Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mau Mudik? Ke Salon Dulu Dong...

4 Agustus 2013   14:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:38 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dee tersenyum lebar.

ADA hal menarik yang diamatinya menjelang lebaran ini.

Bahwa pusat perbelanjaan, toko dan pasar selalu penuh dan lahan parkir sampai tak lagi muat menampung kendaraan sehingga parkir meluap sampai ke pinggir jalan, itu sudah terjadi sejak memasuki bulan puasa.

Tapi yang ini, baru tampak dua tiga hari belakangan. Bahwa pusat perawatan kecantikan yang terletak di suatu ruas jalan yang kerapkali dilewati Dee pengunjungnya juga membludak.

Itu jelas tampak dari jumlah kendaraan, yang meluber keluar halaman dan berderet panjang diparkir di tepi jalan.

Hari ini, saat melintasi jalan tersebut, Dee mendapati hal serupa.


Kemarin juga.

[caption id="attachment_270645" align="aligncenter" width="304" caption="Gambar: www.life123.com "][/caption] Pradipta kemarin mengatakan dia ingin makan ayam panggang dari sebuah kedai, yang memang sangat terkenal dengan ayam panggangnya yang enak. Dan Dee memenuhi permintaan itu.

Pradipta mulai berpuasa penuh tahun ini, Dee menghargai hal tersebut dengan berupaya menyajikan makanan yang menarik bagi anaknya itu saat sahur dan berbuka.

Dia tahu persis, bagi anak seusia Pradipta, bangun untuk sahur bukan hal mudah untuk dilakukan. Rasa kantuk yang menyergap dan keinginan untuk segera kembali ke tempat tidur mengurangi selera makan. Lalu, seperti banyak anak kecil lain, Pradipta menanti waktu berbuka puasa dengan gembira, berharap bisa mengecap sesuatu yang memanjakan lidahnya.

Begitulah. Dee membelikan ayam panggang itu untuk Pradipta kemarin. Kebetulan, kedai ayam panggang itu berseberangan dengan tempat perawatan kecantikan yang terkenal tersebut.

Dee bukan sekali dua kali membeli ayam panggang di kedai itu. Juga, ruas jalan tersebut sering dilewatinya. Maka, dia tahu bahwa apa yang disaksikannya hari ini serta kemarin saat menanti ayam yang dipesannya selesai dipanggang bukan hal biasa.

Tempat perawatan kecantikan itu penuh luar biasa.

Kendaraan parkir mengular. Juga, begitu banyak orang yang masuk, namun jarang yang keluar dari pintu pusat perawatan kecantikan itu mengindikasikan ada antrian panjang di dalam.

Saat menunggu itu, Dee melihat seorang perempuan yang dia kenal menyeberang jalan. Itu Siska, ibunya Tasya, teman sekelas Pradipta. Tampaknya dia baru keluar dari pusat perawatan kecantikan tersebut dan kini hendak membeli ayam panggang.

Sambil menanti matangnya pesanan, mereka mengobrol.

" Habis perawatan muka, Sis? " tanya Dee membuka percakapan.

Siska mengangguk.

" Iya, " katanya. " Mau lebaran, Dee. Mesti cantik kan? "

Dee tersenyum.

" Kami mau mudik, " kata Siska lagi, " Nanti pasti bertemu banyak saudara. Dan akan ada reuni sekolah suamiku. Jadi aku harus siap- siap soal penampilan juga, agar tampil pantas di muka kawan- kawan suamiku? "

Dee tertawa.

Ah, lebaran, selalu menyimpan banyak cerita. Selain makna hari kemenangan setelah sebulan berpuasa, juga ada banyak ritual budaya , serta mau tak mau, hal- hal konsumtif, yang terlibat di dalamnya.

Saat mudik, ada banyak kesempatan baik dimana keluarga- keluarga yang tinggal saling berjauhan berkumpul kembali. Mempererat ikatan, menyirami rasa cinta dan kedekatan.

Ada kesempatan bernostalgia kembali ke tempat tinggal di masa kecil. Ke rumah orang tua. Merasakan makanan khas yang biasa hadir di rumah saat lebaran. Juga bertemu kawan- kawan lama.

Dee sendiri tak berpendapat untuk selalu berbaju baru saat lebaran. Dia dan Kuti tak menghadirkan kebiasaan itu di rumah mereka.

Anak- anak akan mendapatkan baju baru di saat- saat mereka membutuhkan. Tak harus selalu saat lebaran. Saat shalat Ied dan berkumpul bersama keluarga, mereka bisa menggunakan baju yang ada.

Dan...perawatan muka menjelang mudik lebaran?

Hmm.. syah syah saja sih ingin tampil menarik dan cantik, pikir Dee. Walau jika dulu urusannya sekedar baju baru, kini rupanya sudah bertambah lagi dengan perawatan muka. Makin lama, makin kompleks, ya?

Haruskah seperti itu, sampai mengantri juga di pusat perawatan kecantikan, beberapa hari menjelang lebaran, agar muka tampak kinclong ketika mudik?

Dee tak merasa perlu mencari jawabnya.

Dia tahu bahwa akan selalu ada beragam pendapat tentang itu. Perlu atau tak perlu, akan sangat tergantung pada prioritas seseorang serta apa yang dianggap penting.

Sudahlah, pikir Dee. Mudah- mudahan saja saat sibuk mempersiapkan baju dan merawat muka, urusan- urusan lain yang mendasar seperti membayar zakat dan berbagi dengan yang kurang mampu tak terlupakan.

Semoga bukan hanya kulit, tapi hati juga terawat. Cantik muka, cantik hati...

1375609767580958410
1375609767580958410

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun