Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... A Man (XY) and a Mind Besides Itself

Bukan pakar, pemerhati, pengamat, apalagi figur publik. Tulisan saya lainnya ada di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Rahasia Dibalik Rasa Mi Ayam yang Berubah Jika Dibawa Pulang

13 Mei 2025   09:53 Diperbarui: 13 Mei 2025   09:53 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mie Ayam dan Bakso (KOMPAS.com/Lea Lyliana) 

Sebagai pecinta mi ayam, sebisa mungkin saya mengonsumsinya di tempat, alias tidak dibawa pulang. Jika dibungkus untuk dinikmati di rumah, rasanya seperti berubah.

Nah, ada beberapa alasan kenapa mi ayam yang dibungkus sering bikin kecewa. Yuk, kita bahas dari yang ilmiah sampai yang sedikit... mistik.

Uap Panas: Si Pembunuh Tekstur Mi

Begini ceritanya, mi ayam itu baru dimasak saat ada yang memesan. Dibuat masih segar, panas, wangi, semua bumbu meresap sempurna. Tapi jika di-takeaway, mi itu langsung dibungkus dalam plastik atau kertas saat masih mengepul-ngepul penuh semangat. Uap panas yang terperangkap di dalam kemasan itu punya efek jahat: overcooking.

Mi yang sudah pas banget tingkat kematangannya, tiba-tiba harus menghadapi sesi steam bath dadakan di perjalanan. Akhirnya tekstur kenyal mi berubah jadi lembek berair. Kalau sausnya banyak, mi-nya jadi semacam bubur bersaus. Sedih, kan?

Belum lagi soal topping-nya. Ayam kecapnya jadi terlalu basah, sayurannya jadi tambah lembek, dan kuah kalau dicampur malah bikin mi tambah becek.

Intinya, mi ayam yang sempurna itu punya durasi hidup optimal yang cuma beberapa menit setelah diangkat dari panci. Lewat dari itu? Ya, hasilnya seperti yang sering kamu rasakan.

Plastik, Wadah yang Bikin Rusak Rasa

FYI, beberapa bungkus plastik yang sering dipakai tukang mi ayam itu bisa memberi rasa tambahan. Dan bukan tambah enak ya.

Panas dari mi bisa bikin bahan kimia dari plastik lepas dan meresap ke makanan. Ini yang bikin mi ayam kamu rasanya "kok beda, ya?". Kalau kamu sering merasa ada aftertaste aneh, mungkin plastiknya jadi biang keroknya.

Solusinya? Kalau memungkinkan, minta mi ayamnya dibungkus pakai wadah sendiri yang kamu bawa dari rumah. Emang agak ribet, tapi worth it kalau kamu mau rasanya lebih autentik.

Alasan Mistik: Diludahi Makhluk Tak Kasat Mata

Oke, ini bagian yang menurut saya tidak logis dan jadi mitos. Ada orang yang percaya kalau makanan, termasuk mi ayam, yang dibawa pulang itu menjadi kurang sedap karena sudah tidak terkena lagi daya magis si "penglarisnya".

Konsepnya begini: ada makhluk tak kasat mata yang bertugas "meludahi" makanan yang disajikan agar terasa lebih enak di benak orang yang makan. Bila makanan di bawa pulang, maka si makhluk ini tidak bisa melakukan tugasnya lagi.

Lalu apakah ini cuma mitos? Entahlah. Menurut orang-orang yang mengklaim punya indera keenam, katanya mereka sering melihat makhluk-makhluk seperti ini di tempat makan yang konon menggunakan penglaris.

Berhubung indera saya cuma lima, saya lebih suka memilih penjelasan secara ilmiahnya saja. Percaya atau tidaknya soal beginian, itu terserah kamu.

Solusi Anti Kecewa

Kalau mi ayam memang lebih nikmat disantap langsung di tempat, apa dong solusinya kalau kamu pengen makan di rumah? Ini beberapa tips yang bisa dicoba:

1. Pisahkan Kuah dari Mi: Kebanyakan warung sudah paham soal ini, tapi pastikan kamu minta kuahnya dipisah kalau mereka lupa. Dengan cara ini, mi nggak akan jadi terlalu lembek.

2. Bawa Wadah Sendiri: Selain lebih ramah lingkungan, wadah stainless steel atau kaca bisa menjaga suhu makanan tanpa membuatnya terlalu lembek atau tercampur rasa aneh.

3. Dipanaskan Kembali dengan Benar: Kalau mi ayam sudah dingin di rumah, jangan cuma di-microwave. Panaskan kuahnya secara terpisah, tuang ke mi pelan-pelan, dan aduk dengan hati-hati.

4. Santap di Tempat: Ini cara paling simpel dan efektif. Makan di tempat memastikan kamu dapat rasa terbaik yang dimaksudkan oleh penjualnya.

Nikmati Saja di Tempat

Mi ayam itu rasanya bisa berubah tergantung bagaimana dan kapan kamu menikmatinya. Secara ilmiah, uap panas dan cara bungkus yang salah memang musuh utama.

Jadi lain kali kalau kamu beli mi ayam, pikir dua kali sebelum memutuskan untuk dibungkus. Kalau rasanya beda lagi, ya mungkin ini tanda bahwa mi ayam itu memang dirancang untuk dinikmati fresh, di tempat, dengan suasana warung yang khas. Selamat berburu mi ayam terbaik!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun