Mohon tunggu...
Rumingkang Tumarima
Rumingkang Tumarima Mohon Tunggu... Dosen - KOPI PAHITPUN SELALU MENEMUKAN PENIKMATNYA

JUST DO IT

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hotel Prodeo Itu Penuh dengan Orang Pintar

16 Oktober 2019   09:06 Diperbarui: 16 Oktober 2019   09:11 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik biaya tinggi sudah tak diragukan lagi dalam sistem demokrasi di Indonesia tanpa finansial yang besar jangan harap bisa masuk kepada lingkungan kekuasaan meskipun levelnya hanya pemilihan kepala desa.

Sudah terbiasa kita melihat di TV masyarakat kita yang mencalonkan legilatif, eksekutif menjadi gila, depresi karena tidak bisa memenangkan pemilihan bukan karena mereka harus kekuasaan tetapi sudah terbayang berapa besar hutang yang harus dibayar. Karena biaya politiknya sebagian diperoleh dari menghutang atau menjual aset yang dimiliki. Untuk sekedar daftar menjadi calon bupati disalah satu partai politik sudah kebanyang berapa mahar yang harus diberikan.

Politik biaya tinggi inilah yang menjadi penyebab utama dalam sistem politik kita semua bisa diukur oleh uang, akibatnya masyarakatpun pola pikirnya ikut menjadi materi siapa yang memberikan uang paling besar dialah yang akan dia pilih. hal ini terbuti banyak kepala daerah yang memiliki kasus hukum tetapi terpilih menjadi kepala daerah.

Karena politik kita biaya tinggi masalah takkan selesai saat dia menjadi kepala daerah, dimana dia harus menghitung semua biaya yang sudah dihabiskan dan bagaimana cara mengembalikannya terutama untuk melunasi kepada para sponsorship atau team sukses yang membantu selama ini sampai bisa menduduki kepala daerah, salah satu celah yang selalu dimanfaatkan adalah IJON PROYEK PEMDA. yaitu dengan membagikan proyek proyek yang akan dibangun sehingga sudah kebayang hasilnya seperti apa. tender proyek proyek hanya dimenangkan perusahaan tertentu yang lebih gila lagi perusahaan tersebut menjual lagi proyek tersebut kepada sub kontrak lain sehingga bisa dipastikan proyek tersebut kualitasnya pasti dibawah rata-rata.

kadang tak bisa dipungkiri banyak orang pintar dengan mengenyam pendidikan yang tinggi, dan pendidikan agama yang kuat saat memasuki dunia politik semua itu sirna. yang tersisa hanya kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok, tak heran jika hotel prodeo kalau dahulu dihuni orang-orang yang berpendidikan rendah kalaupun ada jumlahnya relatif kecil atau pula mungkin saja tak tampak. tapi sekarang para pemimpin daerah yang lulusan dari universitas ternama, lulusan luar negeri bahkan dari lingkungan agamis berakhir di hotel prodeo

mungkin masih butuh waktu demokrasi kita menjadi dewasa tetapi kita mulai dari kita, yaitu anak dan istri kita BAHWA KORUPSI ITU HARAM dan dosanya tak terampuni dimana dia harus mempertanggungjawabkan kepada seluruh rakyat indonesia.

jayalah INDONESIA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun