Mohon tunggu...
Rumanti HS
Rumanti HS Mohon Tunggu... Guru - Guru

Perempuan yang sedang belajar untuk menjadi seorang ibu

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Menelisik Kisah Lama

28 Mei 2023   12:57 Diperbarui: 28 Mei 2023   13:22 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Lampu telah diganti dari terang benderang menjadi temaram. Semua penghuni rumah telah beranjak menuju kamarnya masing-masing. Di bagian kanan paling depan, seorang laki-laki telah tertidur sambil meletakkan tangan kanan di atas dahi. Jika diperhatikan, sepertinya ia tertidur dengan membawa persoalan yang teramat gawat. Mungkin, dengan tidur persoalan itu akan menemukan solusinya.

Pada kamar tengah, seorang perempuan berumur juga sudah tertidur dengan pulasnya. Mungkin hal itu disebabkan rasa letih yang mendera raganya. Seharian penuh dari menjelang terbitnya fajar hingga sang mentari tenggelam, ia berkutat di sawah untuk memetik padi yang sudah menguning. Kini, tumpukan padi itu telah berpindah tempat di gudang untuk dijemur esok hari.

Sementara itu, di sebuah kamar lainnya ada seorang gadis muda belia yang baru selesai belajar. Ya, dialah Karina putri tunggal keluarga kecil itu. Karina menjadi harapan kedua orangtuanya agar dapat mengangkat derajat keluarga. Bapak dari Simbolnya berharap agar ia bisa bekerja di tempat yang terbaik. Kalau bisa, jangan hanya bekerja di sawah sebagai petani. Kedua orangtuanya berharap Karina bisa menjadi seorang pegawai negeri.

Jika sang anak bisa bekerja sebagai seorang pegawai negeri merupakan kebanggaan tersendiri bagi orang tua. Bukankah bisa menjadi pegawai pemerintah merupakan sebuah pencapaian tertinggi bagi sebagian besar orang tua?  Hal itupun menjadi obsesi tertinggi kedua orangtua Karina.

Akan tetapi, tidak mudah mencapai harapan itu meskipun dengan perjuangan dan pengorbanan yang tidak sedikit. Bapak dan Simbok rela bekerja keras di sawah untuk mengumpulkan rupiah demi rupiah. Setelah terkumpul, uang itu diberikan kepada Karina untuk memenuhi kebutuhan sekolah. 

Karina menyadari benar pengorbanan dari kedua orangtuanya itu. Ia berusaha secara maksimal dan bersungguh-sungguh agar dapat memenuhi harapan kedua orangtuanya. 

Akan tetapi, harapan itu tiada juga terwujud. Setelah lulus dari bangku kuliah selama dua tahun, panggilan untuk menjadi pegawai negeri tidak juga datang. Waktu bertahan selama tiga tahun bukan waktu yang singkat. Segala daya dan upaya telah mereka upayakan dengan penuh kesabaran dan ketabahan.

Hampir saja, ketiganya mulai berputus asa. Tiada lagi yang bisa diharapkan selain berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT, zat yang telah menentukan kelahiran, kematian, jodoh, rezeki, dan nasib hamba - hamba_Nya. Setiap waktu digunakan oleh mereka untuk bermohon dan bermunajat kepada-Nya.

Hingga pada malam itu, Karina bermimpi bisa terbang dan melayang di udara. Dalam mimpinya itu ia merasa terbang melewati tingginya gunung Merapi hingga akhirnya mendarat di sebuah tempat asing baginya. Saat pagi hari, bapaknya juga bercerita bahwa semalam ia bermimpi.

"Aku berjalan jauh sekali, Ndhuk sendirian. Akhirnya aku bisa mendaki hingga sampai ke puncak gunung  merapi. Bapaknya ini berharap mimpi itu sebagai sebuah pertanda baik untuk keluarga kita."

Bersambung 

Bandar Batang,

26 Mei 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun