Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Nasi Kuning Berlauk ala Kadarnya di Hari Ulang Tahun Pernikahan dan Puasa Arafah

14 Oktober 2013   14:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:33 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13817363311235116486


[caption id="attachment_285099" align="aligncenter" width="573" caption="Gambar: iminhaven.blogspot.com "][/caption]

Adakalanya, kita mempertukarkan yang biasa dengan yang istimewa.

Atau kita tak tahu bagaimana memutuskan apakah itu biasa, atau istimewa. Apalagi tentang suatu hari yang lalu berbilang minggu, lalu bulan, kemudian tahun dalam suatu pernikahan.  Adakah itu biasa, atau istimewa?

Ah, tapi tanpa ragu, bagiku sendiri, aku harus mengatakan bahwa semua hari dalam pernikahanku adalah hari yang istimewa. Terutama setelah jumlah bilangan tahun dimana kami -- aku dan suamiku -- menjalani bersama makin bertambah.

Makin kupahami dari hari ke hari betapa baik hatinya dia. Betapa teguh hatinya untuk tak tergoda melakukan hal- hal yang akan menyakiti hati atau keluar dari rel kebenaran. Tapi di sisi lain, betapa fleksibelnya dia, betapa dia memberikan ruang bagiku sebagai istrinya untuk tetap menjadi diriku sendiri.

Ada berapa banyak suami di dunia yang dengan tenang menjawab dan membeberkan fakta- fakta objektif ketika sang istri nggak hujan nggak angin dengan ajaib mengatakan ingin pergi ke suatu negara yang sedang mengalami banyak konflik dan pemberontakan, dan mengijinkan pergi. Asal hati- hati, katanya.

Juga, berapa banyak suami yang -- entah dia sendiri setuju atau tak setuju -- menghormati hak istrinya untuk memutuskan sesuatu bagi dirinya sendiri sehingga pada dokter yang menghampiri mengatakan, " Jika dia sendiri tidak mau, biar saja. "

Aku tidak mau diberi obat tidur seusai menjalani operasi caesar untuk melahirkan putera bungsuku ketika itu. Prosedur mengatakan bahwa seusai operasi obat tidur akan diberikan. Tapi kutolak itu sebab aku tak ingin 'dipaksa tidur'. Aku akan tidur jika aku menginginkannya, bukan karena obat.

Dan akibatnya...

Aku terjaga lalu harus mengalami kesakitan luar biasa pasca operasi ketika entah apa yang terjadi di dalam perutku bergolak menimbulkan rasa sakit yang tak terperi. Suamiku, tanpa banyak bicara, berdiri memijiti kakiku selama tiga setengah jam untuk membuatku nyaman dan melupakan rasa sakit itu, sama sekali tak mengatakan apapun tentang kemungkinan jika aku menerima tawaran obat tidur maka aku tak harus mengalami rasa sakit itu -- dan dia juga tak harus berdiri memijiti berjam- jam seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun