Mohon tunggu...
Rumondang  Damanik
Rumondang Damanik Mohon Tunggu... Trainer -

I'm an anthusiastic and energic woman, Eager to learn, Sosialable and fun in doing jobs

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengapa Seseorang (Bisa) Selingkuh?

21 April 2019   23:30 Diperbarui: 23 April 2019   01:52 1201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi perselingkuhan. (shutterstock)

Pertanyaan yang sering kita dengar dan tak bisa kita jawab dengan benar. Kenapa? Kok bisa? Tidak mungkin, sederet pertanyaan di kepala kita bermunculan. 

Apa yang tidak bisa, apa yang tidak mungkin, semua bisa saja dan semua mungkin saja. Lalu jawaban kenapa seseorang selingkuh dari pasangannya? Jawabannya hanya satu karena dia tidak puas dengan perkawinannya. Kenapa tidak puas? Berbagai pertanyaan yang akan kita dapat ketika kita mengetahui terjadinya suatu perselingkuhan dan kita tidak mampu mencerna kenapa bisa terjadi.

Seyogiyanya pernikahan terjadi didasari atas nama cinta, kesepakatan dan komitmen dari kedua belah pihak. Antara laki laki dan perempuan dewasa yang sudah siap dan matang dalam berpikir. Siap menerima segala resiko yang belum kita ketahui sebelumnya, siap menghadapi segala tantangan dan rintangan yang mungkin datang tiba tiba atau di luar kemauan dan kemampuan kita. 

Masalah tak bisa dihindari, tapi harus dihadapi dan dicari jalan penyelesaiannya. Hal inilah yang membuat kadang pasangan suami istri yang tidak siap menghadapi tantangan yang muncul di dalam pernikahan mereka.

Pernikahan tidak mungkin terjadi sepihak. Maka ketika kita memutuskan untuk menikah, begitu banyak pertimbangan yang kita lakukan sebelum memutuskan untuk ke jenjang pernikahan. Cinta hadir begitu saja dan dia juga bisa pergi tanpa pamit. Cinta tak mengenal waktu dan tempat, status dan usia, namun cinta tak bisa jadi jaminan kesetiaan seseorang pada pasangannya. 

Cinta bisa bercabang dan berurat berakar di tempat yang lain. Tergantung tempat dimana paling nyaman dan aman, maka disanalah dia bertengger dan berlabuh.

Tak sedikit pernikahan terjadi bukan atas nama cinta, tetapi atas kehendak orang lain. Maksudnya? Banyak faktor yang membuat seseorang memutuskan untuk menikah, misalnya: tuntutan orang tua, apalagi umur sudah di atas 25tahun, seorang perempuan sudah pantas untuk menikah. Ada kekhawatiran orang tua ketika anak gadisnya belum menikah di usia tersebut, sehingga orang tua kadang memaksa dan bila perlu menjodohkan dengan lelaki pilihan mereka. 

Di awal pernikahan mereka sering terjadi cekcok karena belum mengenal dan paham satu sama lain. Mungkin di awal pertemuan atau perjodohan tentu saja yang disebutkan atau dikenalkan hanyalah yang baik baik saja, bagaimana sifat dan karakter aslinya belum diketahui, sehingga pada saat bersama dalam satu ikatan pernikawinan, sifat asli dari kedua belah pihak muncul satu persatu.

Jika hal ini tidak segera diatasi dan disadari maka sepanjang pernikahan tidak akan pernah ada kecocokan, yang ada saling menyalahkan dan tuding menuding. Apakah kita tahan selama dan seumur hidup kita hidup berdampingan dengan orang yang tidak sepaham atau tidak cocok dengan kita?

Banyak lelaki memilih pergi keluar dengan teman temannya ketimbang bersama istri di rumah, ia akan mencari pelarian di luar sana, jika tidak mabok ya main perempuan. Lambat laun rasa cinta yang pernah ada mulai punah. 

Untuk memulai suatu hubungan yang harmonis dibutuhkan rasa saling percaya dan menghargai, rasa memiliki dan keinginan untuk maju bersama sama. Ketika ego mulai muncul maka tak heran jika salah satu akan menganggap dirinya paling benar, menganggap dirinya paling hebat dan lain sebagainya.

Bagaimana dengan pernikahan yang bukan karena perjodohan, apakah mungkin untuk selingkuh? Tergantung bagaimana awal memutuskan untuk menikah, apakah sudah didasari komitmen yang tinggi terhadap pernikahan atau hanya sekedar melepas status masa lajang. Banyak perempuan memutuskan menikah karena status. 

Kembali lagi usia yang menjadi momok dalam memutuskan untuk segera menikah. Padahal umur bukan jaminan seseorang itu dewasa atau tidak. Kedewasaan seseorang mempengaruhi komitmennya terhadap pernikahan.

Pernikahan yang didasari landasan yang kuat tidak akan mengalami kehancuran meskipun banyak riak dan gelombang dalam mengarungi bahtera rumah tangga. 

