Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Debat Kedua Capres, Ketika Prabowo "Ditanduk" Unicorn

19 Februari 2019   09:23 Diperbarui: 19 Februari 2019   10:05 1754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
cover dari Liputan6

Sesuai dengan janji saya dalam artikel sebelumnya bahwa  saya akan membahas  kelemahan masing-masing Capres  pada Debat Kedua Pilpres 2019, atau mungkin tepatnya  bukan kelemahan melainkan membahas ketidak-puasan saya atas penampilan keduanya.

Dalam artikel kemarin memang saya lebih menyoroti Jokowi  terlebih dahulu karena 2 hal yaitu pertama Jokowi  dalam pandangan saya telah menyerang  hal-hal pribadi dari Prabowo dan yang kedua data-data yang disampaikan Jokowi tidak tepat setelah saya bandingkan dengan data yang saya temukan dari media-media resmi.

Saya tidak ingin membahas lagi soal data yang salah atau benar ataupun serangan Jokowi ke pribadi Prabowo karena sudah dibahas oleh banyak orang di berbagai media social maupun media online resmi.  Saya hanya ingin melanjutkan untuk  mengulas kesan apa yang saya tangkap setelah menonton Debat Kedua Pilpres 2019 kemarin terutama terkait performa Prabowo.

Secara umum melihat Debat kedua Capres 2019 kemarin kalau saya nilai memang secara keseluruhan Jokowi lebih unggul untuk  pendalaman materi debat di setiap segmen.  Secara detail Jokowi bagus sekali menyampaikan apa-apa yang sudah dilakukan pemerintahannya  baik pembangunan infrastruktur, penangan Energi, Lingkungan hidup dan produksi pangan. Penyajian paparannya  memang sangat baik hanya sayangnya  untuk detail datanya setelah direcek ternyata  banyak yang tidak tepat atau terkesan diblow-up.

Tapi intinya secara performa  selama debat Jokowi lebih unggul dari Prabowo pada malam kemarin. Jokowi lebih menguasa materi poinnya. Diluar dari  factor  karena memang Jokowi  sudah pernah  menghadapi  langsung masalah-masalah di bidang Infrastruktur, Energi, Lingkungan Hidup dan Pemberdayaan Pangan dalam pemerintahannya, Jokowi terlihat focus untuk memaparkan apa yang sudah dilakukan pemerintah untuk bidang-bidang tersebut.

Prabowo sendiri saya nilai meskipun kurang mengeksplores detail-detail paparan, secara prinsip semua materi yang diperdebatkan memang terlihat secara garis besarnya Prabowo sangat Concern dengan masalah-masalah yang ada dibidang-bidang tersebut. Ada terlihat kemauan yang sangat kuat dan keseriusan Prabowo untuk menyelesaikan masalah-masalah bangsa di bidang-bidang tersebut.

Sebelum melanjutkan pembahasan performa keduanya, ada satu Catatan yang ingin saya garis-bawahi dan sangat saya sesalkan terjadi pada Debat Capres kemarin.  Supporter kedua Capres terlalu berlebihan dan terlalu berisik sekaligus heboh.  Terutama  pendukung 01 yang terlalu sering bersorak ketika Jokowi selesai memaparkan satu pembicaran.

Aura yang tercipta di arena Debat itu seperti sedang dalam Stadion Bola dimana ada pertandingan final  antara Tim Tuan Rumah dengan Tim Tamu.  Tim Tuan Rumah sebagai kubu 01 sehingga mereka sangat bersemangat sekaligus sangat bising.

Pembukaan Debat Yang Bagus Dari Keduanya.

Bila mengamati Pembukaan Debat kemarin, keduanya cukup baik untuk awal narasi yang akan disampaikan.  Prabowo  mendapatkan kesempatan  terlebih dahulu untuk memaparkan Visi-misi.

Inti dari Visi-Misi Prabowo adalah Indonesia Adil-Makmur.  Prabowo ingin bersungguh-sungguh membangun  kemandirian bangsa. Dan itu bisa tercipta bila Swa Sembada Pangan, Swa Sembada Energy dan air mampu diwujudkan.  Itulah sebenarnya Tolok Ukur vers PBB untuk menilai keberhasilan suatu pemerintahan.

Menurut Prabowo, salah satu masalah besar bangsa ini adalah faktanya banyak Hasil kekayaan negeri ini lari ke luar negeri.  Inilah yang menyebabkan negeri ini sulit berkembang karena kekayaan yang ada tidak diijaga sehingga oleh pihak-pihak tertentu (asing) malah dilarikan ke luar negeri.

Berikutnya Visi Misi Jokowi adalah Indonesia Maju. Selain membangun fisik negeri ini Jokowi  concern untuk mengurangi  konsumsi Energi Fosil. Jokowi mengatakan sudah menjalankan kebijakan Energi Bio Diesel B20 dan akan beralih ke B.100.

Jokowi mengklaim sudah melalkukan program ketahanan pangan seperti mengurangi Impor Jagung dari 3 Juta ton ke 180 ribu Ton untuk tahun terakhir.  Sudah mengucurkan Dana Desa 187 Trilyun rupiah untuk membangun 191 ribu Km Jalan Desa dan lainnya.

Untuk selanjutnya tentu saya tidak mampu membahas semua detail acara debat kemarin. Akan terlalu panjang artikelnya. Saya ingin membahas sesuai dengan apa yang saya sempat garis bawahi saja. Dan mungkin saya singkat-singkat saja membahasnya karena banyak sekali materinya.

Tentang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Debat diarahkan kepada masing-masing capres untuk menanggapi  2 video  yaitu Video tentang  kerusakan lingkungan akibat bekas penambangan oleh perusahaan-perusahaan besar dan Video tentang Kekayaan Martim  Indonesia senilai 1,35 Trilyun USD yang harus diberdayakan.

Prabowo lebih dahulu berbicara. Beliau sangat menghargai usaha-usaha yang sudah dilakukan pemerintah yang ada tetapi  Prabowo mengininginkan ketegasanyang lebih lagi  untuk mengontrol perusahaan-perusahaan asing yang sudah mengekplorasi tambang dan jangan sampai meninggalkan lubang-lubang bekas tambang dan merusak lingkungan.

Jokowi sendiri juga memaparkan ide-ide yang sama dan mengklaim sudah melakukannya sebagian besar.  Akhirnya  Prabowo merasa dalam debat tersebut masing-masing tidak berbeda jawabannya atas pertanyaan panelis sehingga tidak perlu banyak pembahasan.  Prabowo sempat mengatakan kalau memang tidak ada perbedaan ya jangan diadu-adu lagi.

Secara psikologis terkesan Prabowo mengakui prestasi pemerintah sekarang.  Tapi itu secara sepintas yang dinilai karena sebenarnya saya  melihat Prabowo punya strategi lain yang dia yakin lebih baik dari yang sekarang.

Selanjutnya  mengenai pemberdayaan sumber alam maritime, Jokowi dengan lancar dan baik sekali memaparkan langkah-langkah yang sudah diambil pemerintah.   Jokowi memaparkan 488 kapal illegal fishing telah dikejar dan ditenggelamkan sebagai bentuk ketegasan pemerintah.

Di sisi lain Prabowo menyoroti nelayan-nelayan kecil yang sulit mendapatkan izin maupun kesempatan untuk memaksimalkan hasil laut. Complain Prabowo dibantah Jokowi dan mengatakan izin nelayan untuk kapal penangkap ikan  10GT tidak perlu izin. 30 GT keatas barulah harus mendapatkan izin.

Prabowo mengatakan mungkin informasi yang diterima Jokowi bagus-bagus saja tetapi setelah Prabowo berkeliling banyak lokasi ternyata banyak nelayan kecil yang sulit mendapatkan akses izin yang seharusnya dia bisa dapatkan.

Jokowi membalasnya dengan mengatakan itulah tugasnya pemimpin untuk memperbaik yang kurang-kurang di lapangan yang langsung disambut sorak-sorai pendukungnya.

Akhirnya Prabowo terlihat mengalah dana mengatakan kalau memang sudah dilakukan sebaiknya ya sudah tidak perlu dibahas lagi. Tapi Prabowo kembali mengingatkan agar Pelabuhan-pelabuhan yang ada jangan diserahkan ke pihak asing untuk dikelola.

Tentang Infrastruktur. 

Jokowi memaparkan selama 4 tahun sudah membangun konektivitas antara daerah seperti jalan tol , pelabuhan dan lainnya.  Jokowi juga menyebut untuk perkembangan ekonomi digital pemerintah sudah membangun Palapa Ring dengan Backbone (jaringan koneksitas tinggi)  untuk menunjang Infrastruktur Ekonomi Digital.

Prabowo mengiykan tetap menyarankan agar  pembangunan Infrastruktur jangan  grusa-grusu sehingga akhirnya terjadi  banyak infrastruktur yang merugi. Contoh LRT Palembang, Bandara kertajati yang sangat tidak maksimal.

Jokowi  kemudian menanggapi  soal merubah kebiasaan masyarakat beralih dari mobil pribadi ke angkutan masal. Butuh 10 tahun menurut Jokowi. Itulah yang menyebabkan LRT Palembang dan LRT lainnya masih merugi.

Selanjutnya menanggapi pertanyaan  bagaimana strategi pembangunan infrastruktur yang  tidak merampas hak rakyat sebagai kaum marginal, Prabowo mengatakan untuk membangun infrastruktur harus hati-hati. Jangan terlalu mudah berhutang LN dimana nantinya hal itu juga akan membebani rakyat.  Harus diperhatikan juga dengan baik bagaimana pembebasan lahan dengan ganti rugi yang  baik.

Jokowi  membalas dengan mengatakan sudah membangun 191 ribu Km jalan desa itu untuk rakyat. Dan untuk pembebasan lahan itu tidak ada ganti rugi,yang ada malah Ganti untung.

Selanjutnya Prabowo mengatakan tariff   jalan tol, LRT dan lainnya di negara lain seperti  Vietnam, Malysia, Maroko tariff Tol dua kali lebih murah.  Infratruktur itu tidak boleh menghalangi pertumbuhan ekonomi.

MasalahEnergi dan Pangan Terkait Revolusi Industri For 4.0 dan perkembangan Internet.

Jokowi mengatakan agar siap untuk itu maka mempersiapkan sumber daya manusia. Petani harus dikenalkan marketplace dan online sistim marketing.  Jokowi juga mengatakan Pemerintah sudah membangun infrastruktur Ekonomi Digital terkait Rev In 4.0.

Prabowo mengatakan memang benar kita harus mempersiapkan diri terkait Revolusi Industri For 4.0   yang sangat dasyat tetapi seharusnya lebih dulu menangani  petani-petani yang kesulitan soal persaingan harga pangan dengan melakukan swasembada pangan.

Jokowi bilang Prabowo kurang optimis karena dengan membangun sumber daya manusia langsung bisa menjual  hasil pertanian secara cepat (online).

 Selanjutnya soal  Kelapa Sawit sebagai bahan pangan pengganti energy. Prabowo mengatakan setahu dirinya  pemerintah yang ada masih berkutat  di Energi B20 sementara negara berkembang lain seperti Brazile sudah pada tahapan Energi B90.

Prabowo membantah dibilang pesimis karena dirinya merasa Optimis sekali  dengan mengoptimalkan industry sawit. PIR 80% Plasma harus ditingkatkan. Bila perlu mencontoh Malaysia yang programnya lebih pro ke rakyat.

Ahirnya Prabowo Pun "Ditanduk" Unicorn , (Bukan Unicorn Kuda tanduk satu)

Ada hal yang insidentil pada Debat Capres kemarin dimana terlihat Prabowo kagok dan bingung menjawab pertanyaan Jokowi tentang bagaimana mempersiapkan Infrastruktur untuk menunjang Ekonomi Digital.

Jokowi bertanya pada Prabowo : "Infrastruktur apa yang akan anda bangun untuk mendukung perkembangan Unicorn-unicorn di Indonesia?"

Mendengar pertanyaan itu Prabowo terlihat bingung dan kemudian bertanya maksudnya Unicorn-unicorn yang online-online begitu?  Sampai dua kali mengulang bertanya.

Pada saat  Prabowo bertanya seperti itu pendukung Jokowi menyorakinya.  Dan memang setelah itu Prabowo menjawab normative saja tentang bagaimana mendukung Startup Unicorn seperti  Tokopedia  dan lainnya. Harus difasilitasi tetapi harus dibatasi dan dikendalikan jangan sampai transaksi dalam negeri hasilnya menguntungkan  orang  luar negeri.

Setelah Debat Capres kemarin, yang heboh sehari terakhir di media social adalah pendukung Jokowi menyimpulkan Prabowo tidak paham sama sekali tentang Unicorn sehingga harus bertanya 2 kali ke Jokowi untuk memastikanya.

Bahkan di media social cukup lucu-lucu bullynya untuk Prabowo. Ada yang bikin status Unicorn itu adiknya Popcorn. Ada lagi yang bikin status, om Wowo kalau yang online-online itu Vanessa Angel :D dan seterusnya.  Tak apalah namanya juga  netizen.

Sebenarnya  kalau kita amati kembali videonya, bukan Prabowo tidak paham dengan Unicorn.  Prabowo memang kesannya tidak siap dengan materi infrastruktur  Ekonomi Digital tetapi Prabowo paham kok dengan Unicorn sebagai Perusahaan Rintisan (Startup) yang sudah memiliki Value 1 Milyar USD.

Yang salah sebenarnya Jokowi dalam pengucapannya. Entah kenapa Jokowi mengucapkannya dengan menyebut  Unicon (terdengar : Yunikon) sehingga Prabowo ingin memastikannya kembali. Dan itu dilihat pendukung Jokowi sebagai ketidak-pahaman Prabowo.

Tetapi sudahlah memang itu kejadian insidentil.  Benar bahwa Jokowi salah mengucapkannya tetapi kalau itu diperdebatkan sepertinya tidak akan ada habis-habisnya.

Kesimpulan

Secara umum ataupun secara kasat mata dalam Debat Capres kemarin saya bisa mengatakan Jokowi lebih unggul dari Prabowo.  Unggul dalam penyampaian materi karena mungkin sudah pernah menghadapi langsung  dari masalah-masalah yang dibicarakan/dibahas.

Aura optimis Jokowi Nampak pada saat memaparkan programnya. Itu poin bagus.

Sebaliknya untuk Prabowo juga sangat nyata sikap Kenegarawan beliau  yang ditunjukkannya. Prabowo menampilkan aura kepemimpinannya yang memperlihatkan keseriusan tekadnya untuk membangun bangsa lewat kemandirian rakyat.

Prabowo tidak terlihat emosi ketika Jokowi menyerang hal pribadi yaitu perusahaan miliknya terkait penggunaan lahan. Prabowo juga terlihat berkali-kali memuji kinerja pemerintah yang ada. Inilah sikap yang baik sekali. Bukan sekedar  mengkritik tetapi ada juga pujian.

Kembali ke rakyat masing-masing yang menentukan pilihannya.

Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun