Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Cinta Memang Rasa, Tapi Kuingin Pula Mendengarnya Dalam Kata...

29 Januari 2012   07:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:19 1760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13277628811267446604

[caption id="attachment_158864" align="aligncenter" width="401" caption="Gambar: www.shutterstock.com"][/caption] Dan malam itu kunang- kunang serta bintang- bintang saling tersenyum kembali... “ Mmm.. siapa katamu tadi, Dee, yang pertama menuliskan pandangannya bahwa esensi cinta adalah rasa? “ tanya Kuti. “ Goethe, “ jawab istrinya. Goethe. Baiklah, pikir Kuti. Bagus juga jika hal ini dia masukkan ke dalam tulisan yang akan dibuatnya. Dee masih segan menulis, jadi dia mengatakan pada Kuti agar suaminya itu saja dulu yang menulis di blog mereka selama Dee masih tak ingin menulis. Kuti mempermainkan anak- anak rambut Dee yang berada di dalam pelukannya. Ya sudahlah, pikirnya, tak apa aku yang menulis lagi besok, kalau Dee masih segan. Tapi paling sedikit Dee sudah mulai bicara dan bercerita. Pertanda baik.

***

Cinta adalah topik yang sering dituliskan baik oleh Dee maupun Kuti dalam blog mereka. Dan suatu saat ketika mereka sedang membahas tentang cinta itulah Dee  menceritakan pada Kuti mengenai novel yang ditulis Goethe. Novel yang terbit di abad 18 tersebut berjudul Die Leiden des jungen Werthers. Novel yang versi bahasa Inggrisnya diberi judul  The Sorrows of Young Werther ini menceritakan tentang kasih tak sampai seorang pemuda bernama Werther. Pada novel ini Goethe menuliskan secara detail tentang perasaan- perasaan Werther kepada seorang gadis bernama Charlotte. Kerinduan- kerinduannya, rasa terpesonanya saat mereka saling berjumpa, pertanyaan- pertanyaan dalam hati apakah cintanya berbalas, dan sebagainya... “ Charlotte sudah bertunangan ketika dia berkenalan dengan Werther. Jadi dia tak bisa membalas cinta pemuda itu. Sementara Werther merasa dia tak bisa hidup tanpa Charlotte. Kisah kasih tak sampai yang berakhir dengan bunuh diri, " kata Dee ketika menceritakan tentang novel itu pada Kuti. “ Semacam Romeo dan Juliet ? “ komentar Kuti. Dee mengangguk membenarkan.

***

“ Eh, tau nggak ‘yang, “ kata Dee pada Kuti, “ Kenapa kisah cinta tak sampai itu sering tampak seakan sangat romantis dan indah? “ " Hmm... Karena ada rasa penasaran? “ sang suami menjawab. Dee mengangguk. “ Begitulah kira- kira, “ jawab Dee. “ Justru karena tak sampai, tak dapat diwujudkan itulah maka seakan- akan jalinan kisah cinta itu sangat indah, sebab ada hasrat- hasrat yang terbendung, ada harapan- harapan yang tak terwujud,dan ketika hasrat serta harapan itu tak terwujud, biasanya kadar cinta mereka sedang berada di tempat yang sangat tinggi.. serta akan tetap selalu berada di titik itu, sebab... “ Kuti menanti. Sedetik. Dua detik. Dee belum juga melanjutkan ceritanya. Karenanya Kuti bertanya, “ Sebab apa? “ Istrinya tersenyum, “ Sebab semuanya berubah menjadi sesuatu yang tidak nyata. Menjadi mimpi. Ilusi. Dan kisah cinta itu akan berhenti di situ, terbingkai pada satu titik tertentu. Tak akan ada kata kesal, bosan, lelah... “ “ Daannn.. tak juga pernah sebal karena merasa diabaikan, ya ? “ tanya Kuti menggoda sang istri. " Iiiihhh, “ Dee membelalakkan matanya sambil memasang tampang cemberut. “ Nyebelin," lanjutnya lagi. Kuti terbahak. Dipeluknya sang istri dengan sayang. Dee.. Dee.. pikirnya. Ada- ada saja. Senyum yang tadi muncul di dalam hati sekarang betul- betul membias di wajah Kuti. “ Ada apa? “ tanya Dee ketika dia melihat sang suami tersenyum- senyum begitu. “ Enggak, “ suaminya menggeleng, “ Kamu itu lhooo.. “ sambung Kuti sambil tersenyum makin lebar. “ Aku.. kenapa? “ tanya istrinya. Kuti tertawa. Dan terus tertawa sambil mengacak rambut sang istri. Aduh Dee.. , pikir Kuti dalam hati, baiklah... aku akan mengingat- ingat terus bahwa walau istriku ini sebetulnya cerdas, logis dan mandiri, tapi on the other hand dia juga jenis perempuan yang bisa meleleh karena sebuah puisi... Dan karenanya... Untuk kesekian kalinya, Kuti tersenyum, teringat apa yang dikatakan Dee tadi ketika Kuti mencoba menemukan apa penyebab istrinya bersikap tak seperti biasa. “ Cinta itu memang rasa, 'yang.. “ kata Dee, “ Tapi aku ingin kamu juga mengucapkannya. Paling tidak, sekali- sekali.  “ Kuti tertawa sambil menarik Dee ke dalam pelukan. “ Nggak diucapkan juga kamu kan tahu Dee, dari tindakanku saja kamu kan tahu itu...“ Tapi sang istri bersikeras bahwa dia senang jika Kuti mengucapkan hal tersebut. Dan itulah rupanya yang membuatnya kesal seharian. Pasalnya Kuti yang berangkat subuh tadi dari rumah sebab harus pergi ke tempat yang agak jauh untuk keperluan pekerjaannya, karena tergesa sebab mobil yang menjemputnya sudah datang, terlupa memberikan pelukan dan kecupan di pipi istrinya seperti yang biasa dia lakukan jika dia akan pergi agak jauh. Saat hampir tiba di lokasi yang dituju tadi, Kuti memang masih sempat mengirimkan SMS pada Dee mengatakan bahwa dia sudah hampir sampai -- untunglah hal tersebut sempat dilakukannya karena ternyata tak lama setelah itu sinyal telepon tak muncul sama sekali. Tapi... Setelah menerima pemberitahuan Kuti itu, Dee rupanya sempat mengirimkan SMS yang berbunyi, “ OK deh. Hati- hati ya. I love you. “ Pesan itu tak terbaca oleh sang suami. Kuti akhirnya baru membaca pesan tersebut dalam perjalanan pulang ketika sinyal teleponnya muncul kembali. Dan dengan pikiran praktis bahwa tak lama lagi dia sudah akan tiba di rumah, Kuti tak membalasnya. Itulah yang membuat Dee kesal. Terutama karena ternyata Dee juga sudah beberapa saat terakhir ini merasa diabaikan oleh sang suami. “ Kamu ngga pernah sempat ngobrol sama aku. Kadang- kadang aku mau cerita, kamu sibuk kerja atau malah nonton berita... “ begitu kata Dee tadi. Kuti tersenyum lagi. Dikecupnya pipi sang istri dengan perasaan sayang. Ya, bagaimanapun, pikir Kuti, Dee memang perempuan. Dan konon, kunci untuk membuka hati para perempuan adalah kata- kata. Disamping itu, juga umum diketahui bahwa salah satu hal yang membuat perempuan merasa dicintai adalah ketika mereka didengarkan saat bicara dan bercerita.. Semua itulah yang ‘hilang’ saat Kuti terserap dalam kesibukan kerjanya. Kuti mengecup sekali lagi pipi istrinya. Dipijitnya pula hidung Dee dengan gemas. Sambil terus memeluk Dee, Kuti tersenyum dalam hati. Ah, pikir Kuti, ya begitulah... perempuan memang seringkali ajaib dan tak bisa dimengerti ! Ha ha ha...

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun