Mohon tunggu...
Ruminto
Ruminto Mohon Tunggu... Guru - Back to Nature

Senang membaca dan menulis, menikmati musik pop sweet, nonton film atau drama yang humanistik dan film dokumenter dan senang menikmati alam.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Umroh: Kaki Pun Melangkah (2)

16 Mei 2024   07:26 Diperbarui: 16 Mei 2024   07:28 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
langit-langit bandara yang syantik ( dok.pribadi)

    Aku gabung dengan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji ( KBIH ) yang telah mendatangi rumahku beberapa hari yang lalu tersebut. Biro bimbingan ibadah haji tersebut, tetangga kecamatan, tapi tempat sekretariatnya agak jauhan  juga. Selama satu bulan setengah, secara periodik diadakan bimbingan manasik umroh, pembuatan paspor dan teknikal meeting. Untuk pembuatan paspor, biro mengundang petugas datang ke secretariat, jadi kami para calon jama'ah umroh tidak perlu repot-repot pergi keluar kota untuk membuat paspor.

     Tiba saatnya pemberangkatan. Kami berangkat dari bandara Yogyakarta International Airport ( YIA ). Untuk koper, baik yang besar maupun yang kecil atau sedang, sudah diatur oleh panitia dan biro, jadi kami tidak perlu ribed. Yang kami bawa hanya tas kecil tersamopir di pundak.di bandara, kami mendapat buku paspor, visa dan kartu identitas elektronik yang ada barcodenya, serta tiket pesawat dua lembar. Ketika tiba saatnya, kami pun diarahkan kemana harus lewat dari satu tempat ketampat berikutnya. Adaklanya kami harus menunggu beberpa saat, sebelum akhirnya kami benar-benar masuk ke perut pesawat. Pesawat yang kami naiki adalah Malaysia Airlines.

     Begitu masuk kedalamp esawat dan duduk, kesan pertama dan sekilas ,ruang pesawat itu mirip gerbong kereta api, tapi bentuk jendela yang beda dan aturan tempat duduknya juga beda. Pesawat berjalan perlahan menuju landasan pacu.  Umumnya, bagi kami naik pesawat ini adalah untuk yang pertama kali, jadi agak nervous juga. Apa lagi saya pribadi sebenarnya phobia ketinggian, jadi jujur saja; takut..pramugari memberikan penjelasan seputar tata cara naik pesawat, mulai dari pemakaian sabuk pengaman dan bila terjadi keadaan darurat. Dilayar monitor didepan tempat duduk masing-masing penumpang juga ditayangkan. Dan akhirnya pesawat memasuki landasan pacu; terasa makin lama makin cepat dan melayang ..... ini waktu malam hari.

     Saya duduk ditengah, jadi tidak persis disamping jendela. Namun kadang-kadang saya mencuri pandang keluar, Nampak lampu-lampu bagai bintang kecil bertaburan dibawah sana ! Dan yang duduk persis disamping jendela adalah seorang gadis cilik, dia orang Malaysia berlibur ke Indonesia, Yogyakarta dan sekarang mau bali ke Malaysia. Ibu dan adiknya ada di kursi depannya. Disebelah kanan saya, teman seperjalanan umroh. Didalam pesawat ini, kulihat juga ada penumpang bule. Tak lama kemudian, pramugari mengumumkan, makan malam akan segera dihidangkan. Saya ikut-ikutan menarik meja makan kecil yang menempel dikursi tempat duduk depannya. Untuk pertama kalinya, saya menghadapi menu makan di dalam pesawat.

Semalam di Malaya

" inilah kisahku semalam di Malaya ....." ya, bagi genaerasi tahun tujuhpuluhan, tentu tak asing dengan sepotong lirik lagu " Semalam di Malaysia " tersebut, yang dinyanyikan oleh Sam D'lloyd Group. Dan juga dibuat film layar lebar dengan salah satu bintangnya  adalah Sam juga, tapi Sam Bimbo. Kurang lebih jam sebelas malam, pesawat mendarat di bandara kuala lumpur. Lega hati ini rasanya. Sebelum mendarat kulihat lampu-lampu bertebaran di bawah tapi kok nggak turun-turunjuga  nyampe ke tanah ya ?!


     Setelah pesawat benar-benar berhenti , pramugari memberitahukan bahwa penumpang yang menggunakan kursi roda dimohon untuk menunggu sampai selesai penumpang lainnya turun keluar. Kami keluar menyusuri Lorong bersama para penumpang yang lain. Sampailah kami diruang luas, kami terus berjalan Bersama arus penumpang lain. Kami mengikuti penunjuk tulisan " exit .... Exit ....exist ". Kami juga menjumpai ada tulisan " tandas " bersamaan dengan tulisan " toilet ", oh ...tandas berarti sama dengan WC. Di pesawat tadi kami juga menjumpai tulisan " pintu kecemasan " yang maksudnya adalah pintu darurat. Ya ... dikit-dikit belajar Bahasa Malaysia.

     Kemudian sampailah kami didepan pintu jalur kereta listrik. Kami pun dipersilakan untuk naik dan kami pun tanpa berpikir panjang ikut-ikutan naik . entah mau dibawa kemana, tidak paham kami. Arahnya kemana juga tidak tahu, malam hari, gelap tak tahu arah dan tujuan, tapirasanya agak jauh juga. Dan ketika kereta yang tanpa sopir itu berhenti, kami pun turun, tapi juga tak tahu ini dimana ? Selanjutnya kami pun berjalan menjelajahi ruang- ruang besar, kadang naik turun escalator. Terus terang saja kami agak kebingungan, tapi tempat untuk bertanya, tak nampak banyak orang petugas disitu. Jadi pimpinan rombongan kami agak bingung juga, karena belum bisa menghubungi orang terkait ditempat ini. Hingga tibalah kami disuatu tempat yang ada seorang petugas, kami jelaskan permasalahannya; kami mau transit pesawat tapi tidak langsung, kami akan tinggal dulu sehari ( semalam ) di Malaysia. Didokumen Malaysia Digital Aerrival, disitu tertulis; address in Malaysia; Adamson Hotel Kualalumpur. Akhirnya kami kembali ke jalur kereta listrik dan diantar ke lokasi semula. Dari situ kemudian kami menuju ke ruang imigrasi untuk pemeriksaan dokumen sebelum keluar dari bandara dan harus ngantri, padahal ini waktu sudah hamir tengah malam; "

Bertemu rombongan

     Setelah keluar dari pemeriksaan imigrasi, kami bertemu kembali dengan rekan-rekan kami yang memang dipisah waktu turun dari pesawat menjadi rombongan kecil yang istimewa. Karena mereka memakai kursi roda, keluar belakangan  karena aturannya memang begitu dan langsung dipandu pramugari yang sudah barang tentum sangat paham , ibarat jalan lurus saja sehingga bisa segera keluar dan menunggu diruang tunggu bandara.

     Sedangkan kami, yang jalan kaki biasa, hanya " berimprovisasi " saja, kadang ikut arus orang kebanyakan kadang ikut tulisan ; exit ...exit, sehingga nyasar sana nyasar sini. Asyik juga sih, rame -- rame. Sebenarnya yang memakai kursi roda hanya dua, semuanya ibu-ibu. Tapi ada dua orang yang mendorong dan dua orang lagi yang membawakan tas, jadi semua ada enam orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun