Mohon tunggu...
Ruminto
Ruminto Mohon Tunggu... Guru - Back to Nature

Senang membaca dan menulis, menikmati musik pop sweet, nonton film atau drama yang humanistik dan film dokumenter dan senang menikmati alam.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Umroh: Tinggal Selangkah Lagi (5)

23 Mei 2024   12:21 Diperbarui: 23 Mei 2024   12:52 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
close up (dok pribadi )

Di Madinah, rombongan kami tinggal di hotel Andalus. Jaraknya ke masjid Nabawi sekitar 150 meter. Pagi itu, sekitar jam setengah empat dini hari, aku bersama tiga orang teman sekamar bermaksud pergi ke masjid untuk jama'ah subuh. Karena ini baru yang pertama kali, kami agak bingung juga karena belum mengenal medan sama sekali. Untuk itu kami ngikut orang banyak. Oh ya, jam segituan , dijalan orang sudah ramai pergi ke masjid. Udaranya dingin-dingin sejuk.

     Memasuki halaman masjid, terhampar halaman yang sangat luas. Dan ramai pula dengan orang-orang. Ada yang sedang shalat, ada yang berdzikir ada juga yang berbincang berkelompok, baik jama'ah pria maupun wanita, tapi terpisah ya ? Kami berjalan ikut arus. Walaupun dihalaman disektar masjid sudah ramai dengan shof jama'ah orang yang mau shalat, tapi kami berusaha untuk bisa masuk kedalam masjid, ini perlu, karena ini pertama kali, agar paham tempat dan situasi di dalam masjid, agar untuk selanjutnya kami sudah tidak bingung lagi.

     Kami masuk dari pintu samping masjid, samping sebelah kanan rasanya. Saya tidak tahu persis, ada berapa pintu masuk. Dan masjid ini menghadap kiblatnya ke arah mana, juga tidak tahu, selatan atau timur ? Cuma dalam perasaan. rasanya aku sholatnya menghadap ke rah timur.

Shalat ( Subuh ) Pertama

Alhamdulillah,kami maisih bisa masuk masjid walaupun di dalamnya sudah penuh dengan para jama'ah. Kami cari-cari tempat yang masih agak longgar yang bisa dimasuki. Walaupun kami tidak bisa berjejer atau berdampingan, tapi sebisa mungkin jangan terlalu jauh, apa lagi sampai terpisah sendirian, kenapa ? Ya, ini kan baru pertama kali, nanti keluar dan pulangnya bisa bingung sendiri. Setelah kami mendapat tempat, lalu shalat tahiyyatal masjid.

     Jam empat, terdengar adzan dikumandangkan, tapi bukan adzan subuh. Ini adzan untuk mengingatkan shalat sunat qiyamul lael atau tahajud. Ini kami mengerti, sebab ditempat kami juga ada yang menerapkan hal yang seperti itu. Kurang lebih setengah jam kemudian, terdengar seruan " assholaatu khoirun minannauum " ( shalat itu lebih baik dari pada tidur ) satu kali, hanya itu saja.jam lima lebih, barulah adzan subuh dan setengah enam barulah dimulai shalat subuh. Jadi pulang dari masjid ya hamper jam enam pagi. Makanya sudah terang benderang,apalagi ini di Arab, daerah gurun yang tak ada pepohonan .


     Keluar dari masjid, pulang subuhan, halaman  masjid sangat ramai, ibarat pasar bubar. Orang lalu Lalang ke segala arah, ada yang duduk-duduk sambal ngobrol,ada yang masih berdo'a atau berdzikir, ada yang baca al-Qur'an , ada juga yang makan cemilan dan mendekati gerbang keluar sampai di jalan  luar gerbang, pedagang kaki lima kagetan mulai buka lapak. Yang dijual kebanyakan adalah baju wanita, mukena atau kerudung dan tasbih serta kopyah ( peci ) haji. Selain itu ada juga yang menjual makanan burung merpati. Gerai makanan cepat saji juga sudah ramai orang ngantri.

Halaman Masjid ( Berbalik )

Perlu diketahui bersama, bahwa pengertian halaman masjid disini boleh dibilang " berkebalikan " dengan konsep halaman masjid di tempat ( negara)  kita. Di Indonesia, masjid mengarah ke barat menghadap ke arah timur. Kemudian yang dijadikan halaman depan atau halaman utama adalah sebelah timur masjid. Dan kalua masih ada sisa  tempat biasanya ada juga halaman samping sedikit, sebagai tempat parkir atau tempat berwudhu dan  toilet. Sebenarnya itu adalah halaman belakang, sebab bagian depan masjid adalah yang ada ruang pengimamannya, tapi sudah terlanjur salah kaprah ditempat kita.

     Halaman depan masji atau halaman utama adalah terletak di depan kearah mana masjid itu mengarah. Dengan kata lain yang lebih mudah, halaman depan atau halaman utama masjid adalah didepan bangunan pengimaman menghadap. Itu yang terjadi di Masjid Nabawi. Jadi kita mendatangi masjid atau memasuki dari depan,, bukan dari belakang. Kalau di Indonesia, kita memasuki masjid itu sebenarnya " lewat pintu belakang ".nah, halaman depan masjid Nabawi ini sangat luas kemudian ditambah dan sekaligus menyatu dengan halama samping kanan dan kiri

      Sehingga ketika kita sholat di dalam masjid nabawi di shof paling depan, artinya sudah mentok tembok, tapi diluar tembok depan kita masih ada juga shof solat, sampai sejajar garis di belakang imam. Bahkan diluar " area " sholat berjama'ah itu, ada juga orang sholat, tentu saja ia tidak ikut jama'ah dimana mereka adalah kaum wanita yang biasanya bersama anak-anak kecilnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun