Mohon tunggu...
Rury Infadillah
Rury Infadillah Mohon Tunggu... Freelancer - Rury

Berani dan Ikhlas Menjalani

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Efek Komunikasi Publik di Masa Pandemi

12 Agustus 2020   16:21 Diperbarui: 14 Agustus 2020   15:07 1494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komunikasi merupakan sektor penting dalam kehidupan manusia, sejatinya komunikasi ada untuk mempermudah menyampaikan dan menerima pesan secara jelas kepada orang lain atau lawan bicara kita, komunikasi yang berjalan dengan baik akan menghasilkan kesamaan informasi yang diterima, apabila ada kesalah fahaman mengenai informasi yang di terima maka itu karena komunikasi yang kurang efektif sehingga terjadi mis-komunikasi antara penerima informasi dan penyampai informasi. 

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami mis-komunikasi dengan orang lain, hal ini di sebabkan karena banyak faktor. Beberapa faktor di antaranya adalah seperti perbedaan persepsi antara pengirim informasi dan penerima informasi, perbedaan pengetahuan, pengalaman dan faktor bahasa.

Komunikasi akan menjadi semakin sensitif jika berada pada fase atau keadaan tertentu,  seperti pandemi yang sedang berlangsung saat ini, pandemi Covid-19 yang membawa banyak efek negatif terhadap seluruh dunia, mengguncang seluruh sektor kehidupan manusia, seperti hiburan, pendidikan, ekonomi dan transportasi. 

Kondisi ini juga dapat meningkatkan ke cemasan atau rasa khawatir berlebih sehingga menimbulkan stress, terutama pada masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19, dari penurunan pendapatan, PHK, atau di tinggalkan keluarga yang terjangkit Covid-19 menjadi alasan berbagai pihak mengalami stress.

Dalam berkomunikasi kita harus tetap menjaga hubungan dengan orang lain dan beberapa aspek penting penunjang lainnya, terutama saat berkomunikasi dengan orang banyak. Komunikasi dengan orang banyak dapat di katakan dengan komunikasi publik. Komunikasi publik adalah penyampaian informasi kepada orang banyak baik itu secara langsung maupun secara virtual atau melalui media seperti televisi dan sebagainya. 

Sarananya, bisa media massa, bisa pula melalui orasi pada rapat umum atau aksi demonstrasi, blog, situs jejaring sosial, kolom komentar di website/blog, e-mail, SMS, surat, reklame, spanduk, atau apa pun yang bisa menjangkau publik. Komunikasi publik merupakan penyampaian informasi yang bertujuan untuk mempengaruhi orang banyak secara bersamaan. Komunikasi Publik memerlukan keterampilan komunikasi lisan, tulisan, dan visual agar pesan dapat disampaikan secara efektif dan efisien.

Komunikasi publik sering di lakukan oleh humas instansi pemerintah ataupun perusahaan untuk mengklarifikasi hal-hal penting atau memberitahukan informasi penting mengenai perusahaan tersebut. Dalam komunikasi publik, setiap kata-kata akan sangat berpengaruh, karena kata yang di ucapkan akan di dengar oleh banyak orang. 

Ketika kita salah dalam mengucapkan kata-kata atau argumen dalam komunikasi publik, kata-kata tersebut akan menjadi boomerang yang akan menyerang diri kita sendiri karena hujatan dari orang-orang yang mendengarnya. Kesalahan kata atau argumen dalam menyampaikan pesan pada komunikasi publik sebenarnya bersifat relatif, ketika melakukan komunikasi publik sebaiknya kita mengetahui adat budaya yang ada di daerah tersebut dan kondisi mayoritas minoritas di suatu daerah agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam komunikasi publik.

Selain perusahaan atau instansi pemerintahan, selama masa pandemi Covid-19  pemerintah membentuk tim gugus tugas dan percepatan penyembuhan Covid-19. Tim ini memiliki humas atau juru bicara, suatu ketika menyampaikan pesan juru bicara tersebut menyampaikan kata-kata yang menyayat hati yaitu " yang miskin melindungi yang kaya dari penularan penyakit Covid-19" 

hal ini tentu saja menyakiti perasaan orang banyak, karena secara tidak langsung juru bicara dari gugus tugas percepatan Covid-19 ini menyinggung orang-orang miskin yang ada di Indonesia. Hal ini sebenarnya sangat tidak etis untuk di katakana kepada orang banyak karena akan menimbilkan banyak kontroversi, membentuk underestimate  masyarakat kepada juru bicara dari gugus tugas itu sendiri.

Pembentukan persepsi di tengah masyarakat tergantung dengan bagaimana cara kita menyampaikan pesan kepada orang banyak, komunikasi publik akan membentuk citra buruk bagi pelakunya bila melakukan kesalahan dalam penyampaiannya. Maka dari itu sebenarnya seorang humas atau juru bicara harus dapat menguasai dirinya dan menyampaikan kata-kata yang dapat membuat orang lain senang dengan perkataan yang kita ucapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun