Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

"Kenapa Kok Anak Miskin Bisa Langsung Diterima di Sekolah Negeri?"

6 Juli 2018   08:21 Diperbarui: 7 Juli 2018   10:55 3757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh M.LATIEF | KOMPAS IMAGES

Kisah-kisah yang oleh kawanku itu, sering diledek sebagai "obrolan khas orang kota besar", katanya. Dia bilang, topik tentang passing grade, sekolah favorit, beragam jenis sekolah yg visinya rupa-rupa itu, adalah khas topik obrolan orang-orang di kota besar.

Dia bilang, di dekat sekolahnya, jangankan bicara soal sekolah favorit atau sekolah yang menjual beragam visi yang konon mendukung pengembangan potensi anak, lha anak bisa dan/atau mau sekolah saja sudah untung, katanya.

Menurut kawanku ini, masalahnya tentang anak-anak di sekitar sekolahnya di pinggiran kota kecil itu kompleks. 

Konon anak-anak ini harus dibujuk untuk datang ke sekolah buat belajar atau buat ujian. Bahkan ketika sekolah sudah berusaha memberikan perhatian dan membantupun, anak-anak ini sering tidak sekolah. Di hari ujian pun banyak yang sampai harus dijemput didatangi ke rumahnya agar mau ikut ujian.

Kendala sering datang bukan hanya dari anaknya tetapi juga orang tuanya. Orang tua mereka banyak yg menganggap lebih baik anak diminta membantu pekerjaan orang tua di rumah saja karena terasa lebih berguna daripada pergi ujian ke sekolah.

***

Dalam percakapan lebih jauh, suatu ketika, temanku ini menjgatakan bahwa murid sekolah itu bisa diklasifikasikan dalam 4 kuadran.

Penggolongannya kira-kira adalah sebagai berikut: (1) Murid pintar yang datang dari keluarga mampu, (2) Murid kurang pintar dari keluarga mampu, (3) Murid pintar dari keluarga tidak mampu, dan yang terakhir (4) Murid kurang pintar dari keluarga tidak mampu.

Dia bilang, yang paling beruntung tentu murid-murid di kuadran pertama, yang sudahlah pintar, datang dari keluarga mampu pula. Lalu, murid dari kuadran dua dan tiga, juga cukup beruntung. Yang tidak pintar tapi kondisi ekonomi keluarganya baik, akan bisa mencari jalan keluar. Yang pintar dari keluarga tidak mampu, juga masih ada yang akan memikirkan. Ada beasiswa dan bantuan-bantuan yang diberikan. Tapi, katanya, anak-anak di kuadran empat, anak-anak yang tidak pintar yang datang dari keluarga kurang mampu itu, siapa yang mikirin?

Tak ada yang memperhatikan anak-anak di kuadran keempat ini. Lalu nanti, kalau tidak diperhatikan, yang terjadi adalah lingkaran setan. Masa depannya suram, dan lalu saat kelak mereka sendiri memiliki anak, maka anak-anaknya juga akan terjebak dalam kekurangpintaran dan kemiskinan yang sama. Teruslah mereka akan berputar di lingkaran serupa itu ...

Solusinya apa buat anak-anak di kuadran empat itu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun