Dalam pernyataan yang dilansirPikiran Rakyat (8/1/2018), Anang berdalih bahwa adanya perhatian bahkan perintah dari Presiden RI, Menko Kemaritiman dan Pangdam III/Siliwangi untuk menangani pemulihan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, tidak lepas dari hasil komunikasi Gubernur Jabar dengan Presiden, Wapres, Menko Kemaritiman, dan Pangdam dalam berbagai kesempatan.
Selain itu Anang meminta agar pernyataan Aher itu tidak dimaknai secara harfiah, melainkan sebagai sumber inspirasi dan motivasi kerja bagi semua pemangku kepentingan untuk sama-sama menjaga Citarum.
Sebelumnya, Anang juga pernah mengungkap bahwa program Citarum Bestari telah menunjukkan keberhasilan. Pada 2015, kata dia, dari 1.500 ton sampah yang masuk Citarum setiap harinya, sudah berhasil dikurangi 50 persen.
Sementara itu Ketua Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jabar, Dadan Ramdan, saat peringatan Hari Citarum tahun lalu mengungkap data, bahwa dana sebesar Rp 4,5 triliun sebelumnya telah dihambur-hamburkan dalam berbagai proyek Citarum, namun toh masih belum mampu juga memulihkan kondisi sungai ini.
Citarum adalah sungai utama di Jabar yang memilik panjang sekitar 225 kilometer. Sungai ini memiliki hulu di Cisanti, lereng Gunung Wayang, di selatan Bandung, dan bermuara di lokasi bernama Muara Gembong, Bekasi. Pada 2008, satu lembaga dunia pernah mencap sungai ini sebagai "The World's Most Polluted River".
Waktu untuk Gubernur Jabar memenuhi janjinya, tinggal 10 bulan lagi. Tapi Presiden Jokowi nambah tujuh tahun lagi untuk Citarum bisa kembali jernih. Jadi.... Ah sudahlah. (***/dari berbagai sumber)