Mohon tunggu...
Rumah Shine
Rumah Shine Mohon Tunggu... profesional -

Mensosialisasikan pola asuh dan pola komunikasi yang sehat dalam keluarga serta pemberian dukungan bagi keluarga-keluarga yang bermasalah. Bila membutuhkan bantuan untuk konsultasi masalah keluarga, silakan email kami di rumahshine@gmail.com atau cek web kami www.rumahshine.org

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengenal Antisocial Personality Disorder (Bagian II)

28 September 2011   03:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:33 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ada banyak penyebab anak menjadi antisocial. Salah satu penyebabnya adalah karena pola asuh orangtua apalagi dari orangtua yang brokenhome. Beberapa kali penulis berjumpa dengan anak yang antisocial dengan latar belakang keluarga brokenhome atau orangtua yang tidak harmonis. Anak antisocial biasanya tidak mendapatkan bekal pengajaran tentang norma yang benar, mereka hanya mendapatkan contoh yang tidak baik dari orangtuanya. Contoh orangtua berperilaku tak baik: suka bohong, pembangkang, atau berbuat curang. Itulah yang anak lihat setiap hari.

Beberapa penyebab lainnya dari pola asuh yang membuat anak menjadi antisocial:

1.Orang tua yang menetapkan target tinggi untuk anak atau terlalu perfeksionis: ingin anaknya serba sempurna dalam segala bidang, entah pelajaran, keterampilan, ataupun kemampuan lainnya; pokoknya, ia harus jadi pemenang dan yang paling unggul di sekolahnya. Anak-anak ini akan menjadi tertekan dan frustasi. Hingga akhirnya memberontak dengan menjadi pendiam, pendendam, membangkang dan sebagainya.

2.Pola asuh yang sangat permisif, yaitu penanaman disiplin yang sangat minim. Misal, semua kemauan anak selalu dipenuhi, hingga anak pun belajar memegang kendali. Ketika ia memegang kendali, ia akan berusaha supaya semua keinginannya terpenuhi dengan berbagai cara.

3.Pola asuh yang tak konsisten, kadang permisif, kadang otoriter secara tidak langsung melatih anak menjadi antisosial. Orangtua sekarang bilang boleh besok tidak boleh tanpa alasan jelas. Akibatnya anak akan membuat rencana sendiri untuk mengelabui orangtuanya.

4.Pola asuh dimana orang tua tidak memperhatikan kebutuhan anak, seperti makanan, mainan, baju atau keperluan "sekolah"nya juga bisa menjadikan anak antisosial, yaitu ia akan mencuri barang milik orang lain.


Dari beberapa penyebab di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku antisosial bukan faktor gen atau keturunan, melainkan faktor pembelajaraan anak terhadap lingkungan. Dengan kata lain, bila anak lahir dari ayah-ibu yang kriminal, tapi bila ia dididik dan diasuh untuk tidak menjadi kriminal seperti kedua orang tuanya, melainkan ditanamkan nilai-nilai kebaikan, agama, juga dibesarkan di lingkungan yang baik, bisa dipastikan ia takkan seperti ayah- ibunya. Sebaliknya, walau anak dilahirkan dari orang tua baik-baik, tapi jika dididik di lingkungan yang tak baik dan tak ada penanaman nilai-nilai kebaikan dari orang tua, bisa dipastikan akan terbentuk jadi anak antisosial.

Penanganan Antisocial

Untuk menangani orang yang mengalami gangguna kepribadian ini dibutuhkan kerjasama dari orangtua, lingkungan dan juga psikolog bila sudah pada tahap kronis. Orangtua memegang peranan penting dalam penanganan ini. Mereka harus diingatkan untuk selalu menjaga sikap dan perilaku sehari-hari hingga dapat memberi contoh yang baik pada anak.

Tidak ada orang yang tepat selain orangtua untuk membantu anak lepas dari gangguan kepribadian ini. Bila mampu menerapkan pola asuh yang konsisten, serta menghindari penerapan pola asuhpermisif dan otoriter. Orangtua harus bersikap tenang dalam menghadapi anak antisosial, lalu mampu memberi pengertian akan perilakunya, dan tidak lupa memberikan contoh buat anak.

Semoga bermanfaat.

Sumber:

Buku Pengantar Psikologi Abnormal, Mentalhelp.net, Psikologi abnormal

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun