Jika ditotal secara kasar, minimal per orangnya bisa menghabiskan Rp9 juta.
Mahal atau Murah Itu Relatif
MotoGP di Mandalika itu memang bukan event biasa. Ini event mahal. Kenapa mahal? Karena standarnya internasional. Sirkuitnya keren, fasilitasnya modern, dan semua itu butuh biaya operasional yang besar.
Kalau dibilang mahal atau tidak, itu kembali tergantung penghasilan masing-masing orang. Buat yang gajinya pas-pasan dan harus menghidupi keluarga, harga tiket Rp400.000 aja harus dipikir berkali-kali. Mending uangnya buat keperluan yang lebih penting.
Inilah yang membedakan penonton di Indonesia dan di luar negeri. Di Eropa, rata-rata gaji mereka lebih tinggi. Tiket dengan harga yang sama mungkin cuma "recehan" buat mereka. Lagian, transportasi di sana juga gampang, bisa naik kereta atau bus ke sirkuit. Sementara kita harus naik pesawat, yang biayanya bisa jutaan.
121.000 Itu Bukti Cinta, Bukan Angka Sedikit
Makanya, waktu WNA itu bilang 121.000 itu sedikit, saya ketawa aja. Angka itu justru sangat-sangat besar kalau kita melihat semua faktor yang ada. Harga tiket yang tidak murah, plus biaya transportasi dan akomodasi yang bikin dompet teriak.
Ada 121.000 orang yang rela keluar uang jutaan rupiah untuk nonton MotoGP itu menunjukkan betapa gilanya orang Indonesia dengan balapan motor. Mereka rela nabung, mengorbankan uang, demi melihat langsung pembalap idola mereka.
Angka 121.000 itu bukan karena kurang minat, tapi karena tantangan ekonomi yang nyata buat sebagian besar orang Indonesia. Saya yakin, banyak sebenarnya yang pengen banget nonton langsung di sana, tapi belum mampu. Dan itu tidak bisa disamakan dengan kondisi di Le Mans.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI