Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pemerintah Blokir WA dan Medsos, Bukan Jalan Keluar Cegah Hoaks

22 Mei 2019   15:46 Diperbarui: 22 Mei 2019   19:13 6153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kurang lebih 1 jam yang lalu mendadak saya kesal dengan seorang kawan. Dia minta tolong designkan sebuah pamphlet acara komunitasnya untuk acara berbuka puasa bersama.  Dia minta tolong segera di design dan di Wa hasilnya karena langsung mau dicetak.

Saya sudah buru-buru mengerjakannya, giliran saya mau kirim gambarnya lewat Wa, ternyata WA kawan tersebut tidak aktif.  Saya telpon juga tidak diangkat.  Jadi kesal karena merasa dikerjai oleh kawan tersebut. 

Tapi ternyata saya salah sangka. WA kepada istri saya dan kawan yang lainnya ternyata Cheklist juga.  Tadinya saya pikir WA sedang error saja.  Saya pun iseng membuka Facebook. Ternyata Beranda saya hanya ada postingan 8 jam yang lalu. Tidak ada berita 1 jam sebelumnya ataupun berapa menit sebelumnya. Wah ini jangan-jangan kuota saya bermasalah atau jaringan operator selulernya.

Tapi akhirnya setelah buka Laptop dan membrowsing Berita. Ternyata WA dan Medsos  rupanya sengaja di-Down oleh Pemerintah yang disampaikan oleh Menko Polhukam Wiranto, hal itu dilakukan karena banyak Hoax yang beredar?

Saya terkejut dengan kebijakan sepihak ini.  Apakah memang sudah dipertimbangkan matang-matang melakukan pembungkaman Informasi dan Komunikasi?  

BENARKAH  BANYAK HOAX YANG BEREDAR HARI INI?

Tadi pagi habis sahur ada sekitar 2 jam saya membuka laman Facebook.  Cukup banyak postingan-postingan di Facebook tentang kejadian semalam yaitu ricuhnya massa demo di Bawaslu.  Ada sekitar 5-6 postingan yang saya lihat. 

Untuk Postingan berupa gambar, Mulai dari foto-foto konsentrasi massa sejak kemarin sore, foto bentrokan antara massa , hingga ada yang memposting 2 demonstran meninggal dunia.  Sementara  postingan bentuk Video, ada video saat massa dipukul mundur polisi, ada video Masjid yang terkena serangan Gas Air Mata dan ada Video dari Posko Aksi massa yang membuat reportase bahwa Mobil Ambulan mereka tidak diperkenankan oleh polisi untuk mengangkut korban yang jatuh.

2 jam membuka laman Facebook yang saya temukan share-share peristiwa semalam itu saya yakin 90% nya bukan Hoax.  Korban meninggal Demo menurut share FB ada 2 orang, sementara berita resmi tadi siang sudah mencapai angka 6 orang. Masjid yang terimbas Gas Air mata juga kejadian benar, dan lain-lainnya.

Kalau tiba-tiba Menkopolkam mengumumkan banyak hoax yang beredar sehingga harus Men-Down Media Sosial dan Whats Ap itu dasarnya hoax yang mana ya?  Ini sama sekali tidak jelas.

Selama 8 bulan kontestasi Pilpres yang namanya Hoax itu sudah setiap hari terjadi di media social, khususnya Facebook dan Twitter. Tapi di Whats Ap hal itu sangat jarang  karena pada dasarnya WA itu bukan media social melainkan media komunikasi.

Kalau Pemerintah takut Hoax, seharusnya Media social di Down sejak 8 bulan yang lalu. Karena hari ini ataupun sejak kemarin bisa dikatakan hoax yang beredar tidak lebih banyak ataupun lebih hebat dari rentang 8 bulan terakhir.

Secara pribadi  Media Sosial dilarang Pemerintah buat saya tidak menjadi masalah karena saya bukan pengguna rutin dimana kadang selama 3 bulan tidak membuka Facebook sama sekali.  Tapi menurut saya Media Sosial itu sangat penting bagi masyarakat  dalam sisi Informasi,  Komunikasi dan bagi demokrasi tentunya.

Sudah beberapa tahun ini Media Sosial kita menjelma menjadi Sumber Informasi awal. Sangat sering masalah-masalah penting yang terjadi informasinya berawal dari media social. Sebuah postingan yang menjadi viral biasanya langsung menjadi sumber berita media resmi setelah dilakukan validasi beritanya.

Jadi menurut saya, pemblokiran Media Sosial itu hal yang benar-benar buruk yang sudah dilakukan Pemerintah. Semua pihak merugi hanya karena Pemerintah takut Hoax beredar.  Malah kesannya bukan Pemerintah yang takut Hoax akan tetapi Pemerintah yang takut kalau ada fakta yang merugikan pemerintah yang beredar. Ini Poinnya.

Jadi soal media social di Down meskipun untuk saya pribadi tidak masalah tapi secara banyak pertimbangan hal itu sangat merugikan masyarakat.

Yang paling merugikan saya saat ini adalah Di Blokirnya Whats Ap.  Ini benar-benar mengganggu Komunikasi saya terhadap semua orang dan ini benar-benar mengganggu bisnis saya yang tidak seberapa bagi orang lain tapi sangat penting bagi keluarga sederhana saya.

Saya yakin banyak orang yang sangat marah kepada Pemerintah akibat Whats Ap diblokir. Siapa yang tidak kesal bila tiba-tiba sarana komunikasi yang dimiliki diputus tiba-tiba oleh pemerintah?

Akhirnya saya hanya bisa mengatakan, wahai Pemerintah, wahai Menko Polkam....

Bijaklah dalam bertindak. mereka bisa membedakan mana postingan yang Hoax dan mana postingan yang benar.  Mengapa Pemerintah baru hari berpikir masyarakat tidak mampu menyaring Hoax?

Media social seharusnya tidak di Down dengan segala pertimbangan diatas. Bahwa banyak hal  dan banyak peristiwa yang tidak diberitakan media-media online dan stasiun-stasiun tivi terutama dari sisi pihak Oposisi.  Hal-hal dan peristiwa-peristiwa yang tidak diberitakan oleh Media yang dikuasai Pemerintah akhirnya bisa didapatkan informasinya lewat Media Sosial.  Dengan demikian Media Sosialpun termasuk wilayah berasas Demokrasi.

Dan yang paling penting bagi saya, tolong jangan Blokir Whats Ap. Terlalu banyak orang (rakyat kecil) yang Mencari Makan dengan menggunakan fasilitas ini. Bagaimana mereka bisa beraktifitas dengan mata mencahariannya kalau komunikasi mereka diblokir pemerintah?

Sekian.

Sumber: detik.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun