Beberapa waktu lalu, saya mencoba sensasi nonton di sebuah "bioskop" privat di daerah Kemang, Jakarta Selatan. Saya penasaran, kayak apa sih rasanya nonton film di ruangan yang katanya privat?
Dari awal saya sudah punya ekspektasi macam-macam. Dari yang mikir bakal seperti bioskop sungguhan cuma ukurannya mini, sampai yang cuma bakal jadi ruang nonton biasa aja. Nah, setelah mengalami sendiri, saya akan menceritakannya untuk kalian semua.
BACA: Saya Sudah Malas Nonton Film di Bioskop
Bukan Bioskop, Tapi Ruang Nonton yang (Lumayan) NyamanÂ
Sewaktu pertama masuk, kesan yang saya dapat itu, "Oh, ternyata segini doang." Jangan bayangin ruangan besar, ya. Ukurannya itu kurang lebih sama seperti ruang karaoke buat empat orang. Jadi memang cocok banget kalau mau nonton bareng pacar, atau dengan beberapa teman akrab.
Yang paling beda dari bioskop biasa, di sini tidak disediakan kursi. Sebagai gantinya, mereka menyediakan bean bag dan karpet.
Saya jadi bisa selonjoran, bahkan tiduran saking nyamannya. Rasanya seperti sedang nonton di kamar sendiri, cuma layarnya lebih besar. Enak sih buat yang pengen relaksasi maksimal sambil nonton.
Perangkatnya Sederhana, Tapi Fungsional
Oke, ini bagian yang mungkin akan membuat beberapa orang mikir dua kali untuk mencobanya. Saya sempat perhatikan perangkat yang mereka gunakan, sederhana banget.
Buat memutar film, mereka cuma pakai laptop yang kemudian disambungkan ke proyektor buat memproyeksikan gambar ke dinding. Tapi jangan harap gambarnya sekelas layar bioskop XXI, ya. Ini lebih ke pengalaman nonton pakai proyektor di rumah.
Nah, untuk audio-nya, ini juga standar banget. Mereka cuma mengandalkan sepasang speaker kecil yang biasa dipakai buat komputer desktop.
Suaranya sih keluar, dialog kedengaran, efek suara juga ada, tapi ya itu, nggak nendang. Jangan harap suara dentuman bas yang bikin dada bergetar kayak di bioskop.
Ini mungkin jadi poin minus buat para audiophile atau yang suka efek suara menggelegar. Tapi ya sudahlah, namanya juga bioskop, eh ruang nonton privat, bukan bioskop XXI.
Pencahayaan dan Privasi: Sebuah Catatan Kecil
Ada satu hal yang saya rasakan kurang dari segi pengalaman, yaitu pencahayaan. Lampu di ruangannya cuma bisa hidup atau mati doang. Tidak ada pilihan buat mengatur tingkat terangnya.
Padahal kalau bisa diatur redup-terangnya, pasti bakal lebih asyik lagi. Terkadang, kita ingin suasana yang agak temaram tapi nggak gelap total, kan?
Biar bisa sesekali ngemil tanpa harus meraba-raba di dalam kegelapan, hehehe. Ini poin kecil sih, tapi lumayan bisa meningkatkan kenyamanan kalau diperbaiki.
Untuk urusan privasi, ini dia yang jadi daya tarik utama. Karena namanya juga ruang nonton privat, di dalam ruangannya tidak ada CCTV (setidaknya, sepertinya begitu, semoga). Jadi berasa banget privasinya.
Kamu bisa ketawa ngakak, nangis sesenggukan, atau bahkan komentarin setiap adegan film tanpa mikirin orang lain bakal terganggu atau ditegur. Bebas!
Tarif dan Aturan Mainnya
Ngomongin soal harga, layanan ruang nonton privat ini dikenakan tarif Rp150.000 untuk durasi dua jam. Jadi sebelumnya pastikan film yang akan kamu tonton durasinya kurang dari dua jam, ya.
Menurut saya sih worth it ya, apalagi kalau dibagi berdua atau bertiga. Jadi lebih murah dibanding nonton di bioskop umum kalau lagi ada film yang pengen dinikmati sendiri atau bareng orang terdekat aja.
Untuk sistem pembayarannya, wajib non-tunai. Dan satu lagi, kita harus booking dulu sebelum datang. Nggak bisa ujug-ujug langsung datang dan minta nonton. Namanya juga privat, ya kan, jadi biar jadwalnya teratur.
Jadwal paling awal adalah jam 10 pagi, 12 siang, 2 siang, dst, hingga yang terakhir adalah jam 6 sore.
Kalian juga diperbolehkan bawa makanan dan minuman sendiri, tapi tidak diperkenankan untuk merokok atau vaping. Jika dilanggar akan dikenakan denda.
Alternatif yang Menarik Buat Pengalaman Nonton yang Berbeda
Setelah mencoba, saya bisa bilang kalau ruang nonton privat ini adalah alternatif yang menarik buat kamu yang bosan dengan suasana bioskop umum yang kadang ramai dan banyak orang ngobrol.
Ini cocok buat:
- Pasangan yang ingin quality time: Nonton film romantis sambil pelukan di bean bag? Kenapa tidak!
- Teman-teman dekat yang pengen nonton serial secara beruntun atau maraton: Bawa camilan segambreng, ngobrol bebas, tanpa mikirin orang lain terganggu.
- Orang yang ingin nonton film yang tidak tayang di bioskop umum: Karena bisa pakai Netflix atau bawa film sendiri, ini jadi solusi pas.
Meskipun fasilitasnya sederhana dan tidak se-wow bioskop XXI, pengalaman privasi dan kenyamanannya itu yang jadi nilai jual utama.
Ini bukan tentang teknologi canggih atau sound system menggelegar, tapi tentang menciptakan ruang personal untuk menikmati film favorit.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI