Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Menikmati Kebahagiaan Menjadi Orangtua Tunggal

17 September 2025   20:00 Diperbarui: 18 September 2025   05:07 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku dan ketiga putriku. (Dokumentasi pribadi)

Sejak tahun 2021 KTP (Kartu Tanda Penduduk) saya berstatus cerai mati. Status ini mengusik hati saat itu. Dulu berstatus kawin dan sekarang cerai mati. Saya lebih nyaman dengan status cerai mati dari pada bertuliskan janda.

Sejak kematian suami, saya menjadi single parent. Saat itu anak pertama baru saja lulus kuliah, yang kedua kedua, masih kuliah semester 5 dan yang paling bungsu baru duduk di Taman Kanak-kanak. Masih memiliki tanggung jawab besar yang harus saya emban saat itu.

Menjadi orangtua dari seorang gadis, tentu mempunyai beban tersendiri, minimal jika berada di lingkungan pedesaaan harus segera menikahkan anak yang sudah cukup dewasa.

Beruntung saya menjadi pribadi yang tegar sekaligus tegas. Masalah demi masalah selalu mampir dalam perjalanan saya.

Segera mendapat mantu dan menikahkan dengan orang yang tepat untuk menjadi imam di masa depannya, adalah harapan saya. Alhamdulillah setelah seribu hari wafatnya almarhum suami, putri saya mendapatkan jodoh.

Pernikahan pun kami laksanakan, sederhana penuh kebehagiaan. Alhamdulillah saya mendapatkan orang-orang yang dengan tulus membantu, tetangga, teman dan kerabat yang empati dengan posisi saya, sehingga pernikahan berlangsung lancar dan hidmat.

Setelah menyelesaikan tugas utama, menikahkan putri saya yang sudah cukup dewasa untuk membina rumah tangga, saya harus menyelesaikan tugas kedua yaitu membiayai putri saya yang kedua, saat itu masih duduk di semester 5. Otomatis biaya kuliah menjadi tanggung jawab saya sepenuhnya

Semenjak ditinggal ayahnya, putri saya mengajukan keringanan biaya UKT, dan disetujui kampus sehingga biaya kuliah lebih ringan. Tahun demi tahun dijalaninya sehingga dia berhasil menyelesaikan S1 jurusan ahli gizi.

Setelah menyelesaikan S1 dia berniat mengambil profesi ahli gizi 1 tahun lagi. Menurutku biaya cukup besar. Bismillah saya yakin Allah akan membukaan pintu rezeki bagi orang-orang yang menuntut ilmu. Sekarang pembelajaran sudah selesai, tinggal menunggu ujian kompetensi saja.

Mengatur biaya hidup secara ekonomis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun