Dalam film, Noah mendapat wahyu dari Allah secara tidak langsung, yakni melalui mimpi atau semacam penglihatan. Dalam Alkitab, dipaparkan kalau Allah memberi perintah secara langsung. Bahkan Allah memberi perintah yang detil terkait ukuran bahtera. Dalam film, ukuran bahtera merupakan hasil kreasi Noah yang dibantu the Watcher.
Kayu untuk bahtera
Dalam film digambarkan Noah mendapat benih tumbuhan dari Methuselah yang berasal dari Eden. Dalam semalam, benih itu tumbuh menjadi hutan lebat. Pepohonan dalam hutan inilah yang oleh Noah dan para raksasa dijadikan bahan untuk membuat bahtera.
Dalam Alkitab tidak dipaparkan bagaimana Noah mendapat kayu untuk membuat bahtera.
Yang selamat
Dalam film, mereka yang selamat dari air bah adalah Noah, Naamah, Sem, Ham, Yafet, Ila dan Tubal-Cain yang masuk secara diam-diam. Belakangan Tubal-Cain tewas dibunuh. Pada versi Alkitab, yang selamat berjumlah delapan orang, yakni Noah, ketiga putranya, dan istri mereka masing-masing.
Versi film, Ham dan Japheth masih berusia sangat muda dan belum menikah. Versi ini meninggalkan pertanyaan mendasar yang sukar dijelaskan. Yakni bagaimana Ham dan Japheth nantinya mendapat istri sementara hanya mereka yang selamat?
Tubal-Cain, tokoh jahat
Sebuah fim tak akan seru jika tak ada tokoh antagonis. Dalam film, yang menjadi tokoh jahat adalah Tubal-Cain (Ray Winstone), yang sejak awal menjadi musuh dan kelak berusaha merebut bahtera begitu air bah mulai melanda.
Pada versi Alkitab tidak diceritakan tentang adanya rongrongan dari pihak tertentu. Sosok Tubal-Cain sendiri memang ada dalam Alkitab, yang merupakan keturunan dari Kain. Dalam Alkitab, Tubal-Cain digambarkan sebagai "bapa semua tukang tembaga dan tukang besi". Namun tidak jelas apakah Tubal-Cain itu hidup paad jaman yang sama dengan Noah.
Dalam Alkitab, Noah merupakan keturunan Adam melalui Set, yang dilahirkan setelah Habel meninggal.