Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... A Man (XY) and a Mind Besides Itself

Bukan pakar, pemerhati, pengamat, apalagi figur publik. Tulisan saya lainnya ada di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Satu Huruf yang Mengubah Segalanya

10 Agustus 2025   11:51 Diperbarui: 10 Agustus 2025   11:51 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
spanduk (facebook.com/ryosaeba)

Foto di atas itu pasti bikin kalian senyum, "Kok bisa ya, namanya STIE ASSHOLE".

Kejadian ini bukan lucu-lucuan. Lebih dari itu, ini adalah contoh nyata dan ekstrem dari bahayanya informasi yang tidak utuh. Sepele tapi dampaknya bisa kemana-mana.

Bahaya Informasi yang Sepotong-sepotong

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dapat informasi yang cuma sepotong dua potong. Sisanya kita diminta buat nebak-nebak sendiri. Kita disuruh menyimpulkan sendiri.

Sama kasusnya seperti foto spanduk ini. Kalau kita cuma lihat sekilas, tanpa memperhatikan detailnya, tanpa mencari tahu nama aslinya, kita langsung menganggap kampus itu namanya STIE ASSHOLE.

Tentu saja, kesan pertama itu akan buruk sekali. Padahal niat si pembuat spanduk itu jelas, ingin mempromosikan sebuah kampus lewat spanduk. Tapi gara-gara hal kecil, yaitu pohon yang menutupi huruf terakhirnya dan angle pemotretan yang tidak pas, pesannya jadi salah total. Pesan yang sampai jadi terdistorsi.

Informasi Terpotong yang Bikin Hidup Nambah Drama

Saya sering menemukan orang-orang yang terlalu cepat mengambil kesimpulan. Gara-gara melihat postingan di media sosial yang cuma cuplikan, mereka langsung bikin asumsi. Mereka langsung nge-share, bikin komen, bahkan bikin video reaksi. Padahal mereka tidak tahu konteksnya. Mereka tidak tahu apa yang terjadi sebelum dan sesudah cuplikan itu.

Ini yang bikin miris. Kita hidup di era informasi yang sangat cepat. Sayangnya, kecepatan ini tidak diimbangi dengan kehati-hatian. Kita maunya cepat, instan. Dapat informasi sedikit, langsung telan. Tidak mau repot-repot cek kebenarannya. Tidak mau repot-repot mencari tahu sisi lain dari cerita itu.

Padahal hal-hal kecil bisa mengubah segalanya. Bisa mengubah persepsi, bisa mengubah penilaian, bahkan bisa mengubah nasib orang lain.

Kecurigaan adalah Teman Baik

Kalau kata orang bijak, "Jangan mudah percaya, jangan juga mudah tidak percaya." Nah, saya setuju banget. Kecurigaan, dalam porsi yang pas bisa jadi teman baik. Kecurigaan yang saya maksud di sini bukan curiga yang bikin kita jadi paranoid. Tapi curiga yang bikin kita bertanya, "Benar tidak, ya?" Curiga yang bikin kita mau mencari tahu lebih dalam. Curiga yang bikin kita tidak langsung percaya begitu saja.

Melihat contoh kasus spanduk ini, yang pertama kali terlintas di pikiran saya adalah, "Masa sih ada kampus namanya begini? Pasti ada yang salah, nih."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun