Mohon tunggu...
Kang Irul
Kang Irul Mohon Tunggu... Pejuang Artikel, News Pendidikan, Fiksi , Fakta , Opini dan Cerpen - Cerpan

Hobi saya olahraga Badminton dan seni bela diri

Selanjutnya

Tutup

Home

Asal Mula Perayakan Selametan Ruwetan Laut atau di kenal Dengan "PETIK LAUT "

7 April 2025   18:27 Diperbarui: 7 April 2025   18:27 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Perahu Yang Di Rias Oleh Nelayan [ sumber ; Tim Media Center Relawan ]

"Laut sudah memberi kehidupan, maka laut harus dihormati."

2. Bentuk Permohonan Keselamatan

Melaut bukan pekerjaan yang mudah dan penuh risiko. Maka tradisi ini juga merupakan permohonan kepada Tuhan agar para nelayan selalu diberi keselamatan, dijauhkan dari badai, kecelakaan, atau musibah lainnya saat bekerja di laut.

3. Warisan Budaya dan Identitas Komunitas Pesisir

Petik Laut adalah bagian dari identitas budaya masyarakat pesisir. Tradisi ini sudah berlangsung turun-temurun dan menjadi cara untuk mempererat hubungan antarnelayan serta menjaga nilai-nilai gotong royong dan kekeluargaan di antara mereka.

4. Bentuk Harmoni antara Manusia dan Alam

Dalam tradisi ini, laut dipandang bukan hanya sebagai tempat mencari rejeki, tapi juga sebagai makhluk hidup yang harus dihormati. Maka melalui Petik Laut, nelayan menunjukkan rasa hormat dan menjaga hubungan yang selaras dengan alam.

5. Upaya Melestarikan Tradisi Lokal

Dengan tetap melaksanakan Petik Laut, para nelayan ikut melestarikan kearifan lokal dan budaya leluhur. Ini juga menjadi daya tarik wisata budaya yang bisa membawa manfaat ekonomi bagi komunitas pesisir.

Foto Perahu Yang Di Rias Oleh Nelayan [ sumber ; Tim Media Center Relawan ]
Foto Perahu Yang Di Rias Oleh Nelayan [ sumber ; Tim Media Center Relawan ]

Foto Perahu Yang Di Rias Oleh Nelayan [ sumber ; Tim Media Center Relawan ]
Foto Perahu Yang Di Rias Oleh Nelayan [ sumber ; Tim Media Center Relawan ]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun