Mohon tunggu...
RuRy
RuRy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Demak Jawa Tengah

Orang biasa dari desa

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

"Napak Tilas" Sepenggal Kisah Saat Mudik Lebaran

3 April 2024   10:43 Diperbarui: 7 April 2024   20:50 2164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mudik menjadi momen paling ditunggu bagi mereka yang bekerja di luar kota ataupun di lain daerah. Momentum yang terus terulang konstan setiap tahun ini selalu menorehkan kisah dan kenangan tersendiri. 

Tak seperti tahun-tahun sebelumnya di mana saya mudik ke Semarang, tetapi tahun ini tujuan itu berubah seiring berjalanya takdir dalam hidup saya. Kini, untuk pertama kalinya saya pulang kampung ke kota yang selama ini hanya saya ketahui sebatas letak geografisnya saja. 

Ciamis. Kota yang sebenarnya sejak saya masih sekolah dasar sudah saya kenal namanya, namun siapa menyangka suratan takdir tahun ini tak hanya membawaku ke sana namun untuk menetap dan tinggal disana bersama istri tercinta. 

Rute perjalanan pulang yang sebelumnya lewat jalur utara, maka tahun ini untuk pertama kali saya melalui selatan. 

Kebetulan memang saya kemarin ada pekerjaan di Bali, musim mudik kali ini saya memakai transportasi udara dengan tujuan Kulonprogo (Yogyakarta Internasional Airports) lalu dilanjutkan dengan travel hingga ke kota tujuan. 


Karena tidak bisa langsung melanjutkan perjalanan ke Ciamis dikarenakan jam tujuh malam baru di jemput, sedangkan saya sampai bandara YIA jam satu siang. Waktu inilah saya gunakan untuk singgah mencari hotel transit dan berkunjung untuk 'napak tilas' ke sebuah dusun di Kecamatan Temon Kabupaten Kulonprogo. 

Setahun lalu tepatnya awal bulan Juni 2022 saya pernah ada pekerjaan di daerah tersebut kurang lebih delapan bulan. Dari sinilah sebenarnya cerita dan takdir hidup saya berubah. Dimana pada saat itu untuk pertama kali saya kenal dengan seorang wanita yang sekarang telah menjadi istri saya. 

Tidak lama tapi intens, begitulah komunikasi kami pada saat itu.

Dusun ini menyimpan banyak kesan dan kenangan indah buat saya. 

Sewaktu saya bekerja di Dusun Seling Temon ini tinggal di sebuah rumah yang disewa oleh perusahaan dimana saya bernaung mencari rezeki. Bagi saya bangunan ini menorehkan banyak cerita hidup suka-duka yang tak terlupakan. 

Dibangun di deretan ujung dekat persawahan menjadi nilai tambah yang membuat betah akan suasana ketenangan. Udara segar bebas polusi begitu bebas dinikmati, pemandangan hijau dan pohon kelapa menjulang seakan mengharapkan saya suatu hari nanti kembali bertandang. 

Dokumentasi RuRy
Dokumentasi RuRy

Namun, saya tak menyangka rumah yang setahun lalu saya tinggali selama delapan bulan ini kondisinya memprihatinkan. Saya sempatkan untuk mampir dan mengambil gambar meski dengan mata yang berkaca-kaca. 

Rumah itu mempunyai sejarah dan menorehkan banyak kenangan manis yang membekas di hati saya. Entah mengapa hari demi hari saat itu saya selalu riang. Dari situ awal cerita bermula, meski meski kami dipertemukan tidak tatap muka, namun ini soal rasa yang berpapasan lalu saling merasa nyaman dan akhirnya sama-sama memutuskan untuk tinggal. Terkesan lebay memang, tetapi itulah kenyataannya. 

Saya emosional sekali melihat kondisinya yang sekarang terbengkalai tidak terawat. Rasanya tak bisa menahan kesedihan dan terngiang keceriaan menjalani hari-hari penuh semangat di rumah yang bercat putih ini pada saat itu. 

Dokumentasi RuRy
Dokumentasi RuRy

Waktu satu tahun seakan bisa merubah segalanya. 

Pada pertengahan maret 2023 tahun lalu saya memutuskan untuk pulang dan melangsungkan pernikahan satu minggu sebelum ramadan tiba, serta menunaikan ibadah puasa di rumah bersama istri. 

Terkesan buru-buru memang, tapi itu mungkin sudah menjadi ketetapan-Nya. Kurang dari tiga bulan dari awal kenal sampai legitimasi sebuah hubungan antara dua insan itu terlaksana. 

Memang benar pepatah mengatakan 'kalau jodoh tidak akan kemana' setidaknya saya mengalaminya, bahkan terasa seperti mimpi. 

Dari kisah ini saya bisa mengambil banyak pelajaran hidup tentang makna bersyukur atas apa yang kita miliki sekarang ini. Sesuatu yang saat ini kita anggap biasa-biasa saja memilikinya hingga luput untuk mensyukuri, bisa jadi di kemudian hari akan kita tangisi karena telah hilang dan pergi. 

Tak terkecuali sebuah momen, sekecil apapun itu hargailah, karena suatu saat nanti kamu akan merindukannya. Saya sangat bersyukur diberikan kesempatan bisa singgah di kampung yang menorehkan banyak cerita hidup bagi saya pribadi. 

Selain itu, napak tilas ini membuat saya merenung betapa sangat berharganya waktu yang dianugerahkan Sang Pencipta kepada hamba-Nya. Bukan soal lama atapun sebentar. Kalau Yang Maha Kuasa berkehendak, apapun pasti akan terjadi. 

Hidup ini terkadang terasa seperti mimpi, barangkali itulah yang pernah saya alami. Apa yang sebelumnya tak pernah terpikir akan terjadi ternyata menjadi sebuah kenyataan. Saat itu Tuhan membawaku ke sini ternyata bukan hanya masalah rezeki, tapi memberikan saya juga tambatan hati. 

Selalu ada rencana-Nya yang indah dibalik semua peristiwa dalam ritme hidup ini. Meski terkadang penuh liku, mungkin itu cara Tuhan memberikan pelajaran makna sebuah proses. Menjaga dan merawat atas apa yang dimiliki saat ini sebagai manifestasi rasa syukur atas segala rahmat-Nya. 

Pada lain kesempatan nanti saya tetap berharap bisa kembali datang ke dusun ini bersama sang istri. Selain untuk liburan, juga bersilaturahmi dengan warga yang memang banyak saya kenal. Kebetulan daerah selatan Daerah Istimewa Yogyakarta ini ada banyak destinasi yang layak untuk dikunjungi.

RuRy

03/04/2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun