Foto di atas itu pasti bikin kalian senyum, "Kok bisa ya, namanya STIE ASSHOLE".
Kejadian ini bukan lucu-lucuan. Lebih dari itu, ini adalah contoh nyata dan ekstrem dari bahayanya informasi yang tidak utuh. Sepele tapi dampaknya bisa kemana-mana.
Bahaya Informasi yang Sepotong-sepotong
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dapat informasi yang cuma sepotong dua potong. Sisanya kita diminta buat nebak-nebak sendiri. Kita disuruh menyimpulkan sendiri.
Sama kasusnya seperti foto spanduk ini. Kalau kita cuma lihat sekilas, tanpa memperhatikan detailnya, tanpa mencari tahu nama aslinya, kita langsung menganggap kampus itu namanya STIE ASSHOLE.
Tentu saja, kesan pertama itu akan buruk sekali. Padahal niat si pembuat spanduk itu jelas, ingin mempromosikan sebuah kampus lewat spanduk. Tapi gara-gara hal kecil, yaitu pohon yang menutupi huruf terakhirnya dan angle pemotretan yang tidak pas, pesannya jadi salah total. Pesan yang sampai jadi terdistorsi.
Informasi Terpotong yang Bikin Hidup Nambah Drama
Saya sering menemukan orang-orang yang terlalu cepat mengambil kesimpulan. Gara-gara melihat postingan di media sosial yang cuma cuplikan, mereka langsung bikin asumsi. Mereka langsung nge-share, bikin komen, bahkan bikin video reaksi. Padahal mereka tidak tahu konteksnya. Mereka tidak tahu apa yang terjadi sebelum dan sesudah cuplikan itu.
Ini yang bikin miris. Kita hidup di era informasi yang sangat cepat. Sayangnya, kecepatan ini tidak diimbangi dengan kehati-hatian. Kita maunya cepat, instan. Dapat informasi sedikit, langsung telan. Tidak mau repot-repot cek kebenarannya. Tidak mau repot-repot mencari tahu sisi lain dari cerita itu.
Padahal hal-hal kecil bisa mengubah segalanya. Bisa mengubah persepsi, bisa mengubah penilaian, bahkan bisa mengubah nasib orang lain.
Kecurigaan adalah Teman Baik
Kalau kata orang bijak, "Jangan mudah percaya, jangan juga mudah tidak percaya." Nah, saya setuju banget. Kecurigaan, dalam porsi yang pas bisa jadi teman baik. Kecurigaan yang saya maksud di sini bukan curiga yang bikin kita jadi paranoid. Tapi curiga yang bikin kita bertanya, "Benar tidak, ya?" Curiga yang bikin kita mau mencari tahu lebih dalam. Curiga yang bikin kita tidak langsung percaya begitu saja.
Melihat contoh kasus spanduk ini, yang pertama kali terlintas di pikiran saya adalah, "Masa sih ada kampus namanya begini? Pasti ada yang salah, nih."
Nah, dari situ saya mencoba lihat lebih detail. Setelah googling, dan akhirnya menemukan jawabannya. Dengan begitu, saya akan mendapatkan informasi yang utuh.
Saya jadi tahu kalau namanya adalah STIE ASSHOLEH, sebuah kampus di Pemalang, Jawa Tengah, yang sejak 2022 berubah menjadi Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Adias.
Sama juga kalau lagi baca berita. Jangan cuma baca judulnya. Judul itu seringkali clickbait. Isinya bisa beda jauh. Baca isinya sampai tuntas. Kalau perlu, cari berita dari sumber lain yang kredibel.
Bandingkan. Cari tahu. Dengan begitu, kita akan punya pemahaman yang lebih komprehensif. Kita tidak akan mudah terjebak dalam informasi yang potong-potongan.
Pentingnya Konteks
Foto spanduk STIE ASSHOLEH ini adalah pengingat yang bagus. Pengingat bahwa konteks itu penting. Satu huruf saja hilang, artinya bisa beda jauh. Satu potongan cerita hilang, maknanya bisa berubah drastis.
Lain kali kalau kita menerima informasi, apalagi yang sifatnya sensitif, coba deh luangkan waktu sejenak. Cari tahu konteksnya. Cari tahu cerita selengkapnya.
Jangan sampai kita jadi korban dari informasi yang tidak utuh. Dan yang lebih penting lagi, jangan sampai kita jadi pelaku yang menyebarkan informasi yang tidak utuh. Karena efeknya bisa kemana-mana. Bisa merusak nama baik orang, bisa memicu kesalahpahaman, bahkan bisa memecah belah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI