Mohon tunggu...
Rumah Shine
Rumah Shine Mohon Tunggu... profesional -

Mensosialisasikan pola asuh dan pola komunikasi yang sehat dalam keluarga serta pemberian dukungan bagi keluarga-keluarga yang bermasalah. Bila membutuhkan bantuan untuk konsultasi masalah keluarga, silakan email kami di rumahshine@gmail.com atau cek web kami www.rumahshine.org

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Abuse Menyebabkan Wanita Mudah Mengalami Kecemasan

22 November 2010   06:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:24 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Penyebab munculnya Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) bisa disebabkan adanya budaya patriarki, relasi timpang yang terjadi dalam keluarga asal, proses imitasi kekerasan secara turun temurun, masalah pribadi, pemahaman keliru tentang KDRT. Penyebab lainnya dari dampak lemahnya hukum, kemiskinan, pendidikan rendah, pengangguran, riwayat kekerasan, masalah dalam hubungan perkawinan.

Beberapa bentuk KDRT yang tertuang dalam undang-undang, yaitu : kekerasan fisik, Kekerasan secara psikis atau mental, secara seksual, tekanan ekonomi. (UU no 23 tahun 2004). Selalu ada dampak dari kekerasan dalam rumah tangga ini. Dalam artikel ini, wanita korban KDRT beresiko besar untuk mengalami berbagai macam masalah kesehatan yang serius, terutama kesehatan mental.Salah satu masalah kesehatan mental itu adalah kecemasan.

Kecemasan adalah kondisi emosional yang tidak menyenangkan, yang ditandai oleh perasaan-perasaan subjektif seperti ketegangan, ketakutan, kekhawatiran dan juga ditandai dengan aktifnya sistem syaraf pusat. Menurut Bucklew (1980), para ahli membagi bentuk kecemasan itu dalam dua tingkat, yaitu:

a.Tingkat psikologis. Kecemasan yang berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi, perasaan tidak menentu dan sebagainya.

b.Tingkat fisiologis. Kecemasan yang sudah mempengaruhi atau terwujud pada gejala-gejala fisik, terutama pada fungsi sistem syaraf, misalnya tidak dapat tidur, jantung berdebar-debar, gemetar, perut mual, dan sebagainya.

Wanita yang mengalami kecemasan membuatnya tidak mampu menikmati kehidupan keluarga.Charles Spurgeon dalam Pam Vredevelt, kecemasan tidak akan menghilangkan kesusahan masa yang akan datang tetapi justru hanya akan menghabiskan kekuatan hari ini. Tugas seorang ibu di rumah juga sangat luas dan tidak terbatas oleh waktu. Bila kecemasan menguasai kehidupan seorang ibu maka tugas-tugasnya akan menjadi berantakan dan akan membuat rumah tangganya berjalan tidak baik.

Wanita korban kekerasan perlu mendapatkan penghargaan dan penerimaan diri. Hancurnya rasa aman dan penghargaan dari orang lain akan diri korban, membuat korban
merasa sebagai pribadi yang tidak berharga. Bagi wanita yang mengalami kecemasan akan selalu memikirkan secara berlebihan bahkan pikirannya akan sulit dikendalikan. Kecemasan timbul dari perhatian berlebihan terhadap suatu masalah. Meier dkk. menjelaskan mengenai kecemasan sebagai berikut:

Orang yang cemas mungkin terlalu berhati-hati, mudah tersinggung, mudah gelisah dan mudah bergantung. Mereka mungkin berbicara terlalu banyak dan sulit tidur. Konsentrasi mereka mungkin terganggu dan ingatan mereka buruk. Mungkin mereka sulit bergerak karena kecemasan mereka. Gejala lainnya mencakup keluarnya keringat yang berlebihan, sakit kepala karena otot-otot tegang , suara gemetar, sesak nafas, episode suka mengungkap hal-hal pribadi secara berlebihan, sakit perut, mual, diare, "gerakan-gerakan aneh" dalam perut, tekanan darah tinggi, detak jantung yang terlalu cepat, episode pingsan, sering kencing, impotensi atau frigiditas (Meier, 2004: 134).

Wanita korban kekerasan yang dilakukan oleh suaminya sendiri akan mudah cemas, karena kejadian demi kejadian yang dialaminya. Kejadian kekerasan bisa muncul setiap hari dalam rumah tangganya. Munculnya kecemasan akibat korban kekerasan terhadap wanita yang dilakukan suaminya membuat korban tersebut mengalami trauma.Trauma merupakan segala bentuk pengalaman yang melukai kondisi kejiwaan dan kerohanian seseorang, yang bisa berbentuk:
1.Penolakan dan Pengabaian, ketika istri tidak diterima dan dikasihi oleh suaminya.
2.Pelecehan, segala bentuk penganiayaan, baik secara fisik, seksual, verbal dan emosional.

Kebanyakan wanita mempunyai daya tahan yang kuat dalam menghadapi berbagai macam tekanan yang menghampirinya. Kalau wanita korban kekerasan bisa mendapatkan penghargaan dan penerimaan dirinya kembali, maka dia akan pulih dan perlahan-lahan akan membereskan lingkungannya untuk kenyamanan dia. Penghargaan dan penerimaan diri bisa didapatkan dari teman-teman terdekat atau dari support group yang pernah merasakan kekerasan yang sama. Dengan adanya rekan-rekan senasib dan sudah bisa keluar dari tekanan, maka dia akan cepat pulih bahkan bisa memberikan dukungan kepada rekan yang sedang mengalami hal yang sama.

Sumber:
Minirth, Frank, “Mengejar Kebahagiaan”, PBMR Andi, 2005, hal. 65
Pam Vredevelt, “Melepaskan Belenggu Kekhawatiran dan Kecemasan”, Gloria Graffa, 2003.
Ditulis oleh Sahara Theo (duta pembaharuan)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun