat bersama-sama mengembangkan pantai itu untuk mendukung ekonomi masyarakat dan memperhatikan jalan yang belum diaspal untuk mempermudah akses bagi para wisatawan.
Di Aceh Utara Ada Jalan Bernama Ir. Untung Sangaji, Begini Pengakuan Warga..!
Menurut salah satu tokoh masyarakat Seunuddon, Teuku Miftahuddin saat wawancara melalui telpon genggam (19/01/19), bahwa AKBP. Ir. Untung Sangaji adalah sosok panutan buat masyarakat Aceh Utara, dia tidak hanya menjalankan tugas-tugasnya sebagai seorang Perwira Polisi saja, namun peduli pada semua persoalan yang meresahkan masyarakat.
"Seorang Untung Sangaji itu terlalu baik dan peduli pada masyarakat di sini, kami tidak mampu untuk membalas setiap kebaikan-kebaikan yang telah dia lakukan selama menjabat sebagai Kapolres di Aceh Utara, sehingga masyarakat sepakat untuk melakukan sesuatu yang bisa diingat oleh generasi berikutnya, diputuslah untuk membuat nama Jalan Ir. Untung Sangaji melalui musyawarah masyarakat", ungkap Miftahuddin.
"Pak Untung itu orangnnya bijaksana, tegas, merakyat, peduli akan kepentingan masyarakat, dia telah melaksanakan tugas-tugas keseluruhan pemerintah di Aceh Utara, yang sepatutnya di laksanakan oleh Bupati, tapi seorang Kapolres dia boleh berbuat lebih dari tugas dasarnya itu, dimana ada musibah di wilayah hukumnya dia turung tangan, membantu, menolong, mendengar keluhan masyarakat, dia berbaur dengan masyarakat, semua momok menakutkan tentang polisi itu sudah hilang sejak pak Untung ada di sini, jadi masyarakat tidak segang lagi dengan polisi bahkan sekarang menjadi kawan baik, selama hidup kami belum ada seorang Kapolres yang dikenali oleh semua kalangan, semua warga tahu siapa itu Pak Untung, jarang-jarang ada Polisi kayak gini, pengaruhnya besar di Aceh Utara", ungkap Miftahuddin.
Kepedulian yang tinggi itu meninggalkan kesan yang mendalam, meskipun saat ini dia sudah berpindah tugas di Medan sebagai Wakil Direktur Polair Polda Sumatera Utara, namun masyarakat tidak bisa melupakannya, mereka bahkan merasa tidak mampu untuk membalas setiap kebaikan yang mereka terima.
Untuk itu sebagai bentuk penghargaan mereka, khususnya masyarakat Seunuddon Kabupaten Aceh Utara, mereka putuskan melalui musyawarah untuk memberi nama pada sebuah jalan raya, bernama Jalan Ir. Untung Sangaji.
Jalan Ir.Untung Sangaji berada pada lintasan pantai Kecamatan Seunnuddon Aceh Utara, panjangnya 12 kilometer, untuk tahap pertama sudah 6 kilometer yang tersedia dan akan dilanjutkan lagi sampai pada perbatasan Aceh Timur.
Tetapi dibalik keputusan warga Seunuddon untuk penamaan jalan tersebut, ada hal menarik lain, yang saya tangkap setelah mewawancarai Teuku Miftahuddin, dia mengatakan bahwa jalan itu diberi nama Ir. Untung Sangaji agar generasi Aceh Utara berikutnya bisa tahu bahwa ada orang Ambon yang datang dan peduli dengan mereka.
"di jalan pesisr pantai itu belum ada nama, dan beliau adalah orang yang membuka pantai tersebut untuk tempat wisata, sehingga dengan adanya tempat wisata disepanjang pantai bisa menambah penghasilan masyarakat, Â harapannya dengan dibuatkan nama jalan itu, generasi berikutnya bisa tahu bahwa ada orang Ambon yang sangat peduli dengan masyarakat Aceh Utara, yaitu Ir. Untung Sangaji, dan kita tidak bisa melupakan kebaikan yang sudah dilakukannya, Â jalan itu panjangnya 12 kilometer sampai di perbatasan Aceh Timur". Kata Miftahuddin.
Menarik bukan, mereka tidak hanya melihatnya sebagai sosok polisi tetapi juga saudara yang datang jauh dari Ambon, dan Untung Sangaji juga sudah melakukan semboyang orang Maluku, bahwa "Katong samua basudara, potong di kuku rasa di daging", yang mengandung makna  kita semua adalah saudara, kesulitanmu adalah kesulitanku, rasa sakitmu adalah rasa sakitku, sehingga sudah menjadi kewajiban untuk saling membantu tanpa membeda-bedakan, agar terciptanya hidup aman, rukun dan sejahtera. (RL)