Kerikil dan benturan adalah hal yang wajar dalam membentuk mahligai rumah tangga. Namun sanggupkah kita menghadapi ujian dan cobaaan yang datang silih berganti? Landasan yang kuat dan komitmen yang tinggi terhadap pernikahan akan menjadi jawaban dari sebuah pernikahan yang harmonis.

Bagaimana dengan cinta? Apakah cinta menduduki peringkat satu dalam keharmonisan rumah tangga?Cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu namun cinta juga bisa pupus dimakan waktu. Bagaimana cinta bisa tumbuh? Tentu saja dengan menyiram dan merawatnya setiap hari, menjaga dan memberinya nafas kehidupan sehingga cinta dapat terjaga. 

Cinta akan berkhianat ketika penjaganya lalai merawat dan mengurusnya. Dia akan tumbuh dan berkembang bukan pada tempatnya, dia akan pergi mencari air kehidupan di penjaga yang lain dan ketika harapannya dan keinginannya terwujud maka cinta bisa berpaling.

Masih sanggupkah kita mengatakan cinta adalah nomor satu? Tidak, cinta bukan segalanya. Cinta bisa kita bentuk dan kita tanam dan ia akan berbunga yang harum dan membuahkan bibit kehidupan selanjutnya. Cinta hadir pada penjaga yang perduli, cinta menetap pada penjaga yang merawat.

Bebarapa waktu lalu saya ditanyain seseorang, mengapa perempuan selingkuh? Lalu saya jawab:"karena dia tidak puas." Puas yang bagaimana? Tentu saja kepuasan dalam rumah tangganya. 

Apa saja faktor yang membuat seseorang puas? Puas bukan berarti segalanya tercukupi dan berlimpah. Rasa puas itu tidak selalu materi dan kelimpahan, tidak juga sikap kepura puraan yang memuakkan. 

Bukan sesuatu yang besar dan mahal, tapi puas itu bagaimana seseorang di samping kita bisa menghargai dan perduli pada kita. Ketika dia tidak menghargai apa yang sudah kita laukukan untuk merawatnya, ketika dia tidak perduli pada kita yang masih mengurusnya, disitulah godaan untuk mencari perhatian dan penghargaan di luar sana.

Perempuan selingkuh bukan karena adanya kesempatan untuk selingkuh. Perempuan lebih sering menggunakan perasaannya ketimbang logikanya sehingga ketika perasaannya tersentuh dan ia merasakan sesuatu yang berbeda dari pasangannya, maka ia akan menaruh harapan yang besar pada orang yang memperlakukannya dengan baik dan perhatian. 

Perempuan butuh diperhatikan dan dipedulikan. Dia bisa mengkhianati cintanya karena dia tidak merasakan cinta di hatinya, dia tidak merasakan perhatian dari pasangannya, dia tidak merasakan penghargaan dari pasangannya. Ketika seseorang di luar sana mengatakan dia berharga dan dia pantas dicintai, disitulah dia menaruh harapan dan memupuk perasaannya yang pernah hilang.

Lalu mengapa laki laki selingkuh? Karena ada kesempatan. Andai saja di rumah dia diperlakukan dengan baik dan dihormati, hatinya tidak akan sanggup mendua, 

Dia akan berpikir ulang melakukan hal yang konyol karena di kepalanya terngiang ngiang suara anak dan istrinya. Laki laki menggunakan pikiran dan logikanya. Yang dia butuhkan adalah sex. Jadi jangan heran jika anda selingkuh, dia tidak akan memainkan perasaannya namun lebih kepada logikanya," kenapa saya harus selingkuh jika saya tidak mendapatkan apa yang saya inginkan?"

Laki laki butuh sex, sebab itu jika dia tidak puas dengan pasangannya dan ada kesempatan di luar sana, maka ia akan berusaha untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Buat perempuan jangan geer kalau ada suami orang lain yang bilang dia cinta padamu. Itu bulsyit......dia tidak ingin memiliki hatimu, dia hanya ingin memiliki tubuhmu. Tidak percaya? Silahkan coba.

Sebenarnya laki laki dan perempuan sama saja. Laki laki menggunakan pikirannya saat bertindak, namun perempuan cenderung menggunakan perasaannya dan kedua hal ini sangat berbeda, Perbedaan antara laki laki dan perempuan yang juga menjadi kodratnya. Kodrat perempuan sebagai yang lemah dan laki laki sebagai yang kuat. 

Ketika yang lemah dikuatkan, maka dia merasa dihargai dan terselamatkan. Sebaliknya ketika yang kuat memberikan pertolongan pada yang lemah di situlah dia berpikir sebagai pahlawan. 

Pahlawan yang telah menyelamatkan perempuan dari keterpurukannya dan keterbatasannya. Perempuan jika sudah merasa nyaman dan aman, dia akan melakukan apa saja untuk menyenangkan pasangannya. Sebab itu, hargailah perempuan hai lelaki. Dan hormatilah laki-laki, hai perempuan, sehingga perselingkuhan itu tidak terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